Jakarta (15/04) – Direktorat Jenderal Hortikultura menyelenggarakan Halal Bil Halal 1446 H yang diikuti oleh jajaran pimpinan dan pegawai. Kegiatan berlangsung tepat di aula kantor yang dapat juga disaksikan secara virtual melalui channel youtube Ditjen Hortikultura. Acara ini diikuti secara antusias dengan menghadirkan Ustad Muhammad Nur Maulana.
Dalam sambutannya, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat mewakili Direktur Jenderal Hortikultura, Andi Muhammad Idil Fitri menekankan pentingnya halal bil halal sebagai sarana membangun kembali hubungan antar pegawai dengan semangat saling memaafkan.
“Halal Bihalal untuk menjaga kekompakan dan memperkuat hubungan silaturahmi serta saling memaafkan satu sama lain,” ujar Idil.
Dirinya mengajak seluruh pegawai untuk menjadikan suasana Idul Fitri sebagai momen refleksi diri dan peningkatan kinerja. Idul Fitri sebagai semangat baru setelah sebulan penuh menjalankan ibadah di bulan Ramadan dengan menjaga kekeluargaan.
“Dengan adanya pertemuan bersama ini, diharapkan ke depannya, seluruh pegawai dapat menjaga semangat kebersamaan. Ikhlas dalam bekerja dan konsistensi dalam menjalankan amalan-amalan baik di bulan-bulan berikutnya,” tuturnya.
Dalam ceramahnya, Ustad Maulana menyampaikan bahwa ibadah di bulan suci Ramadhan sangat penting. Di dalam 30 hari selama Ramadhan terdapat masing-masing manfaat bagi pribadi sebagai hamba Allah. Kebaikannya berlanjut hingga malam takbiran.
“Pada malam takbiran, Allah haramkan kita dari api neraka. Makanya kumandangkan takbir sepanjang malam. Begitupun saat solat Idul Fitri. Segala ampunan diturunkan oleh Allah dan kita kembali bersih,” katanya.
Ustad berdarah Bugis ini menyampaikan bahwa dosa dihapuskan lewat perjalanan shalat Idul Fitri. Oleh karena itu, shalat Idul Fitri di lapangan agar semua orang dapat datang karena pada saat itu didoakan oleh malaikat.
Ustad Maulana juga menyampaikan shalat Idul Fitri yang dilaksanakan dua rakaat dengan tujuh takbir pada rakat pertama dan lima takbir pada rakaat kedua memiliki makna mendalam.
“Dua rakaat dalam shalat Idul Fitri merupakan penghapus dosa bagi kita. Rakaat pertama dengan tujuh takbir yakni menghapus dosa pikiran, dua mata, hidung, mulut, dan dua telinga. Rakaat ke dua dengan lima takbir yakni menghapus dosa kedua tangan, kedua kaki, dan organ bagian bawah. Kemudian diingat ya, di mana meletakkan sendal, pulangnya ke situ lagi. Kalau tidak, sendalnya hilang,” paparnya dengan gestur yang mengundang gelak tawa seluruh peserta yang hadir.
Acara yang berlangsung satu jam berlangsung dengan khidmat dan penuh kehangatan. Usai ramah tamah, kegiatan dilanjutkan dengan penayangan video ucapan Idul Fitri dari masing-masing direktorat berikut kuis berhadiah. Harapan ke depan, seluruh pegawai menjaga semangat kebersamaan, keikhlasan dalam bekerja, dan konsistensi dalam menjalankan amalan-amalan baik di bulan-bulan berikutnya.