DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
  • Halaman Utama
  • Beranda
  • TENTANG KAMI
  • JDIH
  • PERIZINAN
  • STATISTIK
    • Jadwal Rilis
    • Publikasi
  • PERPUSTAKAAN
    • BUKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
    • BUKU DIREKTORAT BUAH DAN FLORIKULTURA
    • BUKU DIREKTORAT SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
    • BUKU DIREKTORAT PERBENIHAN
    • BUKU DIREKTORAT PERLINDUNGAN
    • BUKU DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA
    • BUKU LAINNYA
  • Halaman Utama
  • Beranda
  • TENTANG KAMI
  • JDIH
  • PERIZINAN
  • STATISTIK
    • Jadwal Rilis
    • Publikasi
  • PERPUSTAKAAN
    • BUKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
    • BUKU DIREKTORAT BUAH DAN FLORIKULTURA
    • BUKU DIREKTORAT SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
    • BUKU DIREKTORAT PERBENIHAN
    • BUKU DIREKTORAT PERLINDUNGAN
    • BUKU DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA
    • BUKU LAINNYA
No Result
View All Result
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
No Result
View All Result
Home BERITA UTAMA

Teknologi Hemat Air Antisipasi Musim Kemarau pada Komoditas Hortikultura

27/10/2023
in BERITA UTAMA, Uncategorized
0

*Rilis Kementan, 13 Juli 2020*
Nomor : 907/R-KEMENTAN/07/2020

IMG-20200713-WA0051

*Jakarta* – Dampak perubahan iklim telah membawa kerugian di berbagai sektor, termasuk sektor pertanian. Beberapa faktor iklim yang berpengaruh terhadap budidaya hortikultura antara lain curah hujan, suhu udara, kecepatan angin, dan kelembaban udara. Dengan adanya informasi prakiraan iklim yang akurat, maka kemungkinan terjadinya gagal panen dapat dihindari dengan cara menyesuaikan sistem budidaya atau manajemen pola tanam.

Dalam rangka mengantisipasi dampak perubahan iklim khususnya musim kemarau pada komoditas hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian melakukan langkah konkret dengan melaksanakan kegiatan _Virtual Literacy_ GEDOR HORTI _In Action._ Acara yang dibuka oleh Sekretaris Ditjen Hortikultura Retno Sri Hartati Mukyandari dari Horticulture War Room (HWR) ini mendapat respon yang luar biasa. Peserta yang tergabung di zoom meeting mencapai 1000 nodes (titik) dan melalui live streaming youtube mencapai lebih dari 5 ribu peserta dari berbagai kalangan seperti ASN, peneliti, dosen/widyaiswara, mahasiswa, petani/pelaku usaha dan penyuluh pertanian.

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, yang pada kesempatan tersebut diwakili Setditjen Hortikultura menerangkan bahwa ada tiga strategi kebijakan pembangunan hortikultura terkait perubahan iklim, yaitu antisipasi, mitigasi, dan adaptasi. Strategi antisipasi dengan mengadakan pengkajian terhadap perubahan iklim untuk meminimalkan dampak negatif. Lalu, mitigasi untuk mengurangi resiko terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca. Terakhir, adaptasi melalui penyesuaian sistem alam dan sosial untuk menghadapi dampak negatif terhadap perubahan iklim.

Anton – sapaan akrabnya – yang dikenal pula sebagai pakar lingkungan, menambahkan bahwa langkah konkret yang dilakukan dalam rangka penanganan dampak perubahan iklim melalui pengumpulan data dan informasi iklim dari UPTD BPTPH se-Indonesia. Selanjutnya berkoordinasi dengan BMKG tentang prakiraan cuaca untuk 3 bulan ke depan dan antisipasi ketersediaan air hujan. Lalu, menyusun Early Warning System (EWS) manajemen pola tanam ke dinas pertanian se-Indonesia. Kemudian berkordinasi dengan perguruan tinggi dan instansi terkait informasi daerah rawan kekeringan dan kebanjiran.

Sementara Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf menyampaikan bahwa kebijakan pusat untuk pengamanan produk hortikultura melalui strategi adaptasi dan mitigasi dengan sasaran lokasi sentra hortikultura yang rawan terkena dampak perubahan iklim (kekeringan dan banjir). Adapun yang menjadi komponen-komponen kegiatan, diantaranya adalah teknologi hemat air (irigasi tetes/sprinkler/kabut), teknologi panen air (embung, sumur dangkal, sumur dalam), dan penampungan air sementara (gorong-gorong beton).

Murtiningrum, narasumber dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada menyampaikan bahwa penerapan teknologi hemat air pada komoditas hortikultura sangat penting dilakukan mengingat aktivititas pertanian bergantung pada ketersediaan air sepanjang musim tanam.

“Petani dapat menerapkan teknologi irigasi tetes dan irigasi curah untuk antisipasi musim kemarau”, ungkapnya.

Senada dengan hal tersebut, Budi Kartiwa, narasumber dari Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Badan Litbang Pertanian menyampaikan bahwa model pengelolaan air harus mendapat perhatian yang utama. Produktivitas lahan dapat ditingkatkan dengan melakukan optimalisasi pengelolaan air, dengan memperhatikan empat faktor utama seperti potensi ketersediaan air, eksploitasi sumber daya air, distribusi air dari sumber menuju lahan, dan teknik penyiraman.

Pada kegiatan _Virtual Literacy_ kali ini juga menghadirkan testimoni dari dua petani yang telah menerapkan teknologi hemat air. Sawabiana, ketua kelompok Tani Lestari Mulyo, Desa Selopamioro, Imogiri, Bantul, D.I. Yogyakarta, menjelaskan bahwa kelompok binaannya mengelola seluas 120 ha dengan menggunakan teknologi irigasi sprinkler.

“Teknologi ini sudah kami gunakan kurang lebih 2 tahun. Biaya yang kami keluarkan untuk luasan 1.000 m2 sekitar Rp. 3,5 Juta. Keistimewaan dari irigasi sprinkler ini adalah hemat tenaga, bensin dan air”, ungkapnya.

Sawabiana menambahkan bahwa dengan luasan 2.000 meter persegi membutuhkan waktu sekitar 1 jam bila dibandingkan penyiraman dengan selang yang membutuhkan waktu setengah hari. Di samping itu pada lokasi pertanaman juga tidak ditemukan adanya ulat, karena lingkungan di sekitar pertanaman lebih lembab sehingga telur ulat gagal menetas.

Hal senada disampaikan Sumarna, ketua kelompok tani Pasir Makmur, Desa Srigading, Sanden, Bantul yang telah menerapkan teknologi irigasi kabut. Untuk luasan 1.000 meter persegi dibutuhkan waktu 1 jam dengan debit air yang dikeluarkan sekitar 300-400 liter per menitnya.

“Irigasi kabut juga dapat mengendalikan hama, terutama ulat daun yang menjadi momok petani”, pungkasnya.

Sumarna menambahkan, penyiraman di pagi hari dengan irigasi kabut juga bisa menghilangkan embun upas. Di sisi lain ada penghematan biaya, karena selang kabut dengan pemakaian dua musim tanam biaya modal sudah bisa kembali.

“Nilai usia dari selang kabut ini selama 5 tahun standar pabrik, namun sampai saat ini kami pakai sampai 6 tahun. Jadi penghematannya sangat banyak, dua musim tanam sudah balik modal, yang empat tahun selanjutnya sudah _free_”, ungkapnya.

Previous Post

Tingkatkan Budidaya Anggrek, Mentan Dorong Perusahaan Eka Karya Flora Buka Akses Pasar Secara Luas

Next Post

Klinik PHT Koto Panjang Masifkan Gerakan Bertani Ramah Lingkungan

Humas Ditjen Hortikultura

Humas Ditjen Hortikultura

Next Post

Klinik PHT Koto Panjang Masifkan Gerakan Bertani Ramah Lingkungan

Buku Hortikultura

Buku Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura

Buku Angka TetapHortikulturaTahun 2024

by Hubungan Masyarakat
15/08/2025
0

Pengarah: Dr. Ir. Muhammad Taufik Ratule Penyunting: Dyah Ismayaningrum, SE, SP Widhiyanti Nugraheni, S.Si, M.SE Staff Penyunting: Sulastri, S.Si., M.SE...

Read more

BUKU SAKU BROKOLI & KEMBANG KOL

20/05/2025
Pengunaan Bubur Bordo Untuk Pengendalian OPT Buah

Pengunaan Bubur Bordo Untuk Pengendalian OPT Buah

06/11/2024
Petunjuk Teknis PENGENDALIAN OPT KUBIS

Petunjuk Teknis PENGENDALIAN OPT KUBIS

06/11/2024
MENCEGAH ANCAMAN PENYAKIT SISTEMIK JERUK – Bangkitkan Kejayaan Jeruk Lokal

MENCEGAH ANCAMAN PENYAKIT SISTEMIK JERUK – Bangkitkan Kejayaan Jeruk Lokal

06/11/2024

Berita Utama

Survey Indikator Politik Indonesia : Kinerja Kinerja Mentan Amran Tertinggi 84,9%.
BERITA UTAMA

Survey Indikator Politik Indonesia : Kinerja Kinerja Mentan Amran Tertinggi 84,9%.

by Humas Ditjen Hortikultura
10/11/2025
0

Jakarta — Indikator Politik Indonesia yang dipimpin oleh Prof. Burhanuddin Muhtadi mempublikasikan hasil survei atas tingkat kepuasan publik terhadap sejumlah...

Read more
Sinergi Pemerintah dan Industri Perbenihan Hortikultura Dukung Swasembada Pangan Nasional

Sinergi Pemerintah dan Industri Perbenihan Hortikultura Dukung Swasembada Pangan Nasional

09/10/2025
Wamentan Sudaryono Jadikan Pesantren Mitra Strategis Ketahanan Pangan!

Wamentan Sudaryono Jadikan Pesantren Mitra Strategis Ketahanan Pangan!

09/10/2025
Wamentan Sudaryono: Kunci Kesaktian Pancasila Ada di Ketahanan Pangan Indonesia!

Wamentan Sudaryono: Kunci Kesaktian Pancasila Ada di Ketahanan Pangan Indonesia!

02/10/2025
Dorong Nilai Tambah Demi Kesejahteraan Petani, Mentan Amran Perkuat Sektor Perkebunan Sulut

Dorong Nilai Tambah Demi Kesejahteraan Petani, Mentan Amran Perkuat Sektor Perkebunan Sulut

17/09/2025

AGENDA KEGIATAN HORTIKULTURA

  • – 01:00, 06/10/2025 – 08/10/2025 – Kunjungan Oplah
  • – 01:00, 13/10/2025 – RDP Komisi IV DPR
  • – 01:00, 18/10/2025 – Kegiatan P2B Cirebon

ALAMAT KAMI :

KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
Jl. Aup No.3, RT.9/RW.10, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12520
Telp: (021) 7806881
[email protected]
hortikultura.pertanian.go.id

TAUTAN SITUS :

- Kementerian Pertanian
- Kementerian Perdagangan
- PPID Pertanian
- Badan Pusat Statistik
- Lapor
- Layanan Pengadaan Secara Elektronik
- Whistleblowing System

SOSIAL MEDIA :

  @hortvditjenhorti
  DitjenHorti
  @horti.kementan
  @ditjenhorti

Hak Cipta © 2024 Direktorat Jenderal Hortikultura - Kementerian Pertanian RI

No Result
View All Result
  • Halaman Utama
  • Beranda
  • TENTANG KAMI
  • JDIH
  • PERIZINAN
  • STATISTIK
    • Jadwal Rilis
    • Publikasi
  • PERPUSTAKAAN
    • BUKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
    • BUKU DIREKTORAT BUAH DAN FLORIKULTURA
    • BUKU DIREKTORAT SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
    • BUKU DIREKTORAT PERBENIHAN
    • BUKU DIREKTORAT PERLINDUNGAN
    • BUKU DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA
    • BUKU LAINNYA

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Aksebilitas

Mode Aksebilitas

Mode Aman Epilepsi
Meredam warna dan menghilangkan kedipan
Mode ini memungkinkan penderita epilepsi untuk menggunakan situs web dengan aman dengan menghilangkan risiko kejang akibat animasi berkedip atau berkedip dan kombinasi warna yang berisiko.
Mode Tunanetra
Meningkatkan visual situs web
Mode ini menyesuaikan website dengan kenyamanan pengguna penyandang disabilitas penglihatan seperti Penurunan Penglihatan, Penglihatan Terowongan, Katarak, Glaukoma, dan lain-lain.
Mode Disabilitas Kognitif
Membantu untuk fokus pada konten tertentu
Mode ini memberikan opsi bantuan berbeda untuk membantu pengguna dengan gangguan kognitif seperti Disleksia, Autisme, CVA, dan lainnya, agar lebih mudah fokus pada elemen penting situs web.
Mode Ramah ADHD
Mengurangi gangguan dan meningkatkan fokus
Mode ini membantu pengguna dengan ADHD dan gangguan perkembangan saraf untuk membaca, menelusuri, dan fokus pada elemen utama situs web dengan lebih mudah sekaligus mengurangi gangguan secara signifikan.
Mode Kebutaan
Memungkinkan penggunaan situs dengan pembaca layar-baca
Mode ini mengonfigurasi situs web agar kompatibel dengan pembaca layar seperti JAWS, NVDA, VoiceOver, dan TalkBack. Pembaca layar adalah perangkat lunak untuk pengguna tunanetra yang diinstal pada komputer dan ponsel cerdas, dan situs web harus kompatibel dengannya.

Pengalaman Membaca

Skala Konten
Default
Kaca Pembesar Teks
Font Terbaca
Ramah Disleksia
Penyorotan Judul
Penyorotan Tautan
Ukuran Font
Default
Line Height
Default
Spasi Huruf
Default
Rata Kiri
Rata Tengah
Rata Kanan

Pengalaman yang Menyenangkan Secara Visual

Kontras Gelap
Kontras Terang
Satu Warna
Kontras Tinggi
Saturasi Tinggi
Saturasi Rendah
Atur Warna Teks
Atur Warna Judul
Atur Warna Latar

Orientasi Mudah

Suara Hening
Sembunyikan Gambar
Papan Ketik Maya
Panduan Membaca
Stop Animasi
Penanda Bacaan
Penyorotan Kursor
Penyorotan Fokus
Kursor Besar Gelap
Kursor Besar Terang
Kunci Navigasi