Solok jadi salah satu lokasi potensial dan prospektif untuk dikembangkan menjadi sentra bawang putih nasional. Kecamatan Lembah Gumanti dan Lembang Jaya, Solok dengan ketinggian di atas 1.000 m dpl ini potensial ditanam bawang putih.
“Solok telah berhasil menjadi sentra bawang merah terbeaar di Sumatera dan kini akan dijadikan juga sentra bawang putih,” demikian ujar Suwandi, Dirjen Hortikultura saat tanam perdana bawang putih di Nagari Air Dingin, Kecamatan Lembah Gimanti, Kabupaten Solok, Kamis (28/2/2019).
Suwandi menjelaskan pengembangan bawang putih di Solok dilakukan bersama dinas lingkup pertanian Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Solok dan juga bersama petani sehingga bergerak menanam bawang putih secara masif.
“Kita optimis Solok akan menjadi sentra bawang putih dalam waktu tiga tahun ke depan, setelah Lombok Timur dan Temanggung. Pada tahun 2019 ini kita tanam di 110 labupaten. Ini sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk kejar target nasional swasembada pada 2021 dengan tanam seluas 100.000 hektar,” jelasnya.
Guna mengejar target 2021 tersebut, Suwandi menegaskan kebijakannya yakni seluruh yang ditanam, hasilnya dipanen dan diproses dijadikan benih untuk ditanam lagi 3 sampai 4 kali lupat pada tahun berikutnya.
“Tahun 2018 lalu sudah tanam sekitar 10.000 hektar semuanya dijadikan benih,” tegas dia.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat, Chandra, mengatakan potensi lahan total 27.500 hektar terdiri 13.000 hektar. Wilayah selain Solok yang potensial adalah 11.000 hektar di Agam, 3.000 hektar Tanah Datar dan 500 hektar di Solok Selatan.
“Jika pada 2015 kita sudah tanam 50 hektar di Solok, maka pada 2019 ini direncanakan tanam 575 hektar naik 1.050 persen dari 2018,” katanya.
Luas tanam 2019 seluas 575 hektar terdiri dari wajib tanam importir 250 hektar dari 5 perusahaan dan 375 hektar dari APBN. Hasil panen 50 hektar dari tanam 2018 seluruhnya diproses dijadikan benih untuk 200 hektar tanam dan kekurangan benih diambil dari benih lokal daerah lain.
“Nantinya hasil panen 575 hektar ini akan diproses dan dijadikan benih untuk ditanam lagi pada 2020 target 2.000 hektar dan panennya dijadikan benih lagi ditanam 2021 target 6.000 hektar,” ujar Chandra.
Selanjutnya, Kepala Dinas Pertanian Solok, Admaison menerangkan tidak ada kendala menanam bawang putih. Lahan tersedia luas dan air cukup untuk mempercepat tanam perlu cultivator mesin pengolah tanam.
“Tahun 2018 kemarin telah berhasil tanam dan panen bawang putih 50 hektar dan 2019 sekarang mau tanam 575 hektar. Baru saja panen hasilnya 16 hingga 24 ton perhektar, ini produksi tinggi karena tanah subur dan iklimnya cocok. Hasil panrn ini siap diproses dijadikan benig lagi,” terang dia.
Masih di tempat yang sama, Anggota Komisi IV DPR-RI Hasanuddin mengatakan pihaknya mendukung penuh program bawang putih. Pasalanya di sini (Solok -red) lahan potensi untuk sayuran sangat luas, bahkan sumber air ada danau kembar.
“Agar petani lebih sejahtera, agar diarahkan sayuran organik, menggunakan pupuk organik, pestisida hayati. Kotoran ayam dan limbah ternak diolah dengam Unit Pengolah Pupuk Organik menjadi kompos, sedangkan limbah sayuran dijadikan pakan ternak,” katanya.
Akan hal itu Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mendukung program ini. Asisten-II Provinsi Sumbar, Benni Warlis mengatakan dulu Kabupaten Solok, Agam, dan Tanah Datar tahun 1990an pernah jaya bawang putihnya. Selama ini telah digantikan dengan sayuran lain, sehingga mendukung penuh membangkitkan kembali bawang putih dan harapannya diarahkan pada pola pola pertanian organik.
“Pertanian Solok akan lebih maju dengan cara dikembangkan wisatanya, agar tumbuh wisata berbasis agro,” jelas Benni.
Hadir dalam acara tanam perdana bawang putih di Nagari Air Dingin Kecamatan Lembah Gumanti dan panen pawang putih di Nagari Koto Laweh, Kecamatan Lembang Jaya Kabupaten Solok pihak BPTP Sumatera Barat, Wali Nagari dan para petani.