Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang sebagian besar penduduknya bergantung pada sektor pertanian untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keadaan tanah Indonesia yang terkenal subur dan kondisi alam yang mendukung menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara yang penduduknya banyak berprofesi sebagai petani.
Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah. Selain berperan sebagai sumber penghasil kebutuhan pokok, dan menyediakan lapangan kerja, pertanian juga memberikan sumbangan terhadap pendapatan sekaligus memberikan devisa kepada negara. Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor yang meliputi sub sektor tanaman pangan, sub sektor hortikultura, sub sektor perikanan, sub sektor peternakan, dan sub sektor kehutanan. Salah satu sub sektor pertanian yang saat ini banyak digeluti masyarakat yaitu sub sektor hortikultura.
Di Indonesia, pengembangan sub sektor hortikultura pada umumnya masih dalam skala perkebunan rakyat yang tumbuh dan dipelihara secara alami dan tradisional. Usaha hortikultura khususnya buah-buahan selama ini masih dipandang sebagai usaha sampingan yang ditanam di pekarangan dengan luas areal sempit dan penerapan teknik budidaya pasca panen yang masih sederhana. Oleh karena itu dalam rangka mengembangkan buah-buahan di Indonesia dan untuk meningkatkan daya saingnya baik di pasar lokal maupun pasar ekspor, pemerintah menggerakkan pembangunan pertanian bidang hortikultura dan strategi pemasarannya.
Kota Berastagi merupakan kota yang terletak di Kabupaten Karo. Kabupaten Karo terkenal dengan nama Tanah Karo Simalem yang berarti tanah yang tidak sakit (tanah yang subur, sejuk, damai dan sejahtera), yang terletak di dataran tinggi. Tanah Karo dengan ketinggian antara 600 sampai 1400 meter di atas permukaan laut. Dari ketinggian tersebut kabupaten ini mempunyai iklim yang sangat sejuk dan berciri khas dengan daerah buah dan sayur. Kota yang sangat terkenal di Kabupaten Karo adalah Kota Berastagi. Secara geografis, Berastagi merupakan kota yang ramai dengan para penjaja buah-buahan serta sayur mayur di sepanjang jalan kotanya. Buah-buahan dan sayur-mayur yang ditawarkan ini merupakan hasil tanah Kota Berastagi. Dari Berastagi inilah,suplai sayur-mayur dan buah-buahan di kota Medan atau kota-kota besar lainnya di Sumatera Utara dapat terpenuhi.
Adalah Elly Mawarta Ginting, seorang wanita sukses yang berhasil dalam mengembangkan sektor hortikultura di Desa Peceran, Laugendek, Kecamatan Berastagi.
“Komoditas yang kami tanam antara lain wortel, tomat, cabai, kol bunga, daun bawang, buah naga, stroberi dan beberapa tanaman hias dengan luas lahan keseluruhan sekitar 10 ha,” ujar Elly yang merupakan Sarjana Pertanian lulusan Universitas Sumatera Utara.
Dengan bekal latar belakang bidang pertanian, Elly mengembangkan usahanya dengan sangat berhasil didampingi oleh suaminya. Meski tidak tergabung dalam sebuah kelompok, Elly berhasil meningkatkan kemampuannya dalam teknologi budidaya maupun membangun jaringan pasar dari produk hortikultura yang ditanamnya.
“Lokasi kebun kami sangat strategis, dekat dengan jalan raya Medan Berastagi dan dekat dengan pusat pasar,” lanjut Elly. Pemasaran produk dilakukan ke pasar tradisional di Lau Gendek, Peceren maupun pasar di Berastagi.
Di tengah-tengah kesehariannya sebagai petani dan ibu rumah tangga, Elly termasuk tokoh yang aktif dalam kegiatan keagamaan. Berkat kegigihannya mengembangkan usaha bisnis hortikultura, Elly bisa melaksanakan umroh ke tanah suci bersama keluarganya.
Melalui keberhasilan Elly membangun bisnis hortikultura, masyarakat sekitar Lau Gendek semakin banyak yang menjadi petani hortikultura yang berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar Lau Gendek dan Berastagi.
Oleh :
Henni Kristina Tarigan, SP, ME
(Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Madya)