DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
  • BERANDA
  • TENTANG KAMI
  • JDIH
  • PERIZINAN
  • STATISTIK
    • Jadwal Rilis
    • Publikasi
  • PERPUSTAKAAN
    • BUKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
    • BUKU DIREKTORAT BUAH DAN FLORIKULTURA
    • BUKU DIREKTORAT SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
    • BUKU DIREKTORAT PERBENIHAN
    • BUKU DIREKTORAT PERLINDUNGAN
    • BUKU DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA
    • BUKU LAINNYA
  • BERANDA
  • TENTANG KAMI
  • JDIH
  • PERIZINAN
  • STATISTIK
    • Jadwal Rilis
    • Publikasi
  • PERPUSTAKAAN
    • BUKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
    • BUKU DIREKTORAT BUAH DAN FLORIKULTURA
    • BUKU DIREKTORAT SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
    • BUKU DIREKTORAT PERBENIHAN
    • BUKU DIREKTORAT PERLINDUNGAN
    • BUKU DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA
    • BUKU LAINNYA
No Result
View All Result
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
No Result
View All Result
Home BERITA UTAMA

Strategi Produksi Komoditas Hortikultura di Masa Perubahan Iklim

27/10/2023
in BERITA UTAMA, Uncategorized
0

*Rilis Kementan, 28 Juni 2020*
Nomor : 802/R-KEMENTAN/06/2020

IMG-20200625-WA0074

Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menyiapkan sejumlah inisiatif untuk mengantisipasi potensi gangguan produksi komoditas hortikultura akibat kekeringan dan efek pandemi COVID-19. Perubahan iklim tidak lagi sebagai isu, tetapi telah menjadi kenyataan yang memerlukan tindakan nyata secara bersama pada tingkat global, regional maupun nasional. Dalam menyikapi perubahan iklim, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, Minggu (28/6) mengatakan telah menyusun suatu strategi yang meliputi tiga aspek, yaitu antisipasi, mitigasi, dan adaptasi.

Strategi antisipasi dilakukan dengan melakukan pengkajian terhadap perubahan iklim untuk meminimalkan dampak negatifnya terhadap sektor pertanian. Menurut pria yg biasa disapa Anton ini, adaptasi merupakan tindakan penyesuaian sistem alam dan sosial untuk menghadapi dampak negatif perubahan iklim.

Upaya tersebut akan bermanfaat dan lebih efektif bila laju perubahan iklim tidak melebihi kemampuan upaya adaptasi. Oleh karena itu, perlu diimbangi dengan upaya mitigasi, yaitu mengurangi sumber maupun peningkatan penyerap gas rumah kaca,” papar Anton.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf mengatakan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan selalu berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura yang ada di 34 provinsi di Indonesia.

Kegiatan yang dilakukan meliputi pengumpulan data dan informasi iklim dari UPTD BPTPH, koordinasi dengan stasiun Iklim/BMKG tentang prakiraan/Early Warning System (EWS) cuaca tiga bulan ke depan dan ketersediaan air hujan, menyampaikan EWS pola tanam kepada seluruh Dinas Pertanian di sentra cabai dan bawang merah, serta berkolaborasi dengan perguruan tinggi dan instansi terkait terutama antisipasi informasi daerah rawan banjir/kekeringan.

“Ditjen Hortikultura melalui Direktorat Perlindungan Hortikultura telah mengalokasikan anggaran APBN dalam rangka Penanganan Dampak Perubahan Iklim. Tujuan dari bantuan ini adalah untuk mengamankan produk hortikultura akibat DPI melalui teknologi adaptasi dan mitigasi. Sasarannya adalah lokasi sentra hortikultura yang rawan terkena dampak perubahan iklim,” papar Yanti.

Bantuan tersebut meliputi kegiatan penunjang operasional penanganan dampak perubahan iklim baik kekeringan (Musim Kering) dan banjir (Musim Hujan), yang antara lain berupa teknologi hemat air melalui irigasi tetes/ kabut (drip/ sprinkler/ mist irrigation), pompanisasi dengan sarana pendukung pipa/pralon/selang, teknologi panen air (embung/water reservoir), sumur dangkal dan sumur dalam (bor), penampungan air sementara (gorong-gorong beton). Penetapan pola tanam berbasis kesesuaian agroklimat, pengembangan biopori untuk meningkatkan serapan air tanah. Diharapkan dengan langkah antisipatif ini, komoditas hortikultura tetap dapat berproduksi dengan baik dan maksimal.

Pengelolaan OPT

Dampak terberat dari perubahan iklim adalah gagal panen. Hal tersebut karena keterbatasan dalam melakukan budidaya seperti kurangnya pengairan ataupun serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang sering muncul saat pergantian musim. Yanti mengungkapkan, ada beberapa poin yang menjadi perhatian terkait budidaya yang tepat di masa perubahan iklim yaitu musim kemarau. Poin tersebut adalah memperhatikan aspek klimatologis seperti pola curah hujan (hari hujan perdasarian dan volume curah hujan per bulan), suhu dan kecepatan dan arah angin, aspek hidrologi (sistem irigasi dan sumber daya air), serta keragaan dan penciutan luas lahan pertanian di sekitar pantai dan lahan kering.

“Selain itu memperhatikan infrastruktur/sarana dan prasarana pertanian, terutama saluran irigasi dan waduk/situ/embung, sistem produksi pertanian, terutama sistem usaha tani dan agribisnis, pola tanam, produktivitas, pergeseran jenis dan varietas dominan, volume produksi, serta aspek sosial-ekonomi dan budaya,” jelasnya.

Dirinya menerangkan, dengan memperhatikan poin-poin tersebut, akan diperoleh rekomendasi teknologi mitigasi untuk mengurangi emisi GRK dari lahan pertanian. antara lain melalui penggunaan varietas rendah emisi serta penggunaan teknologi pengelolaan air dan lahan. Teknologi adaptasi bertujuan melakukan penyesuaian terhadap dampak dari perubahan iklim untuk mengurangi risiko kegagalan produksi pertanian. Teknologi adaptasi meliputi penyesuaian waktu tanam, penggunaan varietas unggul tahan kekeringan, rendaman dan salinitas, serta pengembangan teknologi pengelolaan air.

Dalam usahatani khususnya pada komoditas hortikultura, penting untuk memastikan tersedianya air. Dengan teknologi yang sederhana, contohnya teknologi irigasi tetes sederhana, dapat dilakukan pengaturan sehingga air yang diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan mengarah langsung ke area perakaran tanaman sehingga tidak ada air yang terbuang percuma. Selain itu, antisipasi kekurangan air dengan memanfaatkan air di musim hujan juga sangat direkomendasikan. Petani dapat membuat penampungan air sederhana untuk menampung air hujan, sehingga dapat membantu pemenuhan kebutuhan air di lahan saat datang musim kemarau.

Budi daya yang baik dimulai dari pengolahan tanah. Pengolahan tanah yang optimal, solarisasi tanah, serta pemberian pupuk organik dan agens pengendali hayati diharapkan menjadikan tanah siap untuk ditanami dan terbebas dari OPT tular tanah. Tanah yang baik menjadikan tanaman yang tumbuh di atasnya lebih sehat sehingga lebih tahan jika ada serangan OPT. Di samping itu, pengamatan yang teratur dan penggunaan bahan pengendali OPT yang ramah lingkungan seperti pemasangan perangkap likat, penanaman refugia, dan penggunaan pestisida nabati juga dapat menekan serangan OPT.

Pasokan Masa New Normal

Ketersediaan komoditas hortikultura di masa pandemi COVID 19 terutama menghadapi masa new normal terus tersedia. Petani kita, menurut Yanti, tidak pernah berhenti menyiapkan lahannya, memelihara tanaman dan hingga panen.

“Hal ini sejalan dengan arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa aktivitas pertanian tidak boleh berhenti. Bahan pangan harus tetap tersedia untuk pemenuhan kebutuhan bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia. Hal ini tentunya disambut baik oleh Kementan beserta jajarannya untuk senantiasa memantau, mengecek dan memastikan bahwa ketersediaan pangan aman,” tambahnya.

Langkah konkret yang dilakukan untuk menjamin ketersediaan hortikultura yaitu dengan pendekatan teknologi adaptasi melalui penyesuaian waktu dan pola tanam. Penyesuaian waktu dan pola tanam, menurutnya merupakan upaya yang sangat strategis guna mengurangi atau menghindari dampak perubahan iklim akibat pergeseran musim dan perubahan pola curah hujan. Untuk komoditas strategis hortikultura khususnya cabai dan bawang merah sampai saat ini tersedia dan aman dengan mengacu pada manajemen tanam yang sudah dicanangkan oleh Ditjen Hortikultura.

“Komoditas aneka cabai saat ini panen raya, begitupun hal nya untuk komoditas bawang merah yang cukup tersedia dan panen di beberapa sentra produksi seperti di Brebes, Pati, Demak, Bima, Enrekang dan daerah sentra lainnya. Petani hortikultura adalah petani yang tangguh dan ulet serta familiar dengan teknologi sehingga informasi yang terkait dengan EWS BMKG dan EWS Ketersediaan dan Manajemen Tanam Aneka Cabai dan Bawang Merah menjadi rujukan dalam berbudidaya di lapangan,” jelas Yanti.

Previous Post

Budidaya Bawah Merah TSS Untungkan Petani, Kementan Dorong Teknologi Soyblok Sider

Next Post

Masifkan Pertanian Ramah Lingkungan, Petani di Bantul Kembangkan APH

Humas Ditjen Hortikultura

Humas Ditjen Hortikultura

Next Post

Masifkan Pertanian Ramah Lingkungan, Petani di Bantul Kembangkan APH

Buku Hortikultura

Buku Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura

BUKU SAKU BROKOLI & KEMBANG KOL

by Admin Perpustakaan
20/05/2025
0

Pengarah: Dr. Ir. Muhammad Taufik Ratule Andi Muhammad Idil Fitri, SE, M.M.   Penyusun : Ernawati HR, SP, MM Heny...

Read more
Pengunaan Bubur Bordo Untuk Pengendalian OPT Buah

Pengunaan Bubur Bordo Untuk Pengendalian OPT Buah

06/11/2024
Petunjuk Teknis PENGENDALIAN OPT KUBIS

Petunjuk Teknis PENGENDALIAN OPT KUBIS

06/11/2024
MENCEGAH ANCAMAN PENYAKIT SISTEMIK JERUK – Bangkitkan Kejayaan Jeruk Lokal

MENCEGAH ANCAMAN PENYAKIT SISTEMIK JERUK – Bangkitkan Kejayaan Jeruk Lokal

06/11/2024
PANDUAN TEKNIS PENGELOLAAN TERPADU KEBUN JERUK SEHAT (PTKJS) – Strategi Pengendalian Penyakit CVPD

PANDUAN TEKNIS PENGELOLAAN TERPADU KEBUN JERUK SEHAT (PTKJS) – Strategi Pengendalian Penyakit CVPD

05/11/2024

Berita Utama

Produksi Beras Nasional Januari–Juli 2025 Tembus 21,76 Juta Ton – Naik 14,49 Persen
BERITA UTAMA

Produksi Beras Nasional Januari–Juli 2025 Tembus 21,76 Juta Ton – Naik 14,49 Persen

by Humas Ditjen Hortikultura
04/06/2025
0

JAKARTA – Produksi beras nasional mengalami lonjakan signifikan sepanjang Januari hingga Juli 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras...

Read more
Mentan: Terima Kasih Kepada Petani Dan Seluruh Stakeholders Atas Capaian Spektakuler 4 Juta Ton Cadangan Beras

Mentan: Terima Kasih Kepada Petani Dan Seluruh Stakeholders Atas Capaian Spektakuler 4 Juta Ton Cadangan Beras

04/06/2025
Lewat Forum IMT-GT, Malaysia dan Thailand Belajar Hortikultura di Sumatra Selatan

Lewat Forum IMT-GT, Malaysia dan Thailand Belajar Hortikultura di Sumatra Selatan

22/05/2025
Halal Bil Halal 1446 H Direktorat Jenderal Hortikultura : Bersihkan Hati, Raih Ridho Ilahi

Halal Bil Halal 1446 H Direktorat Jenderal Hortikultura : Bersihkan Hati, Raih Ridho Ilahi

16/04/2025
Panen Raya Serentak di 14 Provinsi, Tulang Bawang Siap Jadi Lokomotif Swasembada Pangan Lampung

Panen Raya Serentak di 14 Provinsi, Tulang Bawang Siap Jadi Lokomotif Swasembada Pangan Lampung

09/04/2025

AGENDA KEGIATAN HORTIKULTURA

  • 08:00 – 09:00, 22/07/2024 – 16/08/2024 – Aksi Cabai Harga Petani
  • 08:00 – 09:00, 17/08/2024 – Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79
  • 11:52 – 17:52, 30/10/2024 – 31/10/2024 – Test Calendar

ALAMAT KAMI :

KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
Jl. Aup No.3, RT.9/RW.10, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12520
Telp: (021) 7806881
[email protected]
hortikultura.pertanian.go.id

TAUTAN SITUS :

- Kementerian Pertanian
- Kementerian Perdagangan
- PPID Pertanian
- Badan Pusat Statistik
- Lapor
- Layanan Pengadaan Secara Elektronik
- Whistleblowing System

SOSIAL MEDIA :

  @hortvditjenhorti
  DitjenHorti
  @horti.kementan
  @ditjenhorti

Hak Cipta © 2024 Direktorat Jenderal Hortikultura - Kementerian Pertanian RI

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • TENTANG KAMI
  • JDIH
  • PERIZINAN
  • STATISTIK
    • Jadwal Rilis
    • Publikasi
  • PERPUSTAKAAN
    • BUKU SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
    • BUKU DIREKTORAT BUAH DAN FLORIKULTURA
    • BUKU DIREKTORAT SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
    • BUKU DIREKTORAT PERBENIHAN
    • BUKU DIREKTORAT PERLINDUNGAN
    • BUKU DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HORTIKULTURA
    • BUKU LAINNYA

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Aksebilitas

Mode Aksebilitas

Mode Aman Epilepsi
Meredam warna dan menghilangkan kedipan
Mode ini memungkinkan penderita epilepsi untuk menggunakan situs web dengan aman dengan menghilangkan risiko kejang akibat animasi berkedip atau berkedip dan kombinasi warna yang berisiko.
Mode Tunanetra
Meningkatkan visual situs web
Mode ini menyesuaikan website dengan kenyamanan pengguna penyandang disabilitas penglihatan seperti Penurunan Penglihatan, Penglihatan Terowongan, Katarak, Glaukoma, dan lain-lain.
Mode Disabilitas Kognitif
Membantu untuk fokus pada konten tertentu
Mode ini memberikan opsi bantuan berbeda untuk membantu pengguna dengan gangguan kognitif seperti Disleksia, Autisme, CVA, dan lainnya, agar lebih mudah fokus pada elemen penting situs web.
Mode Ramah ADHD
Mengurangi gangguan dan meningkatkan fokus
Mode ini membantu pengguna dengan ADHD dan gangguan perkembangan saraf untuk membaca, menelusuri, dan fokus pada elemen utama situs web dengan lebih mudah sekaligus mengurangi gangguan secara signifikan.
Mode Kebutaan
Memungkinkan penggunaan situs dengan pembaca layar-baca
Mode ini mengonfigurasi situs web agar kompatibel dengan pembaca layar seperti JAWS, NVDA, VoiceOver, dan TalkBack. Pembaca layar adalah perangkat lunak untuk pengguna tunanetra yang diinstal pada komputer dan ponsel cerdas, dan situs web harus kompatibel dengannya.

Pengalaman Membaca

Skala Konten
Default
Kaca Pembesar Teks
Font Terbaca
Ramah Disleksia
Penyorotan Judul
Penyorotan Tautan
Ukuran Font
Default
Line Height
Default
Spasi Huruf
Default
Rata Kiri
Rata Tengah
Rata Kanan

Pengalaman yang Menyenangkan Secara Visual

Kontras Gelap
Kontras Terang
Satu Warna
Kontras Tinggi
Saturasi Tinggi
Saturasi Rendah
Atur Warna Teks
Atur Warna Judul
Atur Warna Latar

Orientasi Mudah

Suara Hening
Sembunyikan Gambar
Papan Ketik Maya
Panduan Membaca
Stop Animasi
Penanda Bacaan
Penyorotan Kursor
Penyorotan Fokus
Kursor Besar Gelap
Kursor Besar Terang
Kunci Navigasi