Manggis termasuk salah satu komoditas buah yang penting dalam ekspor komoditas pertanian di Indonesia. Manggis memiliki banyak manfaat bagi sumber nutrisi dan menunjang kesehatan manusia, dimanfaatkan untuk industri makanan, dan bahan baku kosmetik. Nilai ekspor manggis mengalami fluktuasi, namun nilai ekspornya tertinggi diantara buah-buahan tropis lain. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, ekspor manggis tahun 2018 mencapai 60.000 ton yang naik 553% dari tahun 2017 yang sebesar 9.167 ton saja. Ekspor manggis ini merupakan 38% dari total produksi manggis nasional 2018 sebesar 166.725 ton dan sebanyak 10.000 ton merupakan kontrak ekspor perdana ke negara Cina yang berasal dari sentra manggis Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Sumatera Barat menjadi sentra manggis terbesar nomor dua setelah Provinsi Jawa Barat yang produksinya 42.122 ton (26% dari produksi nasional).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor pertanian 2017 totalnya Rp. 442 triliun, naik 24% dibanding 2016. Sehingga neraca perdagangan pertanian 2017 surplus Rp. 214 triliun. Sedangkan ekspor komoditas hortikultura segar Januari – Juli 2018 sebesar Rp. 1,3 triliun, naik 60,5% dari Januari – Juli 2017 yang hanya Rp. 0,76 triliun. Proses ekspor manggis, melalui banyak tahapan, dimulai dari penyiapan kebun, registrasi dan penyiapan packaging house sampai pengurusan perizinan ekspor.
Standar mutu yang diberlakukan pada komoditas buah manggis yang akan diekspor meliputi buah manggis yang seragam dengan kelopak masih hijau dan segar, buah tidak rusak, bersih, bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), dan tidak terdapat getah kuning pada kulit dan daging buah manggis. Salah satu permasalahan utama dari komoditas manggis adalah rendahnya kualitas buah akibat getah kuning pada kulit dan daging buah. Kerugian yang ditimbulkan oleh getah kuning cukup besar karena buah yang bergetah kuning tidak layak dikonsumsi, dan tidak dapat diolah untuk industri makanan.
Baca selengkapnya disini
Disusun dan diolah dari berbagai sumber oleh :
Hendry Puguh Susetyo, SP, M.Si
Fungsional POPT Ahli Muda
Direktorat Perlindungan Hortikultura