Tim Misi Jepang sebanyak 7 orang telah meninjau salah satu lokasi pelaksanaan proyek The Public Private Partnership Project (PPP) for Improvement of Agriculture Product, Marketing and Distribution System atau “Proyek Kemitraan Publik – Swasta untuk Perbaikan Sistem Pemasaran dan Distribusi Produk Pertanian” pada tanggal 29 Agustus 2018. Tim Misi ini terdiri dari perwakilan Kementerian Pertanian Jepang, Kedutaan Besar Jepang di Indonesia dan Tenaga Ahli JICA. Proyek yang ditinjau merupakan proyek kerjasama antara Direktorat Jenderal Hortikultura dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura serta memperbaiki rantai pasarnya baik di lingkup pasar lokal maupun pasar modern. Lokasi yang dikunjungi adalah Kebun Gapoktan Mujagi dan Gapoktan Mandiri serta Sub Terminal Agribisnis (STA) di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
Lokasi proyek sebenarnya tersebar di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Cianjur, Garut, Kota dan Kabupaten Sukabumi serta Kota dan Kabupaten Bogor. Namun pada kesempatan ini, Tim Misi Jepang memilih Cianjur dikarenakan model rantai pasok untuk produk hortikultura cukup bagus dibandingkan kabupaten lain dengan lokasi yang tidak terlalu jauh dari Jakarta. Selama ini pemasaran produk-produk pertanian dari Cianjur memang banyak ke Jakarta. Oleh karena itu, dengan kunjungan ini Tim Misi Jepang bisa mendapatkan gambaran yang baik tentang rantai pasok dan sistem distribusi di Indonesia.
Lokasi yang dikunjungi pertama kali adalah Gapoktan Mujagi yang berlokasi di Desa Cipendawa – Pacet. Gapoktan ini adalah salah satu kelompok penerima bantuan proyek dari JICA. Gapoktan ini sendiri memiliki lahan penanaman Tomat Beef dan Cabai serta rumah kemas yang sekaligus berfungsi sebagai ruang pertemuan dan kantor. Dalam kunjungannya, Tim Misi Jepang berkesempatan bertemu dengan Kepala Bidang Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, serta Suhendar sebagai ketua Gapoktan. Tim Jepang banyak melakukan diskusi dan tanya jawab terkait pelaksanaan proyek serta sistem pemasaran yang telah dilakukan, termasuk kendala-kendala yang dihadapi. Sebelum beranjak ke lokasi kunjungan kedua, Suhendar menyampaikan bahwa dengan bantuan benih, alat-alat pertanian dan pendampingan budidaya dan manajemen kebun, Kelompok telah berhasil meningkatkan pendapatan hingga 30 – 40% dibandingkan sebelum adanya proyek kerjasama ini. Dia juga menyampaikan bahwa ke depan harapannya adalah dapat mensuplai secara langsung ke supermarket besar seperti AEON dan ada bantuan dari JICA untuk mesin-mesin pasca panen, seperti mesin sortasi.
Di STA Cianjur yang terletak di Jl. Ciherang No. 11, walau tidak sempat meninjau aktivitas yang biasa dilakukan di STA karena aktivitas sortasi, pengemasan dan pemasaran dilakukan pada sore hingga malam hari, Tim Misi Jepang masih bisa melihat fasilitas-fasilitas yang dimiliki STA serta bertanya seputar pengelolaan dan pengembangan STA ke depan sebagai salah satu titik penting dalam rantai distribusi produk pertanian di Cianjur. Tim diterima dengan baik oleh pengelola STA yang sekaligus menjadi narasumber dalam kunjungan ini. Secara khusus, Tim Jepang tertarik dengan beberapa pembangunan dan renovasi yang sedang dilakukan oleh pengelola STA seperti pembangunan Coffee Shop, Show Room untuk bunga dan buah-buahan serta ruang penyimpanan yang saat ini berjumlah 5 unit dan disewakan kepada kelompok atau mitra-mitra.
Dari STA, Tim Misi Jepang meneruskan kunjungan ke lokasi ketiga yaitu Gapoktan Mandiri di Desa Ciputri – Pacet. Gapoktan ini sendiri terkenal akan sayuran-sayuran organiknya, terutama untuk sayuran daun, seperti Horenso (Bayam Jepang), Brokoli, Chinese Cabbage, dll. Terletak di dataran tinggi, lahan pertanian milik Gapoktan Mandiri mendapatkan sumber air dari pegunungan yang mendukung upaya kelompok untuk membudidayakan tanaman organic. Tim Misi Jepang diantar oleh Pak Jaenudin (Ketua Gapoktan) berkeliling kebun, melihat rumah kompos, rumah pengemasan dan mengunjungi Saung Sarongge yang merupakan bantuan dari Presiden SBY. Dalam kunjungan ini, Tim Misi Jepang mendapatkan gambaran tentang budidaya organic dan pemasaran yang diterapkan. Pak Jaenudin secara khusus menyebutkan bahwa saat ini permintaan terhadap sayuran organic sudah sangat tinggi namun masih belum mampu dipenuhi oleh kelompok karena keterbatasan lahan
Di akhir kunjungan ke Cianjur, Harumi Saka, perwakilan dari Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries Japan yang bertanggung jawab atas kerjasama bilateral Jepang – Indonesia, menyampaikan bahwa Tim Misi Jepang sangat terkesan atas kerja keras dan hal-hal yang telah dilakukan di Indonesia. Saka bahkan menyebutkan bahwa hasil kunjungan ini akan dipresentasikan pada forum bilateral Indonesia – Jepang nantinya. Ichiro Tsurusaki sebagai Penasihat Kebijakan JICA juga menambahkan bahwa pihaknya akan mengembangkan kemajuan-kemajuan yang sudah diperoleh dan akan memperbaiki kekurangan-kekurangan selama pelaksanaan terutama dalam hal pemasaran untuk dilaksanakan pada proyek kerjasama dengan JICA tahap II.
Setelah kunjungan ke tiga lokasi di Cianjur, selanjutnya Tim Misi Jepang mengunjungi mall AEON Jakarta Garden City di Cakung sebelum menuju ke Bandara Internasional Soekarno – Hatta untuk pulang kembali ke Jepang. Selama di mall AEON, Tim Jepang melihat macam-macam produk hortikultura yang dijual di mall dan secara khusus meninjau kualitasnya. (SCW)