Berbicara tentang hortikultura Indonesia, takkan pernah ada habisnya. Fasionable, eksotik, dan unggulan strategis begitu melekat di komoditas ini. Padu padan, bersatu dan fokus pengembangannya pun menjadi strategi khusus dalam pengembangannya. Hal ini seperti apa yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Hortikuktura, Prihasto Setyanto dalam Focus Group Discusion mengenai grand design pengembangan hortikultura berbasis korporasi di Hotel Savero Depok sore tadi (23/8/2019). Anton, lelaki berperawakan subur ini akrab disapa menuturkan gagasannya mengenai korporasi hortikultura. “Hortikultura saat ini keberadaannya tidak jauh beda dengan satu batang lidi. Kecil dan menyebar. Seandainya bisa bersatu menjadi sapu lidi, luar biasa kekuatan kita. Saya ingin ke depan hortikultura seperti itu. Bersatu, kuat dan bisa bermanfaat. Dengan cara apa ? Ya dengan cara berbasis korporasi tadi, one village one priority. Sehingga tidak hanya keberadaannya saja yang diakui, tapi daya tawarnya juga mempunyai taring sampai luar negeri. Tentunya kami sangat membutuhkan banyak dukungan pihak lain. Kita tidak bisa one man show. Harus kerja bareng” ujarnya bersemangat
Mensikapi kebijakan tersebut, Direktorat PSP, Badan SDM, Litbang Pertanian dan Kementrian Perekonomian sangat antusias mendukung.
Seperti yang diungkapkan Sekretaris Direktorat Jenderal PSP, Mulyadi Hendrawan “Tahun depan sudah kami anggarkan 42 milyar untuk mendukung kawasan hortikultura. Utamanya untuk irigasi dan alsin pertanian yang aplikatif untuk skala usaha hortikultura. Ini gagasan cemerlang. Menyatukan kawasan menjadi suatu kesatuan yang memiliki power yang besar. Hal ini harus segera dieksekusi, supaya masalah masalah yang ada bisa cepat diurai “paparnya
Sementara sekretaris Badan Litbang Pertanian, Mohamad Praba Yuddi juga menyampaikan hal yang senada “kami akan fokus dalam menciptakan varietas unggul baru dalam kawasan korporasi hortikultura. Jadi nanti keanekaragaman jenis dan kekayaan plasma Nutfah akan lebih variatif. Horti akan mempunyai ciri khas tersendiri dalam kawasannya. Sehingga nantinya pasar akan lebih mudah memperoleh produk. Diseminasi teknologi juga harus disegerakan. Riset-riset sepesifik komoditas dan kawasan pasti sangat diperlukan. Litbang Pertanian melalui BPTP propinsi akan mengawal di tiap klaster korporasi hortikultura” tuturnya
Sementara Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Nurlaily juga menyampaikan dukungan sepenuhnya terhadap gagasan kawasan hortikultura berbasis korporasi ini. “Nanti kita bekali para penyuluh pertanian dengan muatan muatan pengetahuan tentang berbagai produk hortikultura terbaru. Banyak jenis dan ragam komoditas hortikultura yang belum diketahui para penyuluh. Kalau penyuluh sudah paham komoditas komoditas unggulan hortikultura, lebih mudah dalam mengawal petani untuk pengembangnya. Jangan cuma komoditas itu itu saja. Harus mau out of the box. Harus mau coba hal baru, komoditas baru dan model pengembangan yang baru” paparnya penuh semangat.
Disisi lain, ternyata Kementrian Perekonomian juga memberikan dukungan terhadap gagasan ide cemerlang ini. Melalui Kasubdit Ketersediaan Pangan dan Pertanian, Kementrian Perekonomian sudah merintis pengembangan wilayah strategis pangan melalui desk analisys dan uji potensi di wilayah Sumatera dan pulau Jawa. Hal ini nantinya akan segera disinergikan dengan kawasan hortikultura berbasis korporasi ini
Pengunaan Bubur Bordo Untuk Pengendalian OPT Buah
leaflpet-bubur-bordo_watermarkDownload
Read more