Kegiatan dan aktifitas usaha tani cabai dan bawang merah secara ramah lingkungan sangat terkait dengan upaya pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang dapat berpotensi menyebabkan kehilangan hasil pada kedua komoditas strategis tersebut. Secara hukum, pengendalian OPT pada cabai dan bawang merah di Indonesia dilakukan berdasarkan konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), seperti tercantum di dalam Undang – Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan UU No. 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura. Konsep PHT merupakan pilihan terbaik dalam pengendalian OPT cabai dan bawang merah, karena merupakan kombinasi, atau sinergi berbagai teknik pengendalian yang diawali oleh pengumpulan informasi kondisi pertanaman dan analisis kondisi tersebut sebelum diputuskan pelaksanaan pengendalian. Pengendalian OPT dengan menggunakan Agens Hayati merupakan komponen utama dan memegang peranan penting dalam mendukung tercapainya sistem pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
Pemanfaatan pestisida dalam pelaksanaan pertanian berkelanjutan pada komoditas cabai dan bawang merah masih diperlukan, karena di lapangan dimungkinkan terdapatnya kondisi dimana ketika cara – cara pengendalian yang tersedia belum maksimal menyelesaikan permasalahan OPT pada suatu komoditas. Metode pengendalian kimiawi hanya akan diterapkan sebagai alternatif terakhir dengan penuh aspek kahati – hatian. Perhitungan akan dampak positif dan negatif serta kerugian yang meliputi banyak aspek : lingkungan, pertanaman, pendapatan dan keberlanjutan usaha tani harus dilakukan terlebih dahulu sebelum pestisida diaplikasikan pada pertanaman. Apabila pestisida harus digunakan dalam usaha tani, maka penggunaannya perlu didasarkan pada penghitungan laba – rugi yang komprehensif bukan semata terhadap usaha yang sedang diperlakukan saja.
PHT hanya merupakan salah satu saja dari sejumlah komponen produksi, seperti menyediakan bibit – bibit unggul dan tahan penyakit tanaman, mengelola tanaman (menentukan pola – pola tanam, mengolah tanah dan pengairan, jarak tanam, menyiang, memupuk), memanen dan pasca panen dimana semua komponen tersebut saling memengaruhi. Perencanaan dalam kegiatan pengendalian OPT secara komprehensif dapat dilakukan misalnya dengan : a). mengusahakan pertumbuhan tanaman cabai dan bawang merah yang sehat dengan berbagai kultur teknik; b). memanfaatkan agens hayati dan musuh alami (predator, parasitoid dan entomopatogen); c). menggunakan varietas tahan atau toleran terhadap OPT utama; d). mengendalikan OPT dengan perlakuan fisik – mekanik; e). menggunakan zat – zat kimia semio hormon / feromon; f). Pengendalian secara genetik, yaitu teknik jantan mandul; g). pestisida digunakan hanya bila diperlukan saja.
Pertumbuhan tanaman cabai dan bawang merah yang sehat lebih mampu tahan terhadap serangan OPT, jadi mutlak perlu dipenuhi persyaratan pertumbuhan tanaman, mulai dari pemilihan bibit, pengolahan tanah, pemupukan yang berimbang, pengairan dan teknik pemeliharaan tanaman lainnya. Pola tanam serentak dan pergiliran tanaman mengikuti musim tanam setempat, tumpang sari, sistem sorjan merupakan strategi pengendalian OPT yang efektif. Karena secara alamiah dapat memutuskan siklus perkembangan OPT di daerah tropis seperti sentra – sentra cabai dan bawang merah di Indonesia yang bermusim terbuka (aktifitas biologi terjadi sepanjang tahun).
Sektor pertanian, khususnya pada pengembangan budidaya komoditas cabai dan bawang merah berkelanjutan harus mampu memanfaatkan sumber daya pertanian secara optimal untuk kegiatan usaha yang layak ekonomis, menghasilkan produk sesuai dengan permintaan pasar, dan mengolahnya dengan metode yang ramah lingkungan. Usaha tani sektor hortikultura, khususnya sayuran (cabai dan bawang merah) diharapkan mampu mengembangkan agribisnis dengan menerapkan diversifikasi usaha, baik horisontal, vertikal maupun regional. Untuk itu, diperlukan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang pertanian yang tepat dan infrastruktur usaha serta kelembagaan agribisnis pendukung yang memadai, dapat diterima, menguntungkan dan ramah lingkungan.
Sehubungan dengan kondisi iklim yang tidak normal akhir-akhir ini, yaitu terjadinya curah hujan yang tinggi pada musim kemarau menyebabkan terjadinya peningkatan serangan OPT tertentu pada tanaman cabai dan bawang merah, misalnya penyakit antraknose/patek/busuk buah (Colletotrichum capsici, Gloeosporium gloeosporioides, Alternaria solani), layu fusarium (Fusarium oxysporum), bercak daun (Cercospora capsici). Artikel Selengkapnya bisa didownload di sini
Disusun dan diolah dari berbagai sumber oleh :
Hendry Puguh Susetyo, SP, M.Si
Fungsional POPT Ahli Muda
Direktorat Perlindungan Hortikultura