Perkembangan ilmu bioteknologi telah memberikan kita kemudahan dalam merekayasa
genetika tanaman baik untuk keperluan peningkatan produksi, keindahan/estetika maupun
untuk menciptakan tanaman resisten terhadap hama dan penyakit. Gen resistensi terhadap
patogen biasanya terkandung dalam tipe liar (wild type) jenis tanaman tersebut. Tanaman liar
biasanya ditemukan di sentra-sentra asal jenis tanaman tersebut, contohnya di Peru Amerika
Latin untuk kentang. Sumber gen resisten alami ini, semakin lama semakin sulit diperoleh, baik
karena makin berkurang ketersediaan tumbuhannya maupun kesulitan dalam mendapatkannya.
Sering pula gen resisten dapat diidentifikasi tetapi gennya sulit dipersilangkan, kadang banyak
gen resistensi tersebut terkait (linkaged) dengan sifat yang tidak diinginkan, menghasilkan
sterilitas, dan banyak lagi kendala lainnya.
Oleh karena itu, pemulia tanaman menggunakan teknik rekayasa genetik. Gen
resistensi tidak perlu diperoleh melalui persilangan, tidak perlu dari tanaman semarga yang
menyerbuk silang, dan bahkan dapat disintesis pula. mekanisme ketahanan tanaman terhadap
virus melibatkan pembentukan senyawasenyawa metabolit sekunder seperti enzim peroksidase
dan asam salisilat. Pada kasus komoditas cabai, penanaman varietas cabai tahan virus
merupakan salah satu strategi pengendalian penyakit yang dapat diandalkan, tetapi hingga saat
ini belum tersedia varietas komersial cabai yang tahan terhadap PYLCV. Hasil penelitian
Rokhana Faizah (2012), menunjukkan bahwa akumulasi asam salisilat dan konsentrasi enzim
peroksidase meningkat pada tanaman yang terinfeksi virus. Terdapat korelasi positif antara
ketahanan biokimia (akumulasi asam salisilat) dan ketahanan struktural (panjang sel palisade).
Tanaman sayuran dari famili Solanaceae seperti cabai, tomat, terung dan kentang
merupakan komoditas penting hortikultura. Produksi tanaman Solanaceae tersebut seringkali
terkendala dengan tingginya serangan hama dan penyakit di lapangan. Pengendalian secara
kimiawi, biologi, bahkan implementasi Integrated Pest Management (IPM) akan lebih efektif jika
ditunjang oleh keberadaan varietas yang tahan hama dan penyakit. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa spesies dan kerabat liar merupakan sumber sifat ketahanan terhadap
hama dan penyakit. Namun demikian masih terdapat hambatan dalam pemanfaatan spesies
dan kerabat liar dalam program pemuliaan tanaman yang perlu untuk dipecahkan. Integrasi
varietas tahan dalam PHT/IPM akan meningkatkan efektifitas pengendalian hama dan penyakit,
sehingga akan sangat memberikan nilai tambah pada sistem PHT/IPM. Varietas tahan hama
dan penyakit sangat dibutuhkan oleh petani. Variasi alami dari kerabat liar dapat digunakan
sebagai sumber ketahanan untuk pengembangan varietas tahan sebagai solusi jangka panjang
yang lebih berkelanjutan dalam mengatasi kendala hama dan penyakit. Namun demikian masih
terdapat hambatan yang perlu dipecahkan dalam memanfaatkan kerabat liar tersebut dalam
program pemuliaan dengan memanfaatkan bioteknologi dan pendekatan baru. (Awang, 2014)
Selengkapnya klik DisiniÂ
Disusun dari berbagai sumber oleh :
Hendry Puguh Susetyo, SP, M.Si
Fungsional POPT Ahli Muda – Direktorat Perlindungan Hortikultura