Sulsel (11/3), Bertempat di Lapangan Andi Jemma Kota Belopa Kabupaten Luwu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyerahkan sejumlah bantuan benih hortikultura, perkebunan dan peternakan di hadapan 15 ribu petani milenial. Kegiatan ini dihadiri oleh anggota Komisi II DPR RI, Bupati Luwu, Bupati Luwu Utara, Bupati Luwu Timur dan Walikota Palopo, Kepala Badan Litbang Pertanian dan Dirjen Perkebunan.
Kabupaten Luwu adalah sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan yang dimekarkan menjadi tiga daerah strategis terdiri dari Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur dan Kota Palopo. Ke tiga lokasi ini masing – masing memiliki keunggulan dalam bidang pertanian.
Menteri asal Sulawesi Selatan ini dalam kunjungannya kembali menyampaikan perhatian pemerintah kepada masyarakat khususnya petani. Sejauh ini konsentrasi anggaran Kementerian Pertanian terpusat pada pembangunan pertanian. Kunjungannya ke Kabupaten Luwu menunjukkan perhatian jajarannya untuk mengembangkan potensi pertanian.
“Luwu ini iklimnya terbaik, khususnya untuk lada. Perbanyak benih lada. Lada bisa menaikkan kemakmuran petani. Tahun 2019 harus bisa menggoncangkan dunia. Di negara lain hanya mendapat enam bulan matahari. Mereka bisa ekspor, kenapa yang 12 bulan kita tidak bisa?,” ucap Amran.
Dalam kesempatan ini Ditjen Hortikultura menyerahkan bantuan benih cabai seluas 20 hektare dan aneka sayuran seluas 25 hektare kepada lima kelompok tani. Ada benih tomat, kangkung, bayam, jagung manis dan oyong.
Penyerahan simbolis diberikan kepada Sardi Nuhung Ketua Kelompok Tani Pelestari Sumber Daya Alam, Rafuddin Ketua Kelompok Tani Sipatuo, Bustan Amiruddin Ketua Kelompok Tani Gandang Suro, Palimpi Ketua Kelompok Harapan Baru, Muhammad Nusfin Ketua Kelompok Febura. Selain itu turut diberikan bantuan sarana pasca panen dan bangunan bangsal pasca panen masing – masing satu unit kepada Rahman Ketua Kelompok Tani Sinar Baru. Selain itu turut diberikan satu paket sarana pengolahan yang diberikan kepada Sadikin Ketua Kelompok Tani Hikmah Noling.
“Saya sangat berterima kasih mewakili teman – teman Lestari Sumber Daya Alam atas bantuan sayuran. Cengkeh, merica dan coklat termasuk cabai,” ucap Sardi Nuhung.
Basmin Mattayang dalam sambutannya menyebutkan Kabupaten Luwu sebagai tuan rumah acara merupakan daerah kaya hasil pertanian. Sektor pertanian memberikan pemasukan terbaik bagi warga masyarakat. Luwu dulu dikenal sebagai lumbung pangan dan terkenal sebagai sumber coklat dan cengkeh dan rumput laut terbaik dunia.
Dirinya sangat mengapresiasi pertemuan petani milenial dalam upaya mengembalikan kejayaan pertanian. Salah satu upaya peningkatan pertanian adalah program satu desa, satu penyuluh.
“Bantuan benih di Luwu ini Insya Allah akan menambah pemasukan bagi masyarakat. Pemerintah daerah menyambut baik program ini dan Pemda Luwu siap bersinergi dengan Dinas Pertanian provinsi dan pusat dalam kaitan pengembangan sumber daya alam dan manusia dan pembangunan guna memenuhi kebutuhan pangan,” jelas Basmin.
Kabupaten Luwu terdiri dari 22 kecamatan. Tiga di antaranya dataran tinggi yaitu Kecamatan Latimojong, Kec Bastem, Bastem Utara sehingga memiliki potensial untuk pengembangan hortikultura.
“Dataran tinggi baik buah maupun sayuran namun skala prioritas pada durian, mangga, rambutan, pisang dan jeruk serta buah lainnya masih skala kecil. Demikian juga dengan sayuran dataran rendah dan dataran tinggi seperti cabe, tomat, sawi, kacang panjang dan lain – lain,” jelas Sohar, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Luwu.
Sohar menjelaskan dari segi pendapatan petani, nilai usaha petani sebenarnya lebih besar pada komoditas hortikultura, yang memberatkan adalah biaya produksi dan belum optimalnya infrastruktur.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriyani melihat positif momen pertemuan para petani ini. “Kami menyaksikan secara langsung bagaimana antusiasme petani mengikuti acara ini. Ini menunjukkan bagaimana mereka punya harapan yang besar karena 80 persen masyarakat bergerak di sektor pertanian. Kami senang sekali hari ini mendengar komitmen Pak Menteri terkait pertanian,” ucapnya.
Dirinya berharap teknologi pertanian makin ditingkatkan dari waktu ke waktu hingga nilai lebihnya bisa dirasakan oleh mereka. Untuk pengembangan hortikultura ini, jajaran pemerintah daerah akan bekerja sama dengan BPTP untuk mengelola pasca panen. Harapannya masyarakat tidak hanya menanam namun juga bisa mengolah.
“Kabupaten Luwu Utara terkenal sebagai salah satu kabupaten dengan potensi budidaya hortikultura yang besar di antaranya durian, rambutan, manggis, cempedak dan langsat. Beberapa tahun lalu kami membuat kebijakan hortikultura di Luwu Utara. Khusus durian ada 1500 hektare di Kecamatan Sakbang tepatnya di kebun induk dengan berbagai varietas lokal,” ucapnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan dan Hortikultura Kabupaten Luwu Utara Agus Salim turut mengamini pernyataan Bupati.
“Dengan kondisi curah hujan yang mendukung, tanaman pangan, perkebunan dan hortikultura di Kabupaten Luwu Utara berpotensi untuk dikembangkan aneka komoditas hortikultura,” ucapnya.
Durian Lapotele atau yang lebih dikenal dengan nama menjadi Sawiri Gading adalah durian lokal khas kebanggaan daerah Luwu Utara. Durian ini memiliki kekhasan dengan rasa yang legit, manis dan sedikit pahit.
“Kendala pengembangan hortikultura atau durian pada umumnya terkait transportasi. Kami akan terus berupaya mengembangkan durian,” lanjut Agus.
Kecamatan Rompong di Luwu Utara adalah lokasi potensial untuk pengembangan hortikultura. Bawang, kol, kubis, kentang berkembang baik di daerah ini. Pembinaan kepada para petani juga terus terus dilakukan termasuk mengurangi penggunaan pestisida sehingga budidaya ramah lingkungan dapat diterapkan.
“Bahkan satu kubis mencapai berat 7 kg saking bagusnya unsur hara. Ini terkadang menjadi kendala karena pedagang enggan membeli kubis yang terlalu berukuran besar. Sehingga diatur agar jarak tanam tidak terlalu rapat agar tidak terlalu besar ukurannya,” jelas Agus diselingi tawa.
Melesatnya tren petani milenial di berbagai daerah menarik perhatian Bupati Luwu Utara. Dirinya menghimbau para pemuda untuk turun ke pertanian.
“Kami pemerintah daerah sangat mendukung keberadaan petani muda. Teman-teman pemuda, pelajar, mahasiswa untuk melirik sektor pertanian karena inilah kita. Menjadi petani bukan hal yang memalukan. Kita harus bangga menjadi petani karena petani adalah pahlawan pangan,” ucapnya menyemangati.