*Rilis Kementan, 21 Agustus 2020*
Nomor : 1115/R-KEMENTAN/08/2020
Jakarta – Menghadapi situasi di tengah pandemi Covid-19, Kementerian Pertanian terus berupaya mengamankan pasokan pangan. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo guna menjaga keberlangsungan konsumsi pangan masyarakat khususnya yang berbasis hortikultura.
Salah satu dampak pandemi Covid-19 adalah hambatan pada jalur distribusi pangan dan aktivitas jual-beli mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena akses masyarakat dan aktivitas masyarakat ke luar rumah untuk memperoleh pangan berkurang. Di sisi lain, ini juga berdampak pada daya serap pasar retail untuk menampung keseluruhan pasokan dari petani menjadi tidak optimal.
Menyikapi hal tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura mendorong dan mengkonsolidasikan pasar tani se-Indonesia agar dapat digerakkan sebagai jaring pengaman sosial _(social safety net)_.
Pasar tani merupakan salah satu jalur pemasaran produk pertanian yang lebih ringkas. Pasar tani menghubungkan petani langsung ke konsumen tingkat akhir. Dengan demikian, produk pertanian yang dipasarkan jauh lebih segar dan berkualitas karena dibawa langsung oleh petani. Pasar tani menyediakan produk berkualitas dengan harga terbaik di antaranya sayur dan buah segar serta berbagai produk olahan.
Selain sebagai ajang pemasaran, pasar tani juga diharapkan mampu mengatasi fluktuasi harga yang sering terjadi di tingkat petani. Keberadaannya membuka akses pasar lebih luas dengan membawa langsung produk dari petani ke konsumen. Dengan demikian, petani bisa memperoleh keuntungan yang lebih baik dan harga di konsumen juga lebih kompetitif.
Ditjen Hortikultura selalu mengawal dan berperan aktif mengajak serta memfasilitasi petani dan pelaku usaha olahan untuk melakukan promosi dan penjualan berdaya saing. Dengan memfasilitasi pengembangan pasar tani di 33 provinsi pada 2020, maka keberadaan pasar tani akan semakin diakui dan membantu baik dari sisi produsen dan konsumen.
“Fasilitasi yang kami berikan berupa bantuan sarana pemasaran seperti tenda mobil beserta perlengkapannya. Selain itu dilengkapi alat pengeras suara, sarana pengemasan dan lain-lain,” ujar Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura, Bambang Sugiharto dalam pesan tertulis, Jumat (21/8).
Bersamaan dengan fasilitasi bantuan sarana pemasaran bagi pasar tani, lanjut Bambang, pemerintah mengalokasi pula dana pembelian produk hotikultura bagi petani yang terdampak Covid 19 baik secara langsung maupun tidak langsung karena produknya perlu dibantu penyerapannya.
“Produk yang dibeli dari petani dialokasikan ke 50 kabupaten/kota melalui even pasar tani berupa donasi produk untuk masyarakat. Pelaksanaan distribusinya secara serentak ke masyarakat dilakukan dengan tetap mengutamakan _social distancing, wajib menggunakan masker, dan hand sanitizer_ selama pelaksanaan distribusi,” paparnya.
Saat ini pasar tani tetap melakukan penjualan meskipun permintaaan sempat menurun. Aktivitas penjualan selain dilakukan tatap muka secara langsung dengan protokol kesehatan, telah dilakukan pula melalui pemesanan online dengan hasil yang cukup baik dan sangat membantu masyarakat.
Salah satu usaha nyata di antaranya melalui Gelar Pasar Tani Mall to Mall yang dilakukan sebanyak dua kali selama masa pandemi COVID-19 ini. Periode pertama dilakukan pada 6 – 16 Agustus 2020 di Trans Studio Mall Cibubur yang mendapat respon yang sangat baik dari para pengunjung. Sedangkan periode kedua di Grand Galaxy Mall Bekasi yang tengah berlangsung sejak 17 hingga 28 Agustus 2020 nanti. Gelaran ini pun mendapat respon positif dari masyarakat.
“Alhamdulillah, pada pelaksanaan di Cibubur, omzet yang diperoleh berkisar Rp 300 juta. Memang ini angka di bawah rata-rata pemasukan di waktu normal yang umumya di atas Rp 1 miliar untuk satu kali even. Perlu dimaklumi karena pengunjung mall masih terbatas dan kami juga membatasi produk display. Meskipun demikian, kami menilainya sebagai angka yang bagus di masa pandemi,” ujar ketua Pasar Tani, Wiharti.