Wakil Gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat panen perdana bawang merah dengan Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan, Darjamuni; Kepala BPTP Jakarta, Etti Herawati; Walikota Jakarta Barat, Muhammad Anas Effendi, (dari ki-ka)
Jakarta (16/11) – Jakarta panen bawang merah. Mungkin akan terdengar mustahil mengingat kondisi Jakarta sudah padat dengan arena perkantoran dan perumahan. Wakil Gubernur mengaku terkejut.
“Ini surprise bagi saya. Kota Jakarta ternyata bisa menghasilkan bawang merah”, ucap Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat ditengah-tengah pembukaan panen bawang merah yang bertempat di sentra Flora dan Fauna, di Kelurahan Semanan – Kec. Kalidereres, Rabu.
Djarot mengaku mendapat disposisi penting menghadiri acara ini. Dengan luasan 1,5 Ha dapat menghasilkan 15 ton. Total keuntungan petani Rp 70 juta dalam waktu 60 hari. Tidak perlu lama, hasil panen langsung diborng PD Pasar Jaya. Hal ini jelas membuat Wagub takjub.
Dengan adanya lahan pertanian di ibu kota, timbul harapan Jakarta dapat menjaga stabilitas harga. Bawang merah diketahui menjadi salah satu faktor terjadinya inflasi dikarenakan harganya yang kerap naik turun.
“Pengembangan bawang merah sudah dimulai sejak tahun 2014. Penyuluhan dan pelatihan kerap dilakukan kepada para petani. Untuk skala terbatas sudah dimulai sejak tahun 2015 dengan menanam bawang merah di areal seluas 1,5 Ha di lokasi tersebut. Hasil yang diperkirakan dari luasan tersebut sebanyak 15 ton atau 10 ton/Ha”, jelas Etti Herawati, Kepala BPTP Jakarta.
Total lahan yang dipergunakan untuk lahan pertanian di Kelurahan Semanan ini mencapai 33 Ha. 19 Ha di sekitar area sentra flora dan fauna. 1,5 Ha dipergunakan untuk menanam bawang merah , dan sisanya ditanami dengan padi. Dengan melihat hasil panen bawang merah yang luar biasa ini, petani mengaku tertarik untuk menanam bawang merah.
BPTP juga menyampaikan telah mendapat mandat untuk mengembangkan ragam pertanian perkotaan yang di antaranya vertikultur, hidroponik, aquaponik, vertical garden, termasuk yang terbaru adalah verminaponik. Di depan para rombongan, Dinas menampilkan beberapa contoh hasil budidaya yang dikembangkan melalui beberapa tehnik budidaya di atas. Selain itu juga turut menampilkan aneka hasil olahan daun kelor yang kaya dengan vitamin C.
“Memang kami mendapat tantangan besar. Di Jakarta dengan lahan yang sempit, dengan kualitas air yang sangat jelek. Sehingga kami perlu melakukan inovasi-inovasi, kira-kira apa yang bisa kami lakukan. Salah satunya bawang merah ini. Kami juga punya sawah abadi di Jakarta Timur. Ke depan juga akan dikembangkan pertanian perkotaan. Kami juga selang – seling antara padi dan bawang merah”, jelas Darjamuni, Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan.
Wagub juga menekankan pentingnya pola tanam untuk menjaga pasokan bawang merah. “Jakarta yang dikonotasikan sebagai kota industri, ternyata ada petani lho”, jelas Djarot.
Wagub juga menginstruksikan untuk mendayagunakan Ruang Terbuka Hijau. Gunakan untuk hal-hal yang produktif. Bukan hal yang yang berupa lahan. Di atas tanah pun juga bisa dipergunakan. Tidak hanya berupa lahan. Semisal wall garden, hidroponik. Wagub juga memuji upaya yang dilakukan Tamat, petani bawang yang telah berhasil menanam bawang merah di Semanan ini.
“Saya usul lahan ini bisa dimanfaatkan lebih lama. Jangan cepat – cepat dibangun. Saya juga berharap pupuk jangan sampai kosong”, ungkap Tamat di tengah-tengah acara disambut tepuk tangan hadirin.
Penulis: Desy Puspitasari