Cianjur (28/2), Lereng Gunung Gede Cianjur merupakan salah satu kawasan pengembangan hortikultura. Kabupaten Cianjur sangat potensial untuk pengembangan bawang merah, bawang daun, kubis dan cabai. Kini, tanaman bawang putih turut berkembang menjadi ikon baru di kawasan lereng gunung ini.
Sejak Kementerian Pertanian menggulirkan program swasembada bawang putih, sentra – sentra bawang putih yang pada 1990 an pernah eksis, satu per satu bangkit kembali. Beberapa lahan kurang produktif mulai ditanami komoditas yang sempat dijuluki emas putih tersebut. Sekarang mulai tampak hamparan bawang putih membentang sepanjang lereng.
Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Moh Ismail Wahab mengaku senang melihat perkembangan bawang putih di Cianjur. Menurutnya, pengembangan bawang putih di kabupaten ini bagian dari upaya perluasan areal tanam baru.
“Baik APBN maupun wajib tanam importir kami dorong untuk perluasan areal tanam baru. Untuk lahan yang sekarang sudah ditanami bawang putih, silakan terus dikembangkan para petani swadaya,” kata pria yang akrab dipanggil Ismail itu.
Ismail meyakini pada 2019 kebutuhan benih bawang putih akan disuplai dari dalam negeri. Benih tersebut merupakan hasil panen yang ditanam pada 2018 lalu.
“Secara nasional, setidaknya terdapat 8 ribu hektare pertanaman bawang putih siap dijadikan benih tahun ini. Sampai tahun 2020 kita akan fokus di produksi perbenihan. Insya Allah dengan pendekatan seperti ini swasembada bisa kita capai di tahun 2021,” ujar Ismail.
Kepala Dinas Pertanian Cianjur, Mamad Nano menyebutkan terdapat lahan potensial seluas 1.000 hektare untuk pengembangan bawang putih. “Tanah di sini sangat subur dan gembur dengan ketinggian berkisar 1.200 – 1.700 m dpl. Ini sangat cocok untuk ditanami bawang putih.”
Menurut Nano, potensi lahan budidaya hortikultura yang cocok untuk bawang putih Cianjur berada di 11 kecamatan. Terdiri dari Pacet seluas 1.108 hektare, Cipanas 1.506 hektare, Sukaresmi 1.000 hektare, Cugenang 1.080 hektare, Gekbrong 390 hektare, Warung Kondang 95.000 hektare, Takokak 236 hektare, Sukanagara 737 hektare, Campaka 164 hektare, Cempaka Mulya 11 hektare dan Cibinong 141 hektare.
“Kami dukung penuh program pemerintah menuju swasembada bawang putih 2021. Saat ini sudah ada 12 importir wajib tanam yang masuk di Cianjur dengan komitmen tanam 1.600 hektare. Silakan para investor atau importir wajib tanam untuk masuk ke Cianjur. Kami siap memfasilitasi kemitraan dengan kelompok tani,” jelas Nano.
Usep Nurjaya, anggota Gapoktan Mujagi Desa Pacet Cipanas mengatakan dirinya bersama anggota kelompok tengah berkonsentrasi mengembangkan bawang putih. “Sementara ini sudah 100 hektare pertanaman bawang putih binaan kami sudah berproduksi dan Alhamdulillah hasilnya lumayan bagus.”
Usep menjelaskan rata – rata produktivitas pertanaman mencapai 10 – 12 ton per hektare. Varietas yang ditanam Sangga Sembalun, didatangkan dari Sembalun Lombok Timur. “Petani kami sudah coba tanam beberapa varietas di antaranya Sangga Sembalun, Lumbu Hijau, Lumbu Kuning dan Lumbu Putih. Alhamdulillah hasilnya lumayan bagus,” tambahnya.
Ketua Gapoktan Mujagi, Suhendar menyebut pihaknya telah menyiapkan setidaknya 125 ton calon benih untuk persiapan tanam berikutnya di Cianjur. Dirinya berbangga hati tahun ini Cianjur sudah mandiri benih, tidak perlu lagi mengambil benih dari Lombok Timur maupun dari Temanggung.
“Dengan benih sebanyak itu bisa untuk ditanam di areal seluas 250 hektare. Calon benih bawang putih sudah kami proses di tempat pengeringan selama 30 – 45 hari. Jadi Insya Allah tiga bulan ke depan benih sudah patah dormansi dan siap ditanam.”
Kasubdit Bawang Merah dan Sayuran Umbi, Agung Sunusi mengaku takjub melihat hamparan bawang putih di Cugenang. “Tahun lalu kami berkunjung ke Pacet dan Cugenang, kami tidak menjumpai tanaman bawang putih. Namun saat ini pertanaman bawang putih sudah menghampar luas. Sekitar 200 hektar sudah tertanami dari potensi sekitar 475 hektar di dua kecamatan. Luar biasa.”
Penulis : Agung Sunusi
Editor : Desy