Krisan merupakan tanaman hias yang sangat populer baik sebagai bunga potong untuk rangkaian bunga maupun untuk materi dekorasi. Florist menyukai bunga potong krisan karena mempunyai bentuk, tipe dan warna bunga yang lebih beragam sehingga lebih mudah dikreasikan untuk berbagai keperluan. Selain itu, krisan juga digunakan sebagai bunga pot dan dapat juga dimanfaatkan sebagai teh herbal.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan bertambahnya kesadaran masyarakat akan keindahan lingkungan, kebutuhan nasional akan bunga krisan meningkat. Selain untuk memenuhi pasar domestik, krisan juga diekspor baik sebagai bunga potong maupun ekspor benih dalam bentuk stek dengan negara tujuan Jepang, Hongkong, Timur Tengah dan Amerika Serikat.
Bunga krisan dibudidayakan secara komersial di beberapa kabupaten/kota di wilayah Indonesia yaitu Kab. Cianjur, Bandung, Bandung Barat, Sukabumi, Semarang, Karanganyar, Wonosobo, Sleman, Pasuruan, Malang, Kota Batu, Bedugul, Karang Asem, Tomohon, Tabanan, Buleleng, Gowa, Tanah Karo, Pagar Alam, Kulonprogo dan Lampung Barat. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu sentra krisan yang mulai berkembang (penumbuhan) di Provinsi DI. Yogyakarta, memiliki pasar yang menjanjikan dan didukung oleh potensi Kulonprogo sebagai destinasi obyek wisata seperti Bukit Menoreh, Kali Biru, Candi Ijo dan lain-lain. Agrowisata Krisan Gerbosari merupakan salah satu lokasi pengembangan krisan yang dikelola oleh Gapoktan Seruni Menoreh yang dirancang sebagai gerbang wisata di Bukit Menoreh yang bertujuan untuk menggerakan perekonomian warga sehingga mandiri secara ekonomi. Saat ini terdapat 6 (enam) kubung bunga krisan yang terletak di Desa Gerbosari, dengan luasan masing-masing kubung yaitu 100 m2 yang mampu memberikan tambahan pendapatan kepada petani Rp. 2 juta selama 1 (satu) musim tanam (3 bulan). Agrowisata Krisan Gerbosari menggunakan tanah kas desa seluas 1,2 ha, dan didukung lahan milik warga. Petani bunga krisan di Gerbosari memasok bunga krisan ke Wates, Kota Yogyakarta, dan Purworejo setiap hari Senin dan Kamis. Sebenarnya permintaan bunga krisan sangat tinggi, namun budidaya krisan masih sangat terbatas, karena itu untuk pengembangan krisan untuk skala yang luas, Gapoktan Seruni Menoreh telah mendapat bantuan dari Corporate Social
Responsibility (CSR) dari PLN Kab. Kulonprogo juga dukungan dana APBD Provinsi DI.Yogyakarta melalui bantuan 2 (dua) kubung krisan.
Dalam rangka meningkatkan produksi dan mutu krisan di kawasan sentra penumbuhan, perlu dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait agar usaha agribisnis tanaman florikultura dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian nasional serta pembinaan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku usaha (petani/kelompok tani/gapoktan/asosiasi). Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Buah dan Florikultura telah melaksanakan bimbingan teknis dan pengawalan kawasan florikultura (komoditas krisan) di BPP Kec. Samigaluh, Kab. Krisan pada tanggal
5 April 2018. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan bimbingan teknis dan monev pengembangan kawasan florikultura (bunga potong krisan) di Kab. Kulonprogo serta mengindentifikasi permasalahan di lapangan dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
Peserta dalam bimbingan teknis kawasan krisanadalah sebanyak 30 (tiga puluh) orang yangterdiri atas petugas Dinas Pertanian Provinsi DI. Yogyakarta, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Kulonprogo, Pengawas Benih dan Pengawas OPT Kab. Kulonprogo, KCD/P2P dan penyuluh, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Prov. DI. Yogyakarta dan pelaku usaha/petani krisan di Kab. Kulonprogo. Nara sumber berasal dari BPTP Prov. DI. Yogyakarta serta Direktorat Buah dan Florikultura.
Pengembangan kawasan krisan di Kab. Kulonprogo pertama kali diperkenalkan pada pada tahun 2009 bekerjasama dengan BPTP Prov. DI. Yogyakarta melalui kegiatan Model Pengembangan Pembangunan Perdesaan Melului Inovatif (MP3MI) dengan pembangunan 1 (satu) kubung di KWT. Seruni Menoreh Indah, Nglambur, Sidoharjo. Bersamaan dengan ini melalui kegiatan Model Perbenihan Bunga Krisan dari Balithi CIpanas telah dibangun 1 (satu) kubung untuk produksi benih krisan di KT. Rukun Tani, Nglambur, Sidoharjo (@
84 m²). Namun saat ini kondisi kubung di lokasi tersebut sudah rusak berat akibat angin dan erupsi merapi. Selanjutnya pada tahun 2010 BPTP Prov. DI. Yogyakarta melalui MP3MI mengadakan pengkajian dengan dibangun 2 (dua) unit kubung di Gapoktan Mekar, Gorolangu, Sidoharjo (168 m²). Saat ini kubung di lokasi sudah tidak ada (tanah bengkok desa) dan beralih fungsi. Selain Balitihi Cipanas dan BPTP Prov. DI.Yogyakarta, Ditjen Hortikultura juga telah mengalokasikan seluas 10.000 m2 (5000 m2 tahun 2014 dan 5000 m2
tahun 2015). Saat ini untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan kawasan krisan di Kab. Kulonprogo.
Permasalahan yang dihadapi pelaku usaha krisan di Kab. Kulonprogo adalah ketersediaan varietas benih yg tepat waktu dan sesuai permintaan pasar belum cukup memenuhi, kondisi sarpras masih perlu ditingkatkan, keterbatasan SDM secara kualitas maupun kuantitas SDM dan penguatan kelembagaan Paguyupan Petani Bunga Krisan yg sdh terbentuk (Seruni Menoreh). Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi sangat diperlukan strategi dalam pengembangan florikultura khususnya krisan di Kab. Kulonprogo melalui penyediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air; pengembangan subsistem produksi melalui penerapan GAP-SOP, GHP dan registrasi lahan usaha serta pengembangan subsistem pemasaran melalui penyediaan data base florikultura, jaringan distribusi dan pasar; fasilitasi kemitraan, promosi dan regulasi. Selain itu, salah satu hal yang perlu ditindaklanjuti untuk pengembangan penangkaran krisan di Kab. Kulonprogo adalah melakukan magang di UPBS Balithi yang dananya akan disupport dari dana CSR. Untuk mendukung keberhasilan pengembangan kawasan krisan di Kab. Kulonprogo, sangat diperlukan peran serta dari pemerintah pusat maupun daerah (Diperta Prov. DI. Yogyakarta, Diperta Kab. Kulonprogo, BPTP Prov. DIY), swasta, perguruan tinggi dan stakeholder terkait.
Penulis
Henni Kristina Tarigan, SP, ME Subdit Florikultura
Direktorat Buah dan Florikultura
Ket :
Foto 1. Sambutan selamat datang dari Kadis Diperta Kab. Kulonprogo, Foto 2. Arahan dan pembukaan acara oleh Direktur Buah dan Florikultura, Foto 3.
Pemaparan materi dari BPTP DI.Yogyakarta, Foto 4. Diskusi dengan peserta bimtek, Foto 5. Peserta pertemuan bimtek, Foto 6. Green house agrowisata
krisan Gerbosari