Rilis Kementan, 10 Mei 2021
Nomor : 474/R-KEMENTAN/5/2021
Temanggung – Jelang Idul Fitri yang tinggal menghitung hari, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tegaskan kepada seluruh jajarannya untuk memastikan stok pangan mencukupi kebutuhan konsumen. Terlebih dengan adanya kebijakan larangan mudik, sehingga khususnya di Jabodetabek harus benar-benar dipastikan pasokan aman dan harga terkendali.
Kementerian Pertanian turun langsung ke lapangan memantau kondisi daerah sentra pemasok cabai Jabodetabek, di antaranya Kabupaten Temanggung. Di Kecamatan Ngadirejo, tepatnya Desa Campursari terhampar cabai seluas 120 ha dan Desa Kataan seluas 250 ha yang mayoritas sedang panen. Jika ditotal, satu Kecamatan Ngadirejo saat ini ada pertanaman cabai rawit seluas 450 hektar, cabai keriting 30 hektar, dan cabai besar 250 hektar.
Melihat kondisi tersebut, Kementan optimis bahwa pasokan cabai mencukupi kebutuhan Idul Fitri yang jatuh di hari Kamis mendatang.
“Jika melihat kondisi di wilayah sentra seperti ini, Saya rasa tidak akan terjadi lonjakan harga cabai, paling terjadi distorsi harga, itu pun karena suasana lebaran, supir angkutan, pedagang dan juga petani tentunya merayakan Idul Fitri bersama keluarga, setelah itu harga tetap aman,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto.
Secara nasional, jika dilihat dari data prognosa produksi, yang dihitung berdasarkan realisasi luas tambah tanam bulan November 2020 s.d Februari 2021, produksi cabai rawit bulan Mei sebesar 101.132 ton sedangkan kebutuhan hanya 76.726 ton sehingga masih surplus sebesar 24.407 ton. Begitu juga dengan cabai besar, prognosa produksi sebesar 97.456 ton sedangkan kebutuhan 79.711 ton sehingga surplus sebesar 17.754 ton.
Di sela-sela kunjungan lapangnya Anton juga menyampaikan apresiasinya kepada petani Temanggung yang sudah menerapkan likat kuning dan perangkap lalat buah di pertanaman cabai. “Jadi gini, lalat buah itu yang paling ditakuti tanaman hortikultura, jadi dengan adanya petrogenol ini tentunya sangat efektif untuk menangkal serangan hama, jadi saya sarankan kepada petani di daerah lain juga menggunakan ini”, pungkasnya.
Saat ditemui di lapangan, Yasmadi ketua kelompok Sidodadi menyampaikan bahwa Kabupaten Temanggung siap untuk mengamankan pasokan cabai hingga Idul Fitri besok. Pria yang yang disapa Pak Yas itu membeberkan bahwa petani di wilayahnya akan tetap panen cabai hingga hari selasa untuk memenuhi pasokan di pasar setempat dan juga Jabodetabek.
“Selasa masih petik, dikirim ke Jakarta Selasa malam hingga hari Rabu pagi sampai Jakarta. Tenaga petik liburnya juga cuma dua hari, jadi lebaran hari kedua sudah petik lagi,” beber Yasmadi.
Senada, Sarmadi ketua kelompok Muda Sejahtera yang rata-rata anggotanya masih muda, saat ini sedang panen cabai rawit seluas 25 ha dan siap memasok kebutuhan Jabodetabek. Ia menyampaikan bahwa petani sebenarnya tidak menginginkan harga sangat tinggi.
“Harga dikisaran 20 ribu hingga 30 rb di tingkat petani sudah sangat menguntungkan, ujar Sarmadi sambil diamini anggota kelompoknya.
Kelompok Tani Muda Sejahtera berharap dapat menanam cabai sepanjang musim. Selama ini pertanaman cabai hanya dilakukan pada musim hujan saja. Jika kemarau perlu adanya fasilitasi pompa air agar tetap bisa tanam. Namun disisi lain, kelompok tani ini yang diprakarsai oleh para milenial di Desa Kataan Kec. Ngadirejo telah menerapkan pengendalian OPT ramah lingkungan pada pertanaman cabai rawitnya. Pengaplikasian petrogeno dan PGPR diakui Sarmadi lebih hemat biaya karena mampu menekan penggunaan pestisida.
Kepala Dinas Pertanian Kab. Temanggung, Joko Budi Nuryanto menyampaikan apresiasi terhadap pemerintah pusat. Tahun 2020 Kabupaten Temanggung mendapatkan alokasi pengembangan kawasan cabai dan bantuan benih dari Ditjen Hortikultura seluas 82 hektar yang telah tertanam pada bulan Desember 2020 hingga Maret 2021. Tahun ini juga mendapatkan alokasi seluas 30 hektar.
“Bantuan tersebut sangat membantu petani, terlebih di masa pandemi covid tahun kemarin, sangat menolong permodalan petani untuk tetap bisa tanam cabai,” tutup Joko.