*Rilis Kementan, 25 Juli 2020*
Nomor : 981/R-KEMENTAN/07/2020
SUMATERA UTARA – Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. yang topografi wilayahnya 48% berada pada ketinggian 1.000–1500 mdpl. Topografi yang sedemikian rupa, jika dikelola dengan baik menyimpan potensi yang besar untuk pengembangan pertanian khususnya hortikultura.
Dengan elevasi di atas 100 mdpl, beraneka ragam komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi dapat dikembangkan seperti bawang putih, kentang, bawang merah, kol, jeruk keprok, serta komoditas sayuran lainnya. Melihat besarnya potensi Kabupaten Humbang Hasundutan, belum lama ini Kementerian Pertanian (Kementan) mencanangkan pengembangan kawasan lumbung pangan (Food Estate) berbasis komoditas hortikultura di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).
Konsep pengembangan pangan tersebut dilakukan secara terintegrasi, mulai dari hulu hingga hilir di dalam satu kawasan. Rencana pengembangan food estate dirancang kolaboratif lintas stakeholders termasuk pihak swasta yang akan bermitra dengan petani di wilayah tersebut. Dalam pengembangan food estate, tentunya tak terlepas dari peranan perbenihan untuk menyiapkan benih bermutu komoditas yang akan dikembangkan.
Benih bermutu akan menghasilkan produk berdaya saing di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini menjadi salah satu komponen yang akan digaungkan dalam kegiatan Food Estate tersebut.
Sebagai tahap awal akan difokuskan pada pengembangan tiga komoditas yaitu bawang merah, bawang putih dan kentang. Diharapkan, pasokan kebutuhan bawang merah di wilayah tersebut dapat terjamin sehingga akan mengatasi terjadinya fluktuasi harga. Untuk komoditas bawang putih, pengembangannya difokuskan untuk mengurangi impor yang selama ini masih cukup besar.
Ke depan, arahnya untuk berkontribusi mencapai swasembada bawang putih. Sementara itu kentang dikembangkan untuk skala industri yang selama ini sebagian besar bahan bakunya masih diimpor.
Terkait bawang putih, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa ketiga komoditas tersebut mengandung nilai ekonomis tinggi dan prospektif untuk dikembangkan.
“Bawang putih itu harganya mahal, kentang itu harganya mahal, bawang merah itu harganya juga mahal. Dengan lahan yang kualitasnya bagus, kualitas hasil produksinya juga bagus. Oleh karena itu intervensi yang dilakukan di sana adalah dengan hi-tech,” ujar Syahrul saat berkunjung ke Ditjen Hortikultura, beberapa waktu lalu.
Direktur Perbenihan Hortikultura, Sukarman mengatakan bahwa pengembangan kawasan Lumbung Pangan (Food Estate) di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), membuka peluang tumbuhnya industri perbenihan hortikultura.
“Saya berharap dapat diberdayakan produsen benih di wilayah tersebut maupun sekitarnya. Di wilayah tersebut nantinya akan ditumbuhkan penangkar yang akan difasilitasi dengan sarana dan prasarana serta pelatihannya. Secara bertahap benih yang dibutuhkan untuk kawasan tersebut tidak didatangkan dari luar namun dapat dipenuhi oleh produsen benih yang ada di kawasan maupun sekitar kawasan,” papar Sukarman, Sabtu (25/7)
Kebutuhan benih tersebut, lanjut Sukarman, rencananya akan dipenuhi melalui kerja sama antara produsen benih di Humbahas dan sekitarnya maupun dari balai benih.
Dihubungi terpisah, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto menyampaikan perlunya pemetaan kebutuhan benih dan tata cara pemenuhannya. Apabila belum tercukupi dari produsen benih di Humbahas, maka perlu melibatkan produsen benih dari wilayah lain termasuk Balai Benih Hortikultura.
“Kami berkomitmen untuk mendukung pemberdayaan produsen benih di sana. Guna pengembangan kawasan lumbung pangan, beberapa varietas unggul akan dikembangkan baik bawang putih, bawang merah maupun kentang. Tentu saja keterlibatan Badan Litbang Pertanian sangat menentukan keberhasilan dalam pengembangan Kawasan Food Estate berbasis Hortikultura di Kabupaten Humbang Hasundutan,” papar Anton, pangilan akrabnya.