*Rilis Kementan, 2 Juli 2020*
No. 827/R-KEMENTAN/07/20
Bandung – Pandemi Covid yang masih menunjukkan peningkatan jumlah pasien positif tak membatasi gerak kerja para pejuang pangan. Juhara, Champion cabai dan sayuran di wilayah Bandung bersama Kelompok Tani binaannya tetap semangat memenuhi permintaan pasar dalam negeri maupun ekspor.
Saat ditemui di lokasinya, Rabu (1/7) Juhara menjelaskan bahwa pihaknya kini tengah budidaya buncis baby untuk dikirim ke Singapura. Budidaya tersebut dijalankan bersama kelompok tani binaannya yakni KT Biomedia yang diketuai oleh Wawan.
“Disamping sedang persiapan tanam cabai, kami sedang budidaya Buncis “Kenya Bean”, ujarnya.
Budidaya yang dilakukannya masih dalam skala kecil, namun dengan pengaturan pola tanam yang tepat mereka mampu menyuplai pasar dalam negeri dan maupun untuk ekspor.
“Untuk ekspor bekerjasama dengan mitra perorangan dari singapura dan untuk dalam negeri mereka menyuplai PT Indo Eveergreen,” jelas dia.
Kerjasama ekspor yang dilakukannya dengan pihak Singapura sudah berjalan 5 tahun. Pengiriman dilakukan tiga kali dalam seminggu dengan total volume 1 ton per minggu.
“Meskipun masa pandemi Covid-19, permintaan buncis baby dari Singapura tidak menurun. Produk-produk yang dikirim telah melalui proses penanganan pascapanen yaitu sorting, grading, dan packing,” jelas Juhara.
Senada, Wawan, Petani Buncis baby mengatakan bahwa peluang bisnis buncis baby masih terbuka lebar. Menurutnya, volume permintaan ekspor sebenarnya lebih dari itu, tetapi pihaknya baru mampu memenuhi 1 ton per minggu.
“Sementara permintaan Evergreen minimal 100 kg per hari pun terkadang kami suplai kurang dari 100 kg,” kata Wawan.
Melihat peluang pasar yang ada, Juhara dan Wawan akan menguatkan kontinuitas produksinya. Kuncinya, kata dia, adalah kontinuitas produksi.
“Kami akan menguatkan sisi _on farm_ sekaligus _off farmnya_ dan rencananya ke depan dapat langsung menembus pasar ekspor tanpa menginduk ke pelaku bisnis lainnya,” sambung Wawan.
Mendukung usaha tersebut, Kementerian Pertanian dalam hal ini Direktorat Jenderal Hortikultura melalui Dinas Pertanian Kabupaten Bandung memberikan bantuan sarana pascapanen. Tak hanya itu, rencananya ke depan akan dibantu juga untuk sertifikasi benih buncisnya.
“Rencananya tahun depan akan dialokasikan anggaran untuk pendaftaran benih buncis ke BPSB sehingga nantinya bisa dilepas oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa)”, ujar Felly Kepala Seksi Produksi Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Bandung saat mendampingi kunjungan lapang.
Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto sangat mengapresiasi kemampuan petani dalam menangkap dan memanfaatkan peluang pasar hortikultura. Menurutnya, hal ini sejalan dengan Gerakan Mendorong Produksi, Maningkatkan Daya Saing dan Ramah Lingkungan Hortikuktura atau yang dikenal dengan “GEDOR Horti” yang tidak lain outputnya adalah peningkatan ekspor hortikuktura.
Hal ini sebagaimana arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. SYL yang meminta seluruh jajarannya untuk terus mendorong komoditas strategis hortikultura dan meningkatkan ekspor.
“Saya sangat mengapresiasi Juhara dan KT binaannya . Mereka mampu memanfaatkan peluang dan terus berusaha memajukan usahanya di bidang ekspor hortikultura. Harapannya, ke depan akan semakin banyak tokoh seperti Juhara sehingga petani semakin sejahtera,” tutup Anton.