Pasaman Barat (18/10) – Sebagai sentra pertanian, Kabupaten Pasaman Barat, Propinsi Sumatera Barat, ternyata menyimpan potensi yang belum banyak diketahui masyarakat luas. Potensi tersebut salah satunya adalah buah alpukat. Buah yang lezat ini telah mengisi kebutuhan atlet Asian Games 2018_ yang berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan. Jumlah yang dipasok untuk Atlet selama berlangsungnya Asian Games di Palembang mencapai 8 ton.
Salah satu sentra kawasan terbesar alpukat terletak di Jorang Girimaju, Nagari Kotabaru, Kecamatan Luhak Nandua, Kabupaten Pasaman Barat dengan luas pertanaman mencapai 886 ha. Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat, Sukarli, pemerintah daerah akan mengangkat program pengembangan alpukat agar menjadi salah satu produk unggulan. Sukarli berharap Pemerintah pusat mendukung program ini khususnya dalam penerapan teknologi budidaya, peningkatan kualitas buah dan teknologi pasca panen.
“Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat akan mengangkat program pengembangan buah ini dengan serius agar menjadi salah satu produk unggulan Kabupaten Pasaman Barat. Kami berharap pemerintah pusat mendukung program ini khususnya dalam penerapan teknologi budidaya, peningkatan kualitas buah dan teknologi pasca panen”, ujar Sukarli.
Petani alpukat, Zulkifli dari Gapoktan Sinar Terang menyatakan puncak panen akan terjadi di bulan Nopember. Apabila masuk puncak panen, anggota gapoktan yang dibina olehnya bisa mengumpulkan 20 ton/hari. Alpukat ini dipasarkan ke kota Padang, Jakarta, Medan, bahkan diekspor ke Malaysia, Singapura dan Brunei.
Di samping keberhasilan tersebut, Zulkifli mengeluhkan akses jalan usahatani yang kurang mendukung sehingga merusak kualitas buah. Buah alpukat diangkut cukup jauh dari kebun ke gudang/bangsal pasca panen. Dengan kondisi jalan saat ini, kulit buah menjadi lecet dan mengakibatkan harga jadi turun.
“Buah alpukat diangkut cukup jauh dari kebun ke gudang/bangsal pasca panen. Dengan kondisi jalan saat ini yang kurang baik, kulit buah menjadi lecet dan harga jadi turun. Saya harap pemerintah bisa membantu memperbaiki jalan usaha tani ini”, ujarZulkifli.
Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf menyampaikan rasa kagum dengan semangat petani. Petani mampu mengembangkan alpukat dengan rasa yang lezat disertai areal pertanaman yang luas di Pasaman Barat. Dalam kesempatan tatap muka dengan Gapoktan tersebut, Sri menyampaikan pentingnya menjaga dan melestarikan varietas unggul asal lokal seperti Alpukat Tongar asal Pasaman Barat.
“Saya bangga dengan para petani di sini. Adalah penting menjaga dan melestarikan varietas unggul asal Pasaman Barat ini. Saat ini alpukat di Pasaman Barat masih bercampur dari berbagai galur dan bentuk buah masih beragam. Saya harap pengembangan alpukat bisa menghasilkan varietas terbaik”, ucap Sri.
Selanjutnya ia menyampaikan agar Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Pasaman Barat serius menggarap potensi ini mulai dari memperkuat penangkar dan menyediakan benih dalam jumlah cukup. Selanjutnya diharapkan dapat berkoordinasi secara intensif bersama instansi terkait seperti Balai Penelitian Buah (Balitbu) Solok, Universitas Andalas, Balai Proteksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura (BPTPH) Propinsi Sumatera Barat serta lembaga lainnya.
Saat ini panen sedang berlangsung di areal seluas 45 ha di Jorong Girimaju. Puncak panen diperkirakan bulan Nopember. Dalam kesempatan tersebut juga hadir Kepala (BPTPH) Propinsi Sumatera Barat, Suardi. Dirinya menyatakan siap mendukung dan mengawal pengembangan alpukat mulai dari aspek budidaya ramah lingkungan serta pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
“Saya menyatakan siap mendukung dan mengawal pengembangan alpukat dari aspek budidaya ramah lingkungan serta pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)”, jelas Suardi.