DELI SERDANG – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengajak para petani di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) untuk mengoptimalkan program pompanisasi sebagai solusi cepat pemerintah dalam menghadapi darurat pangan yang melanda seluruh dunia. Menurutnya, pompanisasi terbukti mampu meningkatkan produktivitas dari yang tadinya satu kali menjadi 3 kali dalam satu tahun.
“Penggunaan pompa harus maksimal karena pupuk sudah ada, bibit juga sudah ada. Nah, tinggal bagaimana air itu masuk ke sawah agar lahannya basah sehingga ke depan kita bisa tanam lagi,” ujar Wamentan saat meninjau program pompanisasi di Desa Kolam, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Minggu, 11 Agustus 2024.
Wamentan mengatakan, pompanisasi merupakan program yang dipersiapkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta mewujudkan Indonesia swasembada dan juga lumbung pangan dunia.
“Dengan pompa, tujuan kita meningkatkan produktifitas dan juga swasembada bisa kita capai secara maksimal dan sesegera mungkin,” katanya.
Selama ini, kata Wamentan, Deli Serdang adalah wilayah subur yang memiliki potensi hasil panen tinggi terutamanya dalam memenuhi kebutuhan beras di wilayah Sumatera Utara. Karena itu, selain pompa, pemerintah juga tengah menyusun pembangunan dan perbaikan irigasi bagi sawah-sawah di seluruh Indonesia.
“Ini kita lagi susun, bukan hanya pompa, tapi juga irigasi yang rusak kita perbaiki dan yang belum ada kita tambah. Sekarang ini, baru 20 persenan lahan dari yang kena dampak irigasi. Artinya, dari yang tadinya Rp1,5 juta yang kena irigasi, kita mau tingkatkan tambah 2,1 sampai 2,2 juta lagi sehingga totalnya bisa 4 juta hektare. Dengan begitu swasembada benar-benar terwujud secara cepat,” katanya.
Wamentan menambahkan bahwa perbaikan demi perbaikan di sektor pertanian masih akan dilakukan sampai pada tingkat harga, di mana nantinya antara Bulog, Badan Pangan Nasional dan Kementerian Pertanian akan memiliki peran yang maksimal dalam mengelola pertanian baik dari sisi produksi maupun hilirisasi.
“Semua harus bergerak karena HPP-nya juga harus bisa adil. Kan kalau terlalu tinggi produsen yang suka, tapi konsumen yang tidak suka. Kalau HPP yang terlalu rendah, konsumen yang suka, produsennya yang menjerit. Jadi kita harus cari yang adil,” katanya.
Mengenai hal ini, Wamentan mengatakan bahwa kolaborasi berbagai pihak untuk meningkatkan produksi pertanian wajib dilakukan secara masif agar Indonesia betul-betul menjadi negara maju dan kuat di sektor pertanian.
“Ini kita lagi susun Perpres untuk bagaimana bulog, kemudian Pupuk Indonesia dan Badan Pangan Nasional menjadi satu kesatuan, satu komando, di mana ketua kelasnya harus Menteri Pertanian,” jelasnya.