Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto menutup secara resmi Jambore Hortikultura yang berlangsung selama tiga hari, 2 – 4 Desember 2022. Meski perdana diselenggarakan, ternyata mampu menyedot perhatian masyarakat.
“Jambore ini menjadi sebuah ajang atas pencapaian yang sudah dihasilkan oleh hortikultura Indonesia. Bahwa hortikultura kita tidak kalah dari negara lain. Pada kesempatan ini kami juga mengundang milenial dari daerah tertinggal agar menjadi motor bagi wilayahnya,” ujar Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, Minggu (4/12).
Pada hari pertama, Ditjen Hortikultura meluncurkan logo UMKM Hortikultura. Sebagai tindak lanjut, Prihasto langsung mempertemukan UMKM hortikultura dalam satu wadah asosiasi.
“Dalam kesempatan ini kami juga menyatukan UMKM agar menjadi satu kekuatan. Sebanyak 425 UMKM dibentuk dalam Asosiasi UMKM Hortikultura. Selain itu, ada Asosiasi Pasar Tani Indonesia yang kita satukan dengan bertujuan menstabilkan pasar. Keberadaannya tidak lain untuk membantu pemerintah dalam hal stabilisasi produk hortikultura khususnya cabai dan bawang,” papar Prihasto.
Lelang hortikultura yang berlangsung sejak hari pertama pelaksanaan Jambore Hortikultura, lanjut Prihasto hasilnya bertujuan untuk kemanusiaan Cianjur.
“Mengetahui lelang ini bertujuan untuk kemanusiaan, masyarakat antusias untuk berpartisipasi dalam lelang. Hasil Lelang produk hortikultura untuk donasi Bencana Cianjur telah terkumpul sebanyak Rp 229.500.000,” terang Prihasto.
Sebagai informasi, selama tiga hari, talkshow telah berlangsung sebanyak enam kali terdiri dari aspek perbanyakan benih, penanganan OPT, bangga dengan bawang putih Nusantara, inovasi perbanyakan benih hortikultura, advance technology in horticulture, how to export horticulture product & promoting horticulture dan terakhir mengenal urban farming.
Dalam kesempatan business matching, berhasil dipertemukan para pelaku usaha Delisi dengan PT. SBI, Enzy dengan SAA, Lapak tani dengan KJM dan KSIP, Indofood dengan salah satu UKM, koperasi warteg Nusantara dengan PT. SAA, Produsen Manggis/Petani dengan PT KJM, Rajawali Nusindo Indonesia dengan salah satu UKM, Geo Fresh pembinaan untuk UMKM, KSIP dengan kelompok Sekartani.
Hal unik di antaranya berhasil memecahkan Museum Rekor Dunia Indonesia untuk Mengulek Sambal Bawang Terbanyak. Diikuti peserta sebanyak 7.659 orang tersebar di 15 kabupaten dan 5 Provinsi.