*Rilis Kementan, 18 Agustus 2020*
Nomor : 1098/R-KEMENTAN/08/2020
Sumedang- Petani mangga gedong di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Jatigede mempunyai cara unik menyemarakkan HUT RI ke-75.
Mereka memasang perangkap lalat buah beratraktan dari botol bekas air mineral yang dicat merah-putih. Pemasangannya dilakukan oleh beberapa kelompok tani dari Desa Kadu dan Lebaksiuh yakni Kelompok Tani Mekar Rahyu, Mitra Tani, Mekar Mandiri dan Saluyu II.
Pembuatan perangkap hama ini difasilitasi oleh BPTPH Provinsi Jawa Barat melalui Petugas SIMPOK lalat buah, POPT, Penyuluh serta UPTD Pertanian dan Ketahanan Pangan Kecamatan Jatigede, Kepala Desa Kadu dan Kepala Desa Lebaksiuh. Ini merupakan ‘oleh-oleh’ petani usai mengikuti _Focus Group Disccusion_ Agribisnis Budi Daya Tanaman Mangga Gedong Gincu di Kabupaten Sumedang dua minggu lalu.
Perangkap hama merah putih ini dipasang di sepanjang jalan utama Desa Kadu-Lebaksiuh. Jumlahnya kurang lebih 1.000 perangkap atau setara dengan luas 50 ha kawasan mangga.
Bisa dibayangkan bagaimana penampilan kebun mangga di kebun petani yang tergabung dalam Asosiasi Petani Mangga Sumedang itu. Bukan hanya tampak meriah, kegiatan itu juga membantu petani mengatasi masalah lalat buah tentunya.
Sebagai informasi, potensi mangga gedong di Kabupaten Sumedang terbilang sangat luas, mencapai 5000 ha. Menurut Kepala Seksi Perlindungan Hortikultura UPTD BPTPH Provinsi Jawa Barat Wahid Sarifudin, pemasangan perangkap merah putih tersebut sekaligus menjadi ajang sosialisasi pengelolaan lalat buah berskala luas. Apalagi momennya pas yakni mendekati Hari Peringatan Kemerdekaan Indonesia ke-75.
“Petani sangat antusias. Mereka memang sudah merasakan manfaat dari pemasangan perangkap lalat buah. Semangat persatuan ini yang ingin kami tularkan ke petani lainnya,” ujar Wahid.
*_Pengelolaan Lalat Buah, Mendukung Ekspor_*
Lalat buah adalah hama yang sangat mengganggu pada tanaman mangga. Masyarakat banyak mengeluh tentang kualitas buah mangga yang terserang hama ini. Selain itu, lalat buah merupakan salah satu penghambat ekspor mangga, terutama ke Jepang dan Australia.
Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, produk hortikultura harus mampu bersaing di pasar internasional. Senada, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto, juga menyatakan pihaknya telah menyiapkan langkah strategis berupa Gerakan Mendorong Produksi, Daya Saing, dan Ramah Lingkungan Hortikultura (Gedor Horti).
“Kami sangat serius mengawal program pengembangan hortikultura di daerah. Mangga termasuk target prioritas karena memang permintaan di dalam dan luar negeri sangat tinggi,” jelas Anton di Jakarta saat memperingati HUT ke 75 tahun RI (17/8).
Direktur Perlindungan Hortikultura Sri Wijayanti Yusuf, menyambut baik upaya pemerintah daerah dan petani dalam menjaga kuantitas dan kualitas produksi mangga.
“Kami juga menginisiasi program _Area Wide-Integrated Pest Management_ (AW-IPM) sejak 2019 di beberapa komoditas buah, termasuk mangga. Strategi yang digunakan relatif murah, mudah diaplikasikan dan efektif,” pungkas Yanti.