PALEMBANG – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mempercepat pemasangan pompanisai di Sumatera Selatan (Sumsel) sebagai solusi cepat dalam mengantisipasi kekeringan panjang akibat gelombang panas dunia.
Saat ini, pompa yang sudah terpasang di sana mencapai 1.179 unit dari total pompa yang ada sebanyak 1.299 unit. Dengan begitu, pemasangan pompa di Sumsel sudah mencapai target alias 91 persen. Diketahui, program pompa adalah upaya pemerintah dalam mempercepat akselerasi perluasan tanam (PAT) untuk memperkuat produksi nasional yang sempat turun akibat cuaca ekstrem.
“Sampai hari ini sudah 1.179 unit atau 91 persen pompa yang sudah terpasang. Namun yang tersisa tolong segera diselesaikan dan dimanfaatkan demi peningkatan produksi di Sumsel,” ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP), Andi Nur Alam Syah dalam rapat koordinasi (rakor) percepatan pompanisasi dan Pertambahan Areal Tanam (PAT) yang digelar di Palembang, Selasa 20 Agustus 2024.
Alamsyah mengatakan pemerintah pusat memiliki komitmen kuat dalam melaksanakan percepatan produksi guna mewujudkan swasembada dan juga Indonesia lumbung pangan dunia. Komitmen yang sama juga harus diperkuat pemerintah daerah beserta jajaran terkait lainya.
“Kita harus sama-sama sadar betapa pentingnya pengawasan distribusi bantuan alat mesin pertanian (alsintan) agar tepat sasaran dan tidak terjadi penyimpangan,” katanya.
Sebagai informasi, Program PAT melalui optimasi lahan rawa di Sumsel mencapai 72.993 hektar yang tersebar di 5 kabupaten. Saat ini, program tersebut sudah direalisasikan sebesar 19.432,85 hektare atau 26.6 persen. Sementara itu, produksi padi Sumsel pada tahun 2023 mencapai 2.832.774 ton gabah kering giling (GKG) dan pada 2024, angka ini ditargetkan meningkat hingga 3.103.481 ton GKG.
“Melalui program pompanisasi dan optimasi lahan rawa ini, diharapkan indeks pertanaman (IP) di Sumatera Selatan dapat meningkat dari IP 100 menjadi IP 200, yang sudah IP 200 naik IP 300 sehingga dapat berkontribusi lebih besar terhadap produksi padi nasional,” katanya.
Dalam kesempatan sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman optimistis Indonesia akan mampu mencapai swasembada pangan dalam waktu kurang dari tiga tahun. Optimisme ini didorong oleh berbagai langkah strategis yang diambil pemerintah, termasuk program Pertambahan Areal Tanam (PAT) dan penerapan pompanisasi sebagai respons cepat menghadapi kekeringan panjang akibat gelombang panas.
“Insyaa Allah, dalam waktu tidak lebih dari tiga tahun, kita akan kembali swasembada. Pompanisasi ini dilakukan untuk memanfaatkan air sungai yang tidak pernah kering agar dapat dialirkan ke sawah,” katanya.
Karena itu, kata Mentan, dalam pelaksanaan PAT diperlukan evaluasi secara berkala terhadap pemanfaatan pompa air di setiap wilayah. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa sistem ini dapat berjalan maksimal dan memberikan dampak positif bagi peningkatan produksi padi di berbagai daerah.
“Bantuan pompa ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi beras nasional,” jelasnya.