Surveilans merupakan kegiatan pengamatan dalam rangka mengumpulkan dan mencatat data tentang dinamika populasi atau tingkat serangan OPT serta faktor – faktor yang memengaruhinya pada waktu dan tempat tertentu. Dalam pelaksanaannya, surveilans dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu surveilans umum dan surveilans khusus (deteksi dan pest list)
a. Surveilans Umum
Surveilans umum adalah kegiatan resmi yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang suatu OPT di suatu area yang dikumpulkan dari berbagai sumber untuk melakukan deteksi awal perkembangan OPT sehingga mempermudah dalam penyusunan rekomendasi pengendalian dan pengelolaan OPT di wilayah tertentu. Tujuan dilaksanakannya surveilans adalah untuk : 1). mengetahui keberadaan, kepadatan populasi, sebaran dan dinamika OPT sasaran; 2). memeroleh data dasar dalam analisa peramalan dan penerapan sistem peringatan dini (early warning system), serta 3). mengevaluasi keberhasilan kegiatan pengendalian OPT.
Kegiatan surveilans diawali dengan pencarian informasi ke berbagai sumber antara lain National Plant Protection Organization (NPPO), lembaga penelitian, perguruan tinggi, komunitas ilmiah, produsen, konsultan, perpustakaan / museum, jurnal – jurnal ilmiah, masyarakat umum / petani, maupun melalui perangkat internet. Informasi yang diperoleh berupa data dan informasi tentang OPT dan inangnya, intensitas serangan, kepadatan populasi OPT, perubahan status, serta penyebaran OPT.
Hal yang paling penting diperhatikan dalam surveilans adalah metode pengamatan dan koleksi. Setiap OPT mempunyai perilaku, bioekologi, habitat, dan karakteristik yang berbeda – beda. Misalnya untuk pengamatan serangga hama yang aktif terbang, metode yang sesuai antara lain dengan menggunakan jaring serangga, perangkap likat kuning (yellow trap), dan feromon trap (khusus serangga yang tertarik dengan feromon); untuk serangga yang tertarik cahaya dapat menggunakan lampu perangkap (light trap), untuk serangga yang aktif berjalan di atas tanah dapat menggunakan lubang perangkap (pitfall trap); serta untuk pengamatan nematoda, bakteri, virus dapat dilihat berdasarkan gejala (daun menguning, nekrotik, layu, kerdil dll) dan tanda penyakit (miselium, karat, tepung, tubuh buah, sklerotium, lendir/eksudat bakteri, dll) tanaman yang terserang.
Untuk memanfaatkan data dari berbagai sumber, disarankan agar NPPO mengembangkan sistem informasi yang tepat pada OPT tertentu yang menjadi perhatian, kemudian dikumpulkan, diverifikasi dan dikompilasi. Komponen sistem tersebut harus mencakup : NPPO atau institusi lain yang ditunjuk oleh NPPO yang bertindak sebagai repositori nasional untuk catatan OPT hortikultura; sistem pengambilan dan pemeliharaan catatan; prosedur verifikasi data; dan saluran komunikasi untuk mentransfer informasi dari sumber ke NPPO.
Surveilans dilakukan oleh petugas LPHP berdasarkan laporan dari petugas POPT-PHP di wilayah kerjanya dan/atau berdasarkan potensi serangan OPT di wilayah dan waktu tertentu. Informasi yang dikumpulkan, seperti melalui surveilans umum (general surveillance), akan paling sering digunakan : untuk mendukung deklarasi NPPO tentang bebas OPT, untuk membantu deteksi awal OPT baru; untuk pelaporan ke organisasi lainnya seperti RPPO dan FAO; dalam penyusunan daftar OPT (pest list) inang dan komoditas serta catatan distribusi.
b. Surveilans Khusus
Surveilans khusus merupakan prosedur kegiatan yang dilaksanakan oleh NPPO dan bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang suatu OPT pada area dan periode tertentu. Langkah – langkah dalam pelaksanaan surveilans khusus adalah sebagai berikut :
- Pemilihan Judul dan Penyusunan Rencana Survei
Pemilihan judul disesuaikan dengan survei yang akan dilakukan (diutamakan memilih judul yang sederhana) dan dapat diperbaiki sejalan dengan pelaksanaan survei. Perencanaan yang baik dan tepat merupakan faktor kunci keberhasilan pelaksanaan surveilans. Rencana tersebut harus menggambarkan status OPT sasaran dan metode yang tepat sehingga surveilans dapat dilaksanakan dengan baik dari segi teknis maupun finansial. Selain itu, pencatatan nama petugas yang akan melakukan survei juga perlu dilakukan dalam penyusunan rencana survei. - Tujuan Survei
Tujuan harus ditentukan sejak perencanaan surveilans sehingga akan diperoleh hasil sesuai kebutuhan. - Identifikasi OPT Sasaran
Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang terpercaya, antara lain : NPPO, lembaga pemerintah (lokal dan/atau nasional), lembaga penelitian, universitas, perhimpunan profesi, perpustakaan / museum, jurnal ilmiah, pencarian melalui perangkat internet dll. Setelah diketahui nama OPT sasaran, informasi tersebut kemudian dilengkapi dengan vektor OPT, pengaruh yang dapat ditimbulkan, dan karakteristik OPT. - Identifikasi Tanaman Inang Sasaran
Identifikasi inang sasaran meliputi nama inang sasaran (umum dan ilmiah), nilai tanaman inang atau komoditas, perilaku pertumbuhan dan siklus hidup tanaman inang, aksepsibilitas (kemudahan pengamatan) tanaman inang, dan sebaran tanaman inang. - Tanaman Inang Alternatif
Merupakan tanaman yang dapat berfungsi sebagai tempat hidup sementara OPT selama inang utama tidak tersedia. Identifikasi kisaran inang saat penting khususnya untuk survei deteksi awal OPT eksotik serta survei pembatasan untuk mengamati penyebaran OPT setelah terjadinya pemasukan ke wilayah baru. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan cara menanyakan kepada masyarakat / petani di wilayah yang bersangkutan, publikasi, database dan berbagai sumber di internet. - Penelaahan Rencana Survei yang telah dilaksanakan sebelumnya
Penelaahan rencana survei yang telah dilaksanakan sebelumnya berguna sebagai sumber informasi yang bermanfaat bagi pelaksanaan survei yang akan dilaksanakan. - Pemilihan Lokasi
Tahapan pemilihan lokasi meliputi pemilihan area, pemilihan wilayah, tempat, lokasi lahan, lokasi pengambilan sampel, dan pemilihan titik pengambilan sampel.Identifikasi area survei
Area survei sebaiknya mempunyai batas yang mudah untuk ditentukan (pualu, provinsi).
b. Identifikasi wilayah yang akan disurvei
Wilayah survei disesuaikan dengan tujuan survei. Pada umumnya survei hanya akan meliputi satu atau beberapa wilayah (kabupaten, kecamatan) sehingga cukup mudah untuk melakukan identifikasi.
c. Identifikasi tempat survei, lokasi lahan, lokasi pengambilan sampel, dan titik pengambilan sampel
Pendeskripsian tempat survei, lokasi pengambilan sampel, dan titik pengambilan sampel. Pemilihan tempat dapat dilakukan dengan menentukan hamparan pertanian atau desa; pemilihan lokasi lahan dengan menentukan lahan pertanaman, pemilihan lokasi pengambilan sampel dengan menentukan kuadran, individu pertanaman, atau baris pertanaman; serta pemilihan titik pengambilan sampel dilakukan dengan menentukan rumpun/tanaman yang akan disurvei.
d. Metode untuk pemilihan lokasi
Dapat memberikan informasi secara transparan tentang pemilihan metode yang akan digunakan dan alasan yang jelas terkait dengan tujuan survei. - Penetapan Jumlah dan Jenis Sampel
Disesuaikan dengan tujuan survei, kondisi lapangan, petugas survei dan waktu pelaksanaan. Pengambilan sampel perlu memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut :
a. Sampel yang diamati dapat mewakili populasi pertanaman dalam satu hamparan.
b. Semakin banyak jumlah contoh yang diamati, maka akurasi data yang diperoleh akan semakin tinggi;
c. Dalam pengambilan sampel, harus memerhatikan faktor tenaga dan waktu. - Waktu Pelaksanaan Survei
Disesuaikan dengan kecenderungan keberadaan OPT sasaran dan stadium yang dapat diamati. Waktu pelaksanaan ditentukan berdasarkan : 1). Siklus hidup OPT, 2). Fenologi dan tanaman, 3). Waktu pelaksanaan program pengelolaan OPT, dan 4). Kemudahan mendeteksi OPT pada saat tanaman tumbuh atau setelah tanaman dipanen. Faktor lain yang harus diperhitungkan dalam pelaksanaan survei adalah waktu OPT paling aktif, waktu gejala serangan terlihat jelas, waktu sebar, berkecambahnya benih, pembungaan, pemasakan buah, dan panen tanaman inang, waktu pembungaan untuk gulma, dan aksesibilitas dan ketersediaan alat transportasi. - Perencanaan Pengumpulan Data dari Lapangan
Perencanaan pengumpulan data dimulai dengan penandaan lokasi pengambilan sampel dengan bahan yang tahan terhadap berbagai kondisi cuaca dan diberi tulisan dari pensil atau tinta. Penandaan lokasi sampel membantu untuk mengunjungi lokasi yang sama saat dibutuhkan. Data yang dikumpulkan dari lapangan antara lain tanggal, cuaca, lokasi, nama dan cara menghubungi orang setempat yang ikut membantu pelaksanaan, serta informasi lain yang dipandang perlu. Data dilaporkan dalam bentuk unit pengukuran, biasanya jumlah OPT per unit area. Area yang diamati dapat berupa : per pohon/rumpun, buah, lahan, tanaman, kilometer, kuadrat, ayunan jaring serangga, perangkap dsb.
Jumlah OPT yang dilaporkan merupakan hasil penghitungan populasi OPT secara langsung atau skor (skala) / intensitas serangan OPT. Untuk OPT yang jumlahnya sangat banyak atau khusus untuk gejala serangan patogen pengukuran standar OPT menggunakan skor (skala). - Metode Pengumpulan Spesimen OPT
Pengumpulan dan penanganan spesimen OPT harus dilakukan sebaik mungkin agar ciri – ciri khusus yang digunakan dalam diagnosis dapat dijaga dalam kondisi yang baik, khususnya kalau spesimen tersebut akan digunakan sebagai koleksi atau herbarium referensi yang permanen. Untuk memudahkan dalam melakukan identifikasi spesimen OPT, pelabelan sementara perlu diberikan pada saat masih berada di lapangan dan pelabelan yang sesuai dengan persyaratan dapat diberikan kemudian. - Penyimpanan Data secara Elektronik
Semua data yang dicatat sebaiknya disimpan secara elektronik dalam bentuk data komputer (soft copy) sehingga mempermudah dalam proses analisis data. - Petugas Survei
Petugas survei harus sudah mendapatkan pelatihan yang cukup dalam melakukan pengambilan sampel, preservasi dan pengiriman sampel, serta pencatatan data tentang sampel. - Perizinan dan Akses
Untuk melakukan survei di suatu wilayah (pulau, desa, komunitas, hutan atau hamparan pertanian) perlu memberikan informasi kepada pihak yang berwenang tentang tujuan dan waktu pelaksanaan survei. Survei dilaksanakan setelah ada konfirmasi dari pihak yang bersangkutan. Sebaiknya proses untuk memeroleh izin dilakukan sesegera mungkin sehingga tersedia waktu yang cukup dalam pelaksanaan survei. - Studi Pendahuluan
Dilakukan dengan mengunjungi tempat / daerah yang akan disurvei. Beberapa komponen yang perlu diperhatikan antara lain kondisi akomodasi dan transportasi, kemungkinan kesesuaian praktik yang akan dilakukan dalam pelaksanaan survei dan koleksi, serta pemindahan spesimen dari lokasi survei. Pemberian informasi pada orang yang terlibat dalam survei merupakan bagian dari studi pendahuluan. Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan memasukan komponen terstruktur, misalnya bagaimana kejadian OPT terjadi di lapangan. Selain itu dapat dilakukan beberapa percobaan untuk melihat keterampilan anggota tim dalam mendeteksi OPT. - Pelaksanaan Survei : Pengumpulan Data dan Spesimen
Keakuratan data serta kualitas dan kelengkapan spesimen yang dikumpulkan ditentukan oleh kekompakan tim yang telah dibekali dengan perencanaan yang matang, informasi yang lengkap, dan perlengkapan yang cukup memadai. - Analisis Data
Data hasil survei anatara lain dapat digunakan untuk : 1). Menghitung parameter statistik dasar misalnya rata – rata jumlah OPT; 2). Estimasi tingkat kepercayaan data yang dikumpulkan; 3). Membuat peta sebaran OPT, dan 4). Mengevaluasi kepadatan OPT jika waktu pemantauan lebih lama. - Pelaporan Hasil Survei, minimal harus memuat informasi tentang :
- Judul Survei dan anggota Tim
- Tujuan Survei
- Latar belakang informasi tentang OPT
- Rancangan survei secara rinci
- Metode analisis dan interpretasi data
- Kesimpulan berdasarkan hasil temuan survei
Disusun dan diolah dari berbagai sumber oleh :
Hendry Puguh Susetyo, SP, M.Si
Fungsional POPT Ahli Muda
Direktorat Perlindungan Hortikultura