Jakarta – Masih dipandang sebelah mata, sukun Pulo Seribu adalah sumber pangan alternatif yang kaya nutrisi. Bagaimana cara Kementan tingkatkan ketahanan pangan melalui pengembangan sukun?
Sukun masih kalah populer dibandingkan beras sebagai sumber karbohidrat utama. Saat ini masyarakat Indonesia masih menganggap sukun sebagai cemilan pelengkap saat menikmati secangkir teh atau kopi. Padahal tanaman dengan nama ilmiah _Artocarpus altilis_ merupakan salah satu tanaman buah potensial dengan kandungan karbohidrat yang tinggi.
Dalam 100 gram sukun, jumlah karbohidratnya setara dengan sepertiga karbohidrat pada beras. Selain itu juga buah ini tinggi nutrisi seperti vitamin, mineral, dan serat yang sangat baik untuk kesehatan. Tidak hanya kandungan gizi yang baik, sukun pantas menjadi pangan alternatif karena daya adaptasi tanaman yang baik.
“Kondisi saat ini menuntut kita untuk memanfaatkan keragaman komoditas pertanian untuk mendukung ketahanan pangan. Sukun sebagai produk hortikultura potensial, memiliki gizi cukup mampu menunjang kebutuhan pangan. Kita perlu mulai menggencarkan sukun sebagai langkah penganekaragaman sumber pangan,” ungkap Direktur Perbenihan Hortikultura, Inti Pertiwi Nashwari, Kamis (30/5/2024).
Inti mengungkapkan, pengembangan sumber pangan yang adaptif terhadap ketidakpastian dan desrupsi iklim saat ini menjadi keharusan. Dirinya menyebutkan bahwa sukun memenuhi persyaratan ini.
“Sukun merupakan tanaman buah yang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan iklim dan tetap dapat berproduksi baik. Hal ini akan menjadi kekuatan dalam menyediakan pangan bagi masyarakat,” paparnya.
Hasil penelitian Chicago Botanic Garden menunjukkan pada kondisi ancaman perubahan iklim, sukun masih mampu berproduksi dan diprediksi masih akan terlihat eksistensinya hingga kurun 2060-2080.
“Tidak bisa dipungkiri bahwa ancaman perubahan iklim memaksa manusia untuk mecari sumber pangan alternatif yang mudah dibudidayakan dan mampu mencukupi kebutuhan gizi. Sukun menjadi salah satu tanaman hortikultura yang cocok dipilih sebagai sumber karbohidrat alternatif,” pungkasnya.