Dalam budaya Asia, Dracaena Sanderiana biasa disebut Lucky Bamboo (bambu keberuntungan) yang telah menjadi simbol keberuntungan selama lebih dari 4.000 tahun. Baru-baru ini juga menjadi tanaman rumah populer yang banyak tersedia di luar Asia. Prospek ekspor ini tentunya sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mendorong ekspor guna mensejahterakan petani.
Selain sebagai tanaman yang cantik, salah satu alasan utama untuk popularitasnya adalah betapa mudahnya tumbuh. Ini dapat ditanam di kebun atau mangkuk hias yang diisi hanya dengan batu dan air, menjadikannya salah satu houseplants paling toleran yang dapat kita tanam. Tentu saja, kita juga bisa menaruhnya ke tanah untuk pertumbuhan yang lebih kuat.
Sukabumi merupakan salah satu sentra utama pengolah Dracaena Sanderiana, yang menjadi binaan Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura dari tahun 2013.
Sampai saat ini fasilitasi kepada petani Dracaena di Kabupaten Sukabumi untuk pengembangan kawasan Dracaena seluas 28.500 m2 dilengkapi sarana packing house untuk tempat merangkai dan pengakaran serta mobil berpendingin sebagai sarana distribusi.
Alamanda, salah satu Kelompok Tani pengolah rangkaian Dracaena Sanderiana di Kabupaten Sukabumi rencananya akan kembali mengekspor ke berbagai negara.
“Terima kasih atas support dari Ditjen Hortikultura pada Poktan Alamanda Sukabumi. Alhamdulillah bantuan berupa benih, green House, packing house, fasilitas pameran dan sarana transportasi sangatlah bermanfaat buat kemajuan dunia flori, khususnya masyarakat sekitar, dari fasilitas tersebut lebih mempermudah utk mendapatkan buyer-buyer luar negeri yang variatif. Terima kasih pula, untuk ekspor bibit tanaman ini pun difasilitasi ijin dari Ditjen Hortikultura secara online dan lancar”, ungkap Anas sebagai Ketua Asosiasi Flori Kabupaten Sukabumi.
Dengan adanya ekspor ini maka Kelompok Tani Alamanda telah membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
Anas mengatakan dari keseluruhan ekspor kali ini Poktan Alamanda sendiri memasok 20% dan 80% dari plasma atau masyarakat sekitar. Rencana pengiriman ke India sekitar tanggal 15 September dengan Dracaena jenis Pagoda 3/20 sejumlah 10.000 pcs dan jenis Pagoda 2/15 sejumlah 20.000 pcs, sedangkan ke Malaysia sekitar tanggal 15 Oktober dengan pengiriman Dracaena jenis 3/20 sejumlah 10.000 pcs, Ananas C sejumlah 5000 pcs, Ananas A sejumlah 500 pcs, Guci A sejumlah 500 pcs dan Curly sejumlah 5000 pcs.
Jumlah ekspor selalu meningkat dan bervariasi setiap tahunnya. Tiap negara memiliki selera bentuk Dracaena yang berbeda. Untuk proses pengiriman bisa melalui Air Freight dan Ocean Freight tergantung volume permintaan. “Harapan kedepan agar perizinan ekspor lebih dipermudah, dan mekanismenya disederhanakan, khususnya tentang shipmentan agar tidak njlimet”, pungkas Anas.
Dr. Sarwo Edhy, Direktur Buah dan Florikultura menyambut baik ekspor Dracaena dari Sukabumi dan mengharapkan agar bisa mengekspor ke negara lainnya serta diikuti oleh sentra tanaman hias lainnya di Indonesia. Direktorat Jenderal Hortikultura berkomitmen mendorong peningkatan ekspor komoditas hortikultura lainnya yang memiliki daya saing di pasar internasional dengan tujuan untuk peningkatan devisa dan kesejahteraan petani.