Jakarta – Kementerian Pertanian menjamin ketersediaan cabai dan bawang merah jelang akhir tahun dan awal tahun 2018 aman. Kegiatan panen dan penanaman saling silih berganti memastikan stok selanjutnya. Pola tanam yang terjadwal menjadi kunci ketersediaan di lapangan.
“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan media karena selama ini turut membantu memantau cabai bawang. Seperti yang kita ketahui bahwa tahun 2015 belum berjalan dengan baik. Tahun 2016 program mulai berjalan. Tahun 2017 sudah ada perbaikan. Manajemen terjaga. Perlu disampaikan bahwa Januari posisi aman. Saya jaga day to day”, sambut Dirjen Hortikultura Spudnik Sujowono mengawali Konperensi Pers pada Rabu (27/12).
Dirjen menyampaikan ketersediaan cabai besar nasional pada Desember 2017 sebanyak 104.064 ton, sementara kebutuhan hanya 95.652 ton. Ini artinya surplus sebesar 8.412 ton. Sedangkan pada Januari 2018 stok diperkirakan 102.153 ton, kebutuhan 93.311 ton dan kelebihan stok sebesar 8.842 ton.
Dirjen Hortikultura memastikan bahwa setiap hari jajarannya memantau perkembangan stok cabai dan bawang merah. Diakui memang ada beberapa daerah yang harga cabai rawit anjlok hingga Rp 9.000 per kilogram. Hal berlawanan terjadi pada pasar ritel Jakarta di mana harga melebihi Rp 40.000 per kg. Ada kenaikan dratis hingga 400%.
“Ini namanya bukan harga naik. Pindah harga namanya”, jelas Spudnik.
Ketersediaan cabai rawit nasional sebanyak 81.637 ton, kebutuhan 73.099 ton. Ini pun artinya surplus 8.538 ton. Pada Januari 2018 pasokan sebanyak 77.84 ton, kebutuhan 69.843 ton, terdapat kelebihan stok 8.004 ton.
Untuk ketersediaan bawang merah pada Desember tercatat 123.849 ton, kebutuhan 109.437 ton, dan ada kelebihan 14.412 ton. Januari pasokan 117.904 ton, permintaan berkisar 101.597 ton. maka itu ada surplus 16.308 ton.
Dirjen juga mengeluhkan lemahnya kebijakan mengenai harga. Sementara itu anomaly harga terekam oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Padahal harga yang sesungguhnya adalah harga yang diambil dari petani. Pada prinsipnya barang ada dan petani terus tanam. Panen juga bergulir. Di Brebes sendiri panen bawang merah setiap hari. Maka dijamin stok selalu tersedia setiap hari.
Dirjen mensinyalir di beberapa daerah diciptakan keadaan seolah-olah dibuat kondisi keadaan buruk. Ini dimanfaatkan oleh para spekulan guna menaikkan harga sesuka hati.
Berbicara mengenai harga, Dirjen mengilustrasikan bahwa kendali harga ada di pelaku usaha. Seandainya pedagang tidak membeli dari petani dalam satu hari saja, maka saat itu harga akan terguncang.
“Tehniknya begini, saya sebagai pelaku usaha, kalau satu hari saja saya tidak beli, saya bisa pengaruhi harga. Dalam dua hari saja tidak beli dari petani maka saya mampu mengendalikan harga”, jelasnya.
Meskipun demikian, memang sudah ada Permendag yang memberikan acuan. Namun yang kita ingin sesungguhnya adalah aturan. Seperti yang diterapkan oleh Malaysia. (Dsy)
Pengunaan Bubur Bordo Untuk Pengendalian OPT Buah
leaflpet-bubur-bordo_watermarkDownload
Read more