Malang (24/10) – Satu lagi sentra bawang merah yang dikunjungi Direktur Jenderal Hortikultura dalam kunjungan kerja kali ini. Selain untuk memastikan langsung daerah yang pernah dikunjungin Menteri Pertanian beberapa bulan lalu, Dirjen beserta rombongan juga kembali memastikan kebutuhan para petani sekitar.
Bulan depan rencananya di Desa Ngantru – Kecamatan Ngantang akan ditanam 2000 Ha benih bawang merah. Sementara 350 Ha akan ditanam cabai. Sehingga dengan luas areal tersebut maka kebutuhan akan konsumsi bawang merah dan cabai dapat mencukupi pada Januari 2016. Sudah menjadi pemandangan yang lumrah untuk tumpang dari antara cabai dan kol, cabai dengan tomat, tomat dengan kol dan bawang merah dengan kol.
Stok bawang merah di Desa Purworejo Kec. Ngantang – Malang (Foto: Desy Puspitasari)
Dirjen Hortikultura beserta tim mencatat kembali kebutuhan para petani sekitar yakni pengembangan kawasan dan pemenuhan alsintan. Pada kesempatan yang sama, Dirjen beserta rombongan mengunjungi gudang penangkar di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang. Gudang ini berkapasitas 200 ton. Sementara stok sekarang 100 ton.
Pertanaman tumpang sari Sayur Petani di Desa Ngantru – Ngantang, Malang (Foto: Desy Puspitasari)
Gedung penangkaran ini termasuk penyangga nasional kebutuhan bawang merah. Benih dari sini dijual ke Gorontalo, Samosir, Jateng dan Boyolali’, ungkap Khoerul, pemilik gudang penangkar.
Berbeda perlakuan dengan wang merah Biru Lancor asal Probolinggo, benih bawang merah varietas Batu Hijau ini dikeringkan begitu saja dalam gudang dengan cara bersusun di atas bambu – bambu. Gedung penangkar pun nyaris terbuka dan hanya mengandalkan suhu udara luar.
Harga sementara benih bawang merah asal Malang ini di kisaran Rp 45 ribu/kg apabila di tingkat konsumen seharga Rp 30 ribu. Ada kalanya pula berharga di kisaran Rp 27-30 ribu/kg apabila di tingkat konsumen Rp 15 ribu/kg. Perbedaan harga ini dikarenakan bawang merah benih membutuhkan perlakuan khusus yang disertai labelisasi melalui Dinas terkait yang tidak lepas dari unsur biaya.
Disambut oleh para petani di Kecamatan Ngantang – Malang ini, Dirjen menyampaikan harapan mendalam agar tidak adanya lagi impor masuk ke dalam negeri.
“Harapan saya mulai tahun depan tidak ada lagi impor. Dengan demikian perlu juga didorong dengan benih mutu yang berkualitas. Kita bisa kuat di perbenihan. Saya juga ingin memperbaiki tata niaga. Saya ingin harga tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah sehingga petani dan masyarakat diuntungkan. Bukan pedagang yang untung”, jelas Spudnik yang disambut dengan tepuk tangan petani”, tutup Dirjen. (dsy)
Penulis: Desy Puspitasari (Pranata Humas)