Kebumen (29/8) – Musim kering acapkali menjadi kendala terbesar bagi para petani. Lahan pertanian menjadi kurang produktif lantaran hanya mengandalkan air hujan. Beruntung Desa Blengorkulon Kecamatan Ambal menemukan pompa air listrik sebagai solusi kebutuhan pengairan.
Sumur pompa air listrik sedalam 6-10 meter dibangun dengan menggunakan pipa 3 inci ini mencukupi kebutuhan air terutama di musim kemarau.
“Ini dibangun tahun 2017 yang dipakai untuk pengairan. Tahun ini dan tahun depan akan dibangun lebih banyak lagi. Biaya pembangunan untuk permanen pompa lengkap listrik dan bangunan
Rp 20 juta. Jadi walaupun musim panas, air tetap melimpah”, jelas Susman, Kepala Desa Blengorkulon.
Susman menjelaskan bahwa pompa air listrik ini dilengkapi spesifikasi input/output 3 inchi untuk menyedot air sedalam 10 meter. Pipa penyedot panjang 6 meter. Pompa listrik ini menggunakan daya 1900 watt.
“Saya namakan ini pompa air Loh Jinawi. Untuk listrik sama PLN jadi fasilitas umum. Untuk pulsa Rp 23 ribu bisa mengaliri selama 12 jam. Ini mengairi 2,6 hektar. Idealnya satu pompa untuk 1 hektare. Dulu padi 1 kali tanam, bahkan dulu tanahnya dibuat batu merah, sekarang bisa 2 kali tanam, produktivitas padi hingga 6,4 ton perhektar”, lanjutnya.
Biaya operasional pompa air menggunakan tenaga listrik untuk mengairi 1 hektar lahan hanya Rp 500 ribu per musim. Hal ini lebih murah ketimbang menggunakan mesin diesel berbahan bakar solar yang mencapai Rp 1,4 juta per musim, lebih efisien 65 persen.
“Kalau sekarang biaya pemakaian pulsa listrik satu bulan Rp 500 ribu. Kemaren pakai bahan bakar Rp 1,4 juta. Ini jauh lebih hemat hingga 65 persen”, tambah Susman.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen, Puji Rahayu,, mengatakan Kecamatan Ambal potensial untuk dibangun pompa air listrik seluas 2000 hektar, bahkan kecamatan lain lebih luas lagi. Akan diperkenalkan pompa air listrik yang hemat energi, secara meluas.
Turut hadir menyaksikan kerja pompa listrik tersebut, Dirjen Hortikultura Suwandi mengapresiasi upaya desa setempat dalam mengatasi musim kering.
“Ini solusi baru membangun 16 pompa untuk melayani 8 hektare lahan kering. Tanpa BBM pun air tetap mengalir di musim kering. Ini akan menjadi contoh bagi daerah lain, kabupaten lain, untuk mengatasi masalah air dengan pompa tenaga listrik, sangat efisien”, ucap Suwandi.