Bandung (13/2) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengapresiasi pengusaha wanita dan terus mendorong perannya dalam membangun perekonomian Indonesia. Hal tersebut diungkapkan Amran dalam sambutannya pada kerja sama yang dilakukan antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).
“Ada 49 persen perempuan di Indonesia. Kita butuh banyak perempuan pengusaha untuk membangkitkan ekonomi Indonesia. Memberdayakan perempuan, juga berarti memberdayakan keluarga, memberdayakan generasi masa depan Indonesia,” kata Amran dalam sambutannya pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) IWAPI ke – 44.
“Pemerintah dengan IWAPI sudah bersinergi sejak 3 tahun lalu dan IWAPI ini juga berkontribusi menekan inflasi di seluruh Indonesia. Pangan stabil nilainya terukur. Ekspor kita meningkat, investasi meningkat dan khusus Kementerian Pertanian pengelolaannya keuangannya berhasil WTP,” lanjut Amran.
Amran mencontohkan, “Adanya program tanam cabai pekarangan, salah satu pengusaha makanan, Ibu Rahmawati tidak beli lagi cabai. Ini menarik. Harus dicontoh seluruh bangsa Indonesia. Bayangkan kalau IWAPI ini bergerak dan menggerakkan seluruh rumah tangga Indonesia. Bisa menghasilkan pangan lestari, sayur dan telur dari rumah tangga sendiri.”
Dalam acara tersebut, Amran berkesempatan membagikan benih jeruk sebanyak 25 ribu pohon, benih jagung untuk 72 hektare, domba/kambing 500 ekor, dan 5 ribu ekor bibit ayam kampung/Day of Chicken (DoC). “Bantuan ini bisa lebih, bahkan bisa dua kali lipat sesuai dengan kebutuhan. Kami buka akses bantuan gratis untuk IWAPI ke Ditjen Hortikultura, Tanaman Pangan, dan Peternakan,” tukas Amran.
Amran menyampaikan bahwa pengusaha bidang pertanian saat ini semakin dipermudah. Terbukti investasi dan ekspor yang jadi kunci pembangunan pertanian Indonesia semakin bergairah. Berdasarkan data BPS, akumulasi kinerja ekspor pangan sejak 2016 hingga 2018 naik 29,7 persen.dari Rp 384,9 di 2016 triliun menjadi Rp 499,3 triliun pada 2018. Inflasi pangan tahun 2014 sebesar 10,56 persen turun menjadi 1,26 persen tahun 2017. Kemudian investasi naik 110% nilainya Rp 94,2 triliun bahkan kontribusi sektor pertanian meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) naik 47,2%, nilainya Rp 1.375 triliun.
“Selain penyederhanaan regulasi, amanat presiden juga meminta penyederhanaan perizinan melalui Online Single Submission (OSS). Jika dulu izin investasi bisa memakan waktu 3 tahun, sekarang surat-surat untuk izin investasi hanya butuh 3 jam,” terang Amran.
Sementara itu, Ketua IWAPI Nita Yudi menyampaikan bahwa acara yang bertajuk Pemberdayaan Perempuan dan Milenial dalam Industri 4.0 Bidang Pertanian Menuju Terwujudnya Agroindustri Pertanian Berkelanjutan tersebut dihadiri oleh 2.000 angota IWAPI, 14 Ketua DPD, dan 25 Ketua DPC IWAPI. Menurutnya, IWAPI sudah mendapat bantuan bibit dari Kementan sejak 2017, beberapa daerah bahkan sudah berhasil mengembangkan agribisnisnya.
“Sesuai keinginan Bapak Presiden yang hadir pada Rakernas IWAPI pada Oktober 2018 lalu, kita butuh lebih banyak lagi perempuan pengusaha. Kerjasama denga Kementan ini adalah salah satu upaya untuk menuju peningkatan tersebut,” papar Nita.
Pertemuan koordinasi anggota IWAPI dengan Kementerian Pertanian dalam hal ini dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hortikultura untuk mensosialisasikan program dan kegiatan pembangunan pertanian yang dapat melibatkan peran serta IWAPI. Ke depan kegiatan ini tidak sekedar seremonial karena bantuan dan pelatihan akan dilakukan secara konkret dan akan dikawal oleh unit pelaksana teknis. Harapannya, IWAPI bisa mendorong produktivitas pertanian dan menghasilkan banyak entrepreneur perempuan bidang pertanian. Lebih lanjut dapat meningkatkan kinerja Perempuan dalam mengembangkan kreatifitasnya untuk memajukan industri olahan produk pertanian.
Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Jendral Hortikultura Suwandi, Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Nasrullah, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi UKM Yuana Setyowati, Direktur Komersial Bulog Judith Dipodiputro, dan Kepala Biro Produksi dan Industri Pemprov Jabar Taufik Garsadi.
Penulis : Desy