Kementerian Pertanian terus melakukan berbagai upaya inovasi dalam mewujudkan pertanian Indonesia yang lebih maju, salah satunya dengan penggunaan smart greenhouse sebagai bentuk penerapan smart farming. Melalui Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian melaksanakan program bantuan smart greenhouse di beberapa lokasi, di antaranya di Agro Edu Wisata (AEW) Markaz Komobid, Serang, Banten.
Program bantuan smart greenhouse merupakan salah satu terobosan baru yang ditempuh Ditjen Hortikultura dalam mengembangkan pertanian hortikultura. Pemanfaatan Internet of Things (IoT) dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi berbagai resiko dalam budidaya hortikultura.
“Dengan teknologi IoT petani dapat mengontrol dan memantau kondisi ruangan greenhouse secara online dan realtime tanpa harus ke greenhouse secara langsung sehingga mendorong kerja petani menjadi lebih produktif. Dengan demikian budidaya menjadi lebih efisien, terukur dan terintegrasi,” ujar Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Andi Muhammad Idil Fitri saat menghadiri Peresmian Smart Greenhouse dan Panen Perdana Melon di AEW Markaz Komobid , Selasa (23/4).
Bantuan smart greenhouse untuk Kelompok Tani Jaya Tani di AEW Markaz Komobid ini terdiri dari rumah tanaman sebanyak 3 span dengan ukuran 8x3x24 m (864 meter). Fasilitasi terdiri bangunan greenhouse (GH) yang dilengkapi sarana budidaya yang dibutuhkan tanaman seperti pengairan atau irigasi dan pemberian nutrisi (pH, EC/TDS) secara otomatis yang dapat dimonitor dan dikontrol melalui komputer atau smartphone (IoT) di manapun dan kapanpun.
“Selain IoT, smart greenhouse ini juga dilengkapi teknologi otomatisasi, seperti irigasi tetes, pengontrol suhu, pengontrol kelembaban, hingga cooling pad. Jadi, misalnya nanti panas sudah mencapai suhu tertentu, cooling pad dan kipas akan otomatis menyala untuk mengurangi panas,” tambah Idil.
Idil menambahkan, budidaya dengan smart greenhouse harus benar-benar melalui perencanaan yang matang karena biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit.
“Harus benar-benar dipilih dengan tepat komoditas apa yang akan ditanam di dalamnya. Butuh perencanaan yang baik mulai dari sisi budidaya hingga pemasaran hasilnya. Poktan Jaya Tani di AEW Markaz Komobid ini sudah sangat baik ya karena telah bermitra dengan off taker, sehingga terjamin untuk pemasarannya. Saya harap sistem dan teknologi ini bisa direplika oleh banyak kelompok tani. Bisa dimulai dari teknologi yang sederhana dulu,” jelasnya.
Ketua Poktan Jaya Tani, Amirul Faruk mengamini pernyataan tersebut. Dengan perencanaan yang matang itulah akhirnya Amirul dan Poktan Jaya Tani memilih melon sebagai komoditas yang dibudidayakan dalam smart greenhouse.
“Penanaman perdana kemarin kami memilih melon ya. Ada melon inthanon dan melon sweet net. Selanjutnya, kami juga akan tetap menanam melon karena setelah melalui berbagai pertimbangan, komoditas ini lah yang walaupun high cost dan high risk tetapi juga high return. Harganya stabil dan pasarnya terjamin,” tutup Amirul.