Penyakit CVPD merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman jeruk di Indonesia, pada beberapa kasus, CVPD dapat menyebabkan penurunan produksi jeruk mencapai 60 – 95 %. CVPD juga dikenal dengan nama citrus greening, yellow shoot, leaf mottle (Filipina), likubin atau decline (Taiwan), citrus dieback (India), blotchy-mottle atau mottling disease (Afrika) dan huanglongbing (Cina). Sebagai penyakit utama, CVPD menyerang hampir semua kultivar jeruk, dapat menyebabkan produksi berkurang dan memperpendek masa hidup tanaman.
Gejala CVPD pada tanaman jeruk diantaranya sebagian atau seluruh tajuk daun jeruk berwarna kuning; daun jeruk lebih kaku dan tebal serta tulang daun menonjol berwarna hijau. Tanaman kerdil, daun gugur, ukuran buah jeruk kecil (nilek), tidak simetris, buah terasa agak pahit dan masam. Gejala khas CVPD berupa bercak – bercak kekuningan (blotching, mottle) yang tidak teratur atau berupa klorosis pada daun. Blotching berkembang mulai ujung tanaman pada daun dewasa (yellow shoot), menyerupai gejala defisiensi mineral, busuk akar atau cekaman lain.
Pada tanaman jeruk muda, infeksi CVPD menyebabkan kuncup daun berkembang lambat, pertumbuhan daun mencuat ke atas mirip seperti bentuk bulu pada sikat, lebih kecil dan berbercak. Pada tanaman jeruk dewasa gejalanya sering bervariasi, diawali dengan blotching pada cabang – cabang tertentu, daun menjadi lebih kaku, kecil, menebal , tulang daun primer dan sekunder mengeras (vein corking) dan dapat menguning pada keseluruhan kanopi. Pada pohon jeruk yang sudah berproduksi, buah menjadi lebih kecil, tidak simetris (lop sided), banyak yang jatuh secara prematur, kadang red nose (warna orange pada bagian dekat tangkai) karena perkembangan warna dimulai dari ujung peduncular, sedang pada tanaman jeruk normal perkembangan dimulai dari ujung stylar. Baca selengkapnya disini
Hendry Puguh Susetyo, SP, M.Si
Fungsional POPT Ahli Muda
Sub Direktorat Data dan Kelembagaan POPT
Direktorat Perlindungan Hortikultura
085722241430