Banyuwangi (22/2) — CV Sinar Padang Sejahtera sendiri, salah satu importir bawang merah berhasil menanam seluas 116 ha bawang putih di Desa Taman Sari, Kecamatan Licin. Dari kejauhan tampak jelas hamparan bawang putih tumbuh subur.
Dengan luasan tersebut Banyuwangi ini menambah kekuatan sentra bawang putih nasional yang tadinya meliputi Temanggung, Karanganyar, Magelang dan Sembalun. Dengan demikian komitmen untuk swasembada bawang putih semakin nyata.
Tentunya ini merupakan upaya keras yang dilakukan Ditjen Hortikultura guna mengembalikan kejayaan bawang putih nasional. Pada tahun 1990 Indonesia pernah menjadi penghasil bawang putih, namun pada tahun-tahun berikut merosot tajam akibat impor bawang putih masuk ke dalam negeri.
“Pemerintah berupaya meningkatkan produksi lokal, sekarang Banyuwangi digarap dan rupaynya sukses. Kaya mimpi saja. Semakin banyak sentra yang dikembangkan, kita bertahap mengurangi ketergantungan impor”, ucap Dirjen Hortikultura, Spudnik Sujono.
Lahan yang dipergunakan untuk menanam bawang putih ini milik PT Perkebunan Lidjen. Sebelumnya ini merupakan lahan tidur. Luas areal yang sudah ditanami mencapai 116 ha dari total kewajiban 145 ha.
Ferry juga mencatat bahwa sekarang ini harga bawang putih nasional terbilang bagus dan menguntungkan. Besar kemungkinan pihaknya akan melirik penjualan bawang putih ih lokal ini.
“Harga acuan untuk bibit Rp 34 ribu per kg. Kalau untuk konsumsi berkisar Rp 11 ribu per kg. Kalau impor Rp 23 ribu per kg per kontainer untuk harga di pasar. Sementara harga di China bisa berfluktuasi bergantung kondisi panen”, lanjut Ferry.
Dengan luasan tersebut Banyuwangi ini menambah kekuatan sentra bawang putih nasional yang tadinya meliputi Temanggung, Karanganyar, Magelang dan Sembalun. Dengan demikian komitmen untuk swasembada bawang putih semakin nyata.
Tentunya ini merupakan upaya keras yang dilakukan Ditjen Hortikultura guna mengembalikan kejayaan bawang putih nasional. Pada tahun 1990 Indonesia pernah menjadi penghasil bawang putih, namun pada tahun-tahun berikut merosot tajam akibat impor bawang putih masuk ke dalam negeri.
“Pemerintah berupaya meningkatkan produksi lokal, sekarang Banyuwangi digarap dan rupaynya sukses. Kaya mimpi saja. Semakin banyak sentra yang dikembangkan, kita bertahap mengurangi ketergantungan impor”, ucap Dirjen Hortikultura, Spudnik Sujono.
Lahan yang dipergunakan untuk menanam bawang putih ini milik PT Perkebunan Lidjen. Sebelumnya ini merupakan lahan tidur. Luas areal yang sudah ditanami mencapai 116 ha dari total kewajiban 145 ha.
Ferry juga mencatat bahwa sekarang ini harga bawang putih nasional terbilang bagus dan menguntungkan. Besar kemungkinan pihaknya akan melirik penjualan bawang putih ih lokal ini.
“Harga acuan untuk bibit Rp 34 ribu per kg. Kalau untuk konsumsi berkisar Rp 11 ribu per kg. Kalau impor Rp 23 ribu per kg per kontainer untuk harga di pasar. Sementara harga di China bisa berfluktuasi bergantung kondisi panen”, lanjut Ferry.
Pihaknya menilai harga ini terbilang bagus. Apabila hasilnya terus menerus bagus berikut harganya juga stabil, bukan hal mustahil baginya untuk melirik bisnis bawang putih lokal.
“Kalau di dalam negeri bagus, kenapa tidak? Ini harganya bagus. Impor kemungkinan akan kami kurangi”, ucap Hadi Mulyono, Komisaris CV Sinar Padang Sejahtera.
Meskipun demikian, prioritas tanam ini untuk pengembangan bibit bawang putih lokal.
“Ini akan dikembangkan untuk bibit. Kita konsentrasi untuk pengembangan bawang putih nasional. Ini bibitnya sudah disertifikasi. Jadi dari 2000 ton ini sebanyak 30% dipilih yang terbaik untuk dikembangkan menjadi bibit. Sebagian akan dikonsumsi, yang mana tidak layak untuk dijadikan bibit.
Ferry menjelaskan bahwa bawang yang akan dijadikan bibit secara konvensional memerlukan waktu 4 bulan masa dormansi dengan cara diangin-anginkan. Namun dengan alat cool storage yang dimiliki BPTP yang berlokasi di Surabaya maka masa tersebut dapat dipangkas menjadi 2 bulan.
Selain menggairahkan bawang putih lokal, CV ini terbukti mampu memberdayakan petani lokal. Proyek padat karya ini menjalankan program nawa cita Presiden RI. Untuk pengerjaan harian, penanaman ini menyerap 900 orang pekerja. Direncanakan untuk panen nanti pihaknya akan mempekerjakan 1000 orang petani. Rencananya panen perdana dimulai pada 4 Maret bulan depan. (Dsy)
“Kalau di dalam negeri bagus, kenapa tidak? Ini harganya bagus. Impor kemungkinan akan kami kurangi”, ucap Hadi Mulyono, Komisaris CV Sinar Padang Sejahtera.
Meskipun demikian, prioritas tanam ini untuk pengembangan bibit bawang putih lokal.
“Ini akan dikembangkan untuk bibit. Kita konsentrasi untuk pengembangan bawang putih nasional. Ini bibitnya sudah disertifikasi. Jadi dari 2000 ton ini sebanyak 30% dipilih yang terbaik untuk dikembangkan menjadi bibit. Sebagian akan dikonsumsi, yang mana tidak layak untuk dijadikan bibit.
Ferry menjelaskan bahwa bawang yang akan dijadikan bibit secara konvensional memerlukan waktu 4 bulan masa dormansi dengan cara diangin-anginkan. Namun dengan alat cool storage yang dimiliki BPTP yang berlokasi di Surabaya maka masa tersebut dapat dipangkas menjadi 2 bulan.
Selain menggairahkan bawang putih lokal, CV ini terbukti mampu memberdayakan petani lokal. Proyek padat karya ini menjalankan program nawa cita Presiden RI. Untuk pengerjaan harian, penanaman ini menyerap 900 orang pekerja. Direncanakan untuk panen nanti pihaknya akan mempekerjakan 1000 orang petani. Rencananya panen perdana dimulai pada 4 Maret bulan depan. (Dsy)