Pengembangan bawang putih di Indonesia tidak lagi menjadi hal yang menarik untuk digeluti oleh petani sejak bawang putih import menguasai pasar domestik, dimana kurang lebih 97% kebutuhan akan bawang putih nasional saat ini dipenuhi oleh bawang putih import. Hal ini menyebabkan rendahnya harga bawang putih lokal dan kerugian pada petani lokal. Selanjutnya, ketidakpastian harga dan pasar, serta kurangnya keberpihakan kebijakan pada petani bawang putih lokal terkait rantai pasokan produk import menyebabkan pengembangan komoditas tersebut dipandang sebelah mata oleh pelaku usaha.
Disamping itu, kondisi geografis Indonesia sebagai negara yang dikelilingi oleh gunung api aktif menyebabkan beberapa sentra produksi hortikultura terkena dampak erupsi dan membutuhkan pemulihan dengan kebutuhan dana yang tidak sedikit. Kedua hal inilah yang menjadi latar belakang adanya bantuan proyek hibah dari Pemerintah Jepang melalui program Counterpart Funding Second Kennedy Round (CF-SKR) yang telah dilaksanakan pada tahun 2016 melalui Direktorat Jenderal Hortikultura. Proyek SKR tersebut bertema “Sustainable Horticulture Development in the Highland Area” dengan pelaksanaan proyek terbagi dua yaitu; 1) Pengembangan Bawang Putih di Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah (Development of Garlic in Temanggung ) dan, 2) Pemulihan Fasilitas Infrastruktur untuk Peningkatan Produksi dan Kualitas Bunga Potong dan Tanaman Pot pada Area Erupsi Gunung Lokon di Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara (Recovery of Infrastructure Facilities for Improving Cut Flower and Potted Plant Production and Quality in Area of Lokon Mountain Eruption Impact in Tomohon, North Sulawesi).
Bantuan proyek hibah sejatinya telah dimulai sejak lama, namun baru sejak tahun 2004 berhasil diinventarisir oleh Kementerian Pertanian. Sejumlah 65 proyek telah berhasil dilaksanakan melalui program bantuan CF- SKR antara lain meliputi bantuan hibah untuk komoditas pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, prasarana dan sarana pertanian, pengembangan SDM dan kesekretariatan pelaksanaan proyek.
Bantuan proyek hibah SKR ini secara langsung memberikan dampak positif terhadap pengembangan bawang putih di Kab. Temanggung, yaitu adanya pengembangan baru seluas 50 ha yang dilaksanakan pada 3 kelompok tani melibatkan sebanyak 104 petani penerima manfaat. Bantuan yang diberikan berupa fasilitasi sarana produksi (pupuk organik, POC, PGPR, NPK, ZK, Dolomit, Insektisida Nabati, Dekomposer), plastik mulsa, pH meter, hand sprayer dan cultivator. Selain itu, bantuan juga diberikan untuk peningkatan kapabilitas bagi petugas dan petani melalui pelatihan/training terkait budidaya bawang putih, penanganan hama penyakit dan pembuatan pupuk organik. Varietas bawang putih yang dikembangkan adalah lumbu hijau dan lumbu kuning, telah ditanam pada bulan Desember 2016 dan akan panen di akhir bulan Maret 2017.
Sedangkan, untuk proyek hibah pemulihan fasilitas infrastruktur pengembangan krisan di Kota Tomohon dilakukan melalui pelaksanaan pembangunan screen house sebanyak 20 unit dan rehabilitasi screen house sebanyak 20 unit dengan luasan masing-masing screen house 250 m2 sehingga pemulihan infrastruktur screen house berhasil terealisasi seluas 10.000 m2. Proyek hibah ini berhasil melibatkan sebanyak 40 kelompok tani penerima manfaat. Melalui bantuan pembangunan dan rehabilitasi screen house ini, diharapkan pengembangan krisan di Kota Tomohon dapat lebih meningkat dan menjadikan Kota Tomohon sentra produksi Krisan terbaik yang pernah ada di Indonesia.
Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan proyek hibah tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura telah melakukan kerjasama dan koordinasi secara intensif dengan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah dan Sulawesi Utara serta Dinas Pertanian Kabupaten Temanggung dan Kota Tomohon sebagai lokasi kegiatan proyek. Dukungan tersebut dilakukan melalui pembinaan secara intensif, koordinasi, sosialisasi, monitoring dan evaluasi pada lokasi kegiatan proyek bawang putih dan krisan.
Secara garis besar, pelaksanaan proyek hibah SKR pada komoditas bawang putih dan krisan tersebut telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam penerapan budidaya secara baik, penerapan teknologi budidaya terbarukan seperti penggunaan mulsa plastik pada komoditas bawang putih, penggunaan mekanisasi atau alat dan mesin pertanian berupa hand sprayer, kultivator. Proyek hibah ini secara langsung membantu pembangunan dan rehabilitasi screen house serta pembiayaan petani dalam budidaya bawang putih dan krisan. Sehingga, pelaksanaan proyek berdampak pada peningkatan luasan pengembangan bawang putih dan krisan di Indonesia serta peningkatan penyediaan lapangan kerja di lokasi kegiatan. Pada akhirnya, peningkatan produksi dan produktivitas dapat dicapai pada pertanaman bawang putih dan krisan hasil bantuan proyek hibah SKR, dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan dan tingkat kesejahteraan petani di lokasi pelaksanaan kegiatan.
Diharapkan keberhasilan pelaksanaan pengembangan komoditas hortikultura khususnya bawang putih dan krisan di lokasi proyek dapat memberikan dampak positif, serta kesuksesan petani tersebut dapat menjadi stimulan bagi masyarakat sekitar untuk ikut menjadi aktor atau pelaku usaha dalam pembangunan hortikultura ke depan.