Direktorat Jenderal Hortikultura mendorong penumbuhan dan pengembangan UMKM Hortikultura guna meningkatkan nilai tambah produk hortikultura baik segar mapun olahan. Selain itu, penumbuhan UMKM Hortikultura juga akan mampu mengatasi surplus produksi komoditas segar sehingga selaras dengan program pembangunan pertanian untuk menghasilkan komoditas hortikultura hilir yang unggul dan berdaya saing tinggi.
“Banyak sekali UMKM yang kita dorong untuk ditumbuhkan. Tahun 2021-2022 ada 440 UMKM Hortikultura yang sudah berproduksi, sudah mulai menghasilkan dan sudah mulai memasarkan. Ditambah tahun ini ada 178 unit,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto saat Diskusi Panel di Rakernas Pembangunan Pertanian 2023, Rabu (25/1).
Prihasto menambahkan, bantuan yang sudah diberikan harus betul-betul dimanfaatkan semaksimal mungkin supaya tidak ada lagi UMKM Hortikultura yang vakum dan harus terus beroperasi.
“Konsep fasilitasi penumbuhan UMKM Hortikultura adalah pengutuhan bantuan prasarana dan sarana berupa bangunan bangsal pascapanen, bangunan pengering tenaga surya, sarana alat pascapanen, serta sarana pengolahan. Bantuan ini akan difokuskan kepada daerah-daerah yang surplus produksi komoditas hortikultura,” tambah Prihasto.
Kegiatan pascapanen para penerima bantuan yang dulunya dilakukan di tempat terbuka dan kurang higienis, saat ini mampu melakukan proses pascapanen di bangsal pascapanen dan didukung dengan sarana lainnya berupa roller conveyor, mesin pencuci multiguna, meja peniris, meja pengemas, keranjang panen, motor roda tiga dan sarana pengolahan yang disesuaikan dengan komoditas olahan kelompok. Tujuannya agar mendapatkan produk yang bermutu dan aman konsumsi.
Ketua Kelompok Tani Bernard Tani Bandung, Pipit Candra, merupakan salah satu penerima bantuan penumbuhan UMKM Hortikultura tahun 2022. Pipit menyatakan bahwa setelah menerima bantuan penumbuhan UMKM produktivitas hasil kelompok meningkat.
“Alhamdulillah semenjak mendapatkan bantuan bangsal panen dan paketannya kami jadi terkena condi yearlings, kondisi dimana omset kami naik sekitar 126% di setiap modern market yang kami suplai. Kaget memang dan harus saya syukuri,” ungkap Pipit.
Produksi hortikultura oleh Poktan Bernard Tani Bandung, menurut Pipit, mencakup kurang lebih 33 macam produk, seperti aneka cabai, tomat, dan kubis. Lebih dari 100 ton telah dipasarkan ke beberapa supermarket, retail, grosir, horeka di Jawa Barat, Banten, Banjarmasin dan Lampung.
Program penumbuhan UMKM Hortikultura tidak hanya menyasar petani di Kabupaten Bandung saja. Beberapa daerah lain yang tersebar di seluruh Indonesia juga mendapatkan bantuan dari program ini dengan tujuan untuk menyelamatkan produk saat panen raya, stabilisasi harga, serta meningkatkan nilai tambah dalam bentuk produk olahan dan bahan baku industri di kawasan-kawasan hortikultura Indonesia.