Penulis : Henni Kristina Tarigan, SP, ME
Melati (Jasminum sambac) merupakan salah satu jenis tanaman florikultura yang memiliki potensi untuk dikembangkan baik untuk memenuhi kebutuhan pasar di domestik maupun ekspor. Di Indonesia, melati dikenal sebagai Puspa Bangsa, dengan bunga yang putih bersih dan memiliki aroma khas yang sangat harum.Melati banyak digunakan sebagai bahan roncean untuk rangkaian/dekorasi, aksesoris pengantin tradisional, bahan pewangi teh dan minyak atsiri, sehingga melati banyak dibudidayakan di beberapa sentra produksi di Indonesia.
Di Indonesia, jenis melati yang sering dijumpai adalah jenis Melati Putih (Jasminum sambac) dan Melati Gambir (Jasminum officinale). Potensi melati untuk usaha agribisnis cukup besar, memiliki rata-rata produksi per hektar per hari sekitar 16,2 kg dengan kisaran 5-20 kg. Sentra melati di Indonesia terdapat di Provinsi Jawa Tengah (Kab.Tegal, Kab. Pemalang, Kab. Pekalongan, Kab. Batang dan Purbalingga), Provinsi Jawa Timur (Kab. Bangkalan dan Pasuruan) dan Provinsi Kalimantan Selatan (Kab. Banjar).
Kabupaten Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah penghasil florikultura yang cukup potensial. Beberapa tanaman florikultura yang dihasilkan adalah melati, kenanga dan mawar. Daerah penghasil bunga terdapat di Kecamatan Martapura (Desa Bincau, Desa Labuan Tabu) dan Kecamatan Karang Intan (Desa Karang Intan, Desa Jingah Habang, Desa Pandak Daun). Potensi sumberdaya bunga hias (melati, kenanga dan mawar) di lima desa di Kab. Banjar ini cukup besar dan kebutuhan akan bunga di dalam maupun di luar kabupaten cukup tinggi. Oleh karena itu, budidaya bunga merupakan peluang usaha yang sangat baik bagi penyerapan tenaga kerja dan masyarakat di lima desa yang memiliki potensi sentra bunga hias secara optimal.
Direktur Buah dan Florikultura, Sarwo Edhy, dalam kunjungan kerjanya didampingi Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Prov. Kalimantan Selatan dan petani melati ke sentra pengembangan melati di Desa Jingah Habang. Kec. Karang Intan, Kab. Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan menyampaikan bahwa potensi pengembangan melati di desa tersebut cukup besar. “Tanaman melati bisa berproduksi sampai umur 12-15 tahun jika pemangkasan dilakukan dengan baik’ ujarnya. Petani melati, Bapak Achmadi menyampaikan “ luas lahan melatinya sebesar 2.890 m2, sedangkan luas lahan melati di kawasan tersebut sebesar ± 10 ha. Panen melati dilakukan setiap pagi (150 gelas) dengan harga Rp. 3000 – Rp.10.000/gelas. Dalam satu hari keuntungan yang diperoleh bisa mencapai ± Rp. 1.5 juta atau rata-rata Rp. 4.5 juta/bulan untuk luasan per ± 3000 ”. Keuntungan ini cukup fantastis dan luar biasa untuk meningkatkan pendapatan petani di lokasi tersebut.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Banjar, Bapak HM Fachry, menyatakan “ Desa Jingah Habang, Kec. Karang Intan, merupakan salah satu sentra melati di Kab. Banjar. Di samping melati, Kab. Banjar juga memiliki beberapa komoditas lain seperti mawar, kenanga dan kantil. Bunga-bunga ini cukup berkembang di Kab. Banjar karena bunga ini banyak dipergunakan untuk kegiatan adat dan keagamaan setiap hari sehingga ekonomi masyarakat petani semakin meningkat”
Di samping untuk memenuhi kebutuhan di Kab. Banjar, bunga melati dikirim ke Kab. Banjarmasin, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur sehingga kebutuhan pasar semakin meningkat’, ujarnya. Untuk memotivasi petani, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Banjar terus melakukan pembinaan kepada petani untuk melakukan pemeliharaan dan perawatan agar tanaman dapat berproduksi optimal dan terhindar dari penyakit cendawan dan bakteri. Selain itu, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura memotivasi petani untuk melakukan pengolahan dan pengawetan untuk melati yang tidak laku di jual (yang mekar) untuk jadi olahan minyak aromateraphy dan sebagainya, sehingga memiliki nilai tambah bagi petani’, tambahnya. Di akhir diskusinya dengan Bapak Sarwo Edhy, Bapak HM Fachry menyatakan akan mengembangkan luas areal tanam di Desa Jingah Habang melihat potensi pasar yang semakin berkembang, melakukan pelatihan teknis budidaya terutama pemeliharaan dan pengolahan serta pengawetan bunga melati hasil sortiran agar bernilai tambah dan meningkatkan pendapatan.