Rilis Kementan, 4 September 2019
Nomor : 791/R-KEMENTAN/09/2019
Jembatan Barelang merupakan ikon Kota Batam. Barelang singkatan dari Batam, Rempang dan Galang. Jembatan tersebut menghubungkan Pulau Batam, Tonton, Nipah, Setokok, Rempang, Galang dan Galang Baru di Kepulauan Riau. Jembatan ini menghubungkan jalur Trans Barelang sepanjang 54 km menuju berbagai destinasi wisata.
Di balik kemegahan jembatan Barelang serta keindahan pulau-pulau sekitar, terdapat puluhan hektare pertanaman pisang budidaya masyarakat setempat. Setiap kebun memiliki luasan antara 2 – 3 hektare. Jenis pisang yang banyak ditanam antara lain adalah pisang kepok, 40 hari, awak, tanduk dan barangan. Pulau Setokok tepatnya di Kelurahan Setokok, Kecamatan Bulang terkenal sebagai sentra pisang dan sudah terbentuk tiga kelompok tani.
“Kami mengelola lahan pisang seluas 15 hektare. Dalam seminggu bisa memproduksi 1 ton dengan harga jual Rp 4.500 per kg. Pemasarannya ke pasar lokal dan luar kota,” ujar ketua kelompok tani Maju Bersama, Syaiful.
Syaiful bercerita bahwa sebagian produksinya diolah menjadi sale, keripik dan cake pisang sebagai oleh-oleh khas kota Batam. Tidak banyak kendala dalam pemasaran karena biasanya sudah ada pedagang pengepul yang datang ke kebun.
Potensi pengembangan pisang di Batam terbuka luas, didukung oleh ketersediaan dan kesesuaian lahan yang cukup serta para petani berpengalaman. Masih butuh pendampingan dalam hal GAP dan SOP, namun secara umum produksi yang dihasilkan cukup berkualitas baik.
Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman mengharapkan produksi pisang di Kota Batam dapat terus ditingkatkan produksi dan mutunya.
“Letak Batam strategis karena berbatasan langsung dengan Singapura. Harapan ke depan, Batam dapat memasok pasar Singapura,” ujar Liferdi.
Sebagai informasi, pada 2017 Batam memproduksi 408,8 ton pisang lokal. Sementara produksi pisang nasional 2017 sebanyak 7.162.678 ton. Angka ini merangkak naik menjadi 7.264.379 ton pada 2018. Tentunya peningkatan demi peningkatan diiringi kualitas berorientasi ekspor.
Penulis : Rafik Sudiaz
Editor : Desy