Jakarta (7/9) – Singapura menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 8th Ministerial Meeting of Six Economics Working Groups The Republic of Indonesia and The Republic of Singapore (the 8th 6WG MM) bertempat di Marina Mandarin Hotel. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Mr. Chan Chun Sing, Minister of Trade and Industries Singapore dan Bapak Darmin Nasution selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Pertemuan ini merupakan agenda tahunan yang dilakukan guna mengulas capaian perkembangan 6 (enam) Kelompok Kerja yang terdiri Kelompok Kerja Zona Ekonomi Batam, Bintan, Karimun ; Kelompok Kerja di Bidang Investasi; Kelompok Kerja di Bidang Ketenagakerjaan; Kelompok Kerja Transportasi; Kelompok Kerja di Bidang Agribisnis, dan Kelompok Kerja di Bidang Pariwisata.
Pada pertemuan ini perkembangan kegiatan dan pencapaian dari kelompok kerja di bidang agribisnis diwakili oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Liliek Sri Utami.
Pada laporannya, Liliek menyampaikan apresiasi atas usaha dan kerja keras kedua negara yang melibatkan dari kerjasama dari Kementerian Pertanian Indonesia dan Agri-Food and Veterinary Authority of Singapore (AVA) untuk peningkatan ekspor buah dan sayuran segar serta ikan dan produk perikanan dari Indonesia ke Singapura yang telah dilakukan sejak tahun 2010.
Dirinya juga mengungkapkan beberapa kemajuan yang telah dilakukan oleh WG on Agribusiness selama 1 (satu) tahun terakhir sebagai berikut;
1) Pertemuan Agribusiness Working Group ke-13 yang telah diselenggarakan pada tanggal 12 September 2017
2) Pertemuan bisnis di bawah Agriculture Sub-Working Group yang dihadiri oleh 18 perusahaan / eksportir Indonesia dan 11 industri Singapura
3) Pertemuan bisnis di bawah Fish and Fisheries Sub-Working Group Meeting yang dihadiri oleh 8 perusahaan Singapura dan 17 eksportir Indonesia 4) Kunjungan lapang ke 6 kebun buah dan sayuran serta rumah kemas dan 1 (satu) Balai Besar Pelatihan Pertanian di Bandung dan Bandung Barat, Jawa Barat
5) Kunjungan lapang ke 5 pabrik pengolahan ikan di Cirebon, Jawa Barat dan Surabaya
6) Pelatihan penangangan pasca panen hortikultura (nenas) yang dilaksanakan pada 29 – 30 November 2017 yang dihadiri oleh 60 petani Pulau Kundur.
“Kinerja volume ekspor tahun 2017 buah mengalami peningkatan 2 kali lipat dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk sayuran segar mengalami penurunavolume eksporn sebesar 12% sementara volume dan nilai ekspor seafood cukup stabil”, jelas Liliek.
Untuk periode Januari – Juli 2018, tercatat Indonesia telah mengekspor komoditas sebagai berikut :
1). 2 ribu ton buah segar (naik lebih dari 2 kali lipat dari volume dan nilai tahun sebelumnya) dengan total nilai mencapai sekitar 1,5 juta USD
2). 11.000 ton sayuran segar (relative konstan dari tahun sebelumnya) dengan total nilai mencapai 10,2 juta USD
3). 15.000 ton seafood dengan total nilai 48,9 USD (meningkat 7% dibandingkan volume tahun sebelumnya dan meningkat 12% dibandingkan nilai tahun sebelumnya)
“Sebagai hasil dari pertemuan bisnis tahun lalu, pelaku usaha buah naga di lahan gambut Kalimantan telah berhasil mengirimkan produknya ke Singapura. Ini merupakan pencapaian luar biasa untuk buah lokal”, tambah Liliek.
Kementerian Pertanian Indonesia dan AVA akan meninjau petani dan importir Singapura untuk menjajaki kemungkinan ekspor yang berkesinambungan tersebut.
Dalam laporannya tersebut, Liliek mewakili Dirjen Hortikultura juga turut menjelaskan fokus Kementerian Pertanian yang telah berkomitmen membangun sentra produksi sayuran organik dan buah di wilayah perbatasan untuk dapat di ekspor ke Singapura melalui program Lumbung Pangan Berorientasi Ekspor (LPBE) di Provinsi Kepulauan Riau.
“Melalui program LPBE tersebut, saat ini Pulau Kundur memiliki potensi ekspor nenas ke Singapura dan telah ditandatangani MoU antara Dinas Pertanian Kabupaten Karimun dengan eksportir untuk mengekspor nenas pada tahun ini”, jelas Liliek.
Namun karena adanya keterbatasan fasilitas sarana infrastruktur di Pulau Kundur ini, kelompok kerja agribisnis mengungkapkan permintaan dukungan kerjasama dan fasilitasi dari kelompok kerja lainnya terutama di bidang transportasi dan peningkatan pengembangan infrastruktur di Pulau Kundur – Karimun, antara lain; 1) Mendorong fasilitasi trasportasi untuk meningkatkan kapasitas pelabuhan dan mengembangkan konektivitas antara dan di luar Indonesia – Singapura; 2) Mendorong investasi infrastruktur, terutama pengembangan jalan penghubung di Pulau Kundur – Karimun.
Dalam akhir laporannya, kelompok kerja agribisnis menyampaikan komitmen untuk terus berupaya dalam; 1) meningkatkan kerjasama antara Indonesia dan Singapura dalam peningkatan kapabilitas melalui pelatihan / training bagi petugas dan petani untuk peningkatan kualitas produk petani, 2) mempertimbangkan inisiatif baru dalam hal harmonisasi persyaratan ekspor – impor dan pengelolaan resiko melalui kerjasama sertifikasi elektronik; 3) mendorong kemitraan bisnis dan membangun jaringan kerja antara pelaku bisnis Indonesia dan importir Singapura, serta sepakat untuk menindaklanjuti pertemuan bisnis yang telah dilaksanakan oleh Agriculture Sub Working Group dan Fish and Fisheries Products Sub Working Group.
Menanggapi laporan perkembangan kelompok kerja agribisnis yang telah disampaikan, Bapak Darmin Nasution, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan yang telah dicapai. Selanjutnya, diharapkan akan adanya pencapaian peningkatan ekspor yang dimana memiliki dampak yang sangat besar terhadap kesejahteraan petani Indonesia. Lebih lanjut ditekankan oleh kedua menteri agar kegiatan kelompok kerja agribisnis dapat melibatkan partisipasi aktif kelompok kerja lainnya untuk akselerasi ekspor. Disampaikan pula oleh Menko Perekonomian perlunya harmonisasi standar produk agar komoditas buah, sayuran dan produk ikan dan perikanan dari Indonesia dapat bersaing dan diterima lebih banyak di pasar Singapura.
Pada pertemuan ini juga telah dilakukannya penandatangan 2 (dua) MoU co-working spaces and network collaborations terdiri dari Action Community for Entrepreneurship (ACE) and COCOWORKS, serta ACE and Skystar ventures