Penulis : Henni Kristina Tarigan, SP, ME
Krisan merupakan tanaman hias yang sangat populer baik sebagai bunga potong untuk rangkaian bunga maupun untuk materi dekorasi.   Florist menyukai bunga potong krisan karena mempunyai bentuk, tipe dan warna bunga yang lebih beragam sehingga lebih mudah dikreasikan untuk berbagai keperluan. Selain itu, krisan juga digunakan sebagai bunga pot dan dapat juga dimanfaatkan sebagai teh herbal. Bunga krisan dibudidayakan secara komersial di beberapa kabupaten/kota di wilayah Indonesia yaitu Kab. Cianjur, Kulonprogo, Bandung, Bandung Barat, Sukabumi, Semarang, Karanganyar, Wonosobo, Sleman, Pasuruan, Malang, Kota Batu, Bedugul, Karang Asem, Tomohon, Tabanan, Buleleng, Gowa, Tanah Karo, Pagar Alam, Kulonprogo dan Lampung Barat.   Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu sentra krisan yang mulai berkembang (penumbuhan) di Provinsi DI. Yogyakarta, memiliki pasar yang menjanjikan dan didukung oleh potensi Kulonprogo sebagai destinasi obyek wisata seperti Bukit Menoreh, Kali Biru, Candi Ijo dan lain-lain.
Saat ini, sebagian besar petani krisan masih menggunakan varietas introduksi seperti White Fiji, Yellow Fiji, Dark Fiji, Fiji Pink, Shamrock, Sheena, Reagan, Tawn Talk dan lain-lain. Di sisi lain, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) Cipanas telah banyak menghasilkan varietas-varietas krisan nasional, namun karena kurang intensifnya sosialisasi yang dilakukan, sehingga menyebabkan varietas krisan nasional tersebut belum banyak dikenal oleh petani maupun konsumen (florist, dekorator dan masyarakat pengguna krisan).   Padahal beberapa jenis krisan yang telah dihasilkan oleh Balithi tersebut secara spesifikasi dapat menggantikan varietas introduksi seperti warna, diameter dan tipe bunga.
Dalam upaya untuk mensosialisasikan penggunaan varietas krisan nasional, telah dilakukan persiapan tanam untuk demplot krisan dan kunjungan lapang ke Gapoktan Seruni Menoreh yang berada di lokasi Agrowisata Krisan Gerbosari yang terletak di Desa Gerbosari, Kec. Samigaluh, Kab. Kulonprogo. Penanaman krisan direncanakan pada bulan April 2019 dan panen krisan bulan Juli 2019 sekaligus dilaksanakan acara sosialisasi varietas krisan nasional kepada pelaku usaha krisan di Kab. Kulonprogo dan sekitarnya. Varietas krisan yang ditanam antara lain Arosuka Pelangi, Puspita Nusantara, Asmarini Agrihorti, Yastayuki Agrihorti, Cahyapati Agrihorti, Dewi Ratih, Cintia Agrihorti, Nismara Agrihorti, Marina Agrihorti, Marimar, Sintanur, Yulimar, Maruta Agrihorti, Jayani Agrihorti, Azzura, Limeron Agrihorti, Kineta, Vania Agrihorti dan Sabiya Agrihorti. Varietas tersebut rencananya akan ditanam dalam satu kubung dengan luasan 7 x 24 m2 dan populasi 7500 stek krisan.
Dalam pengembangan kawasan krisan di Kab. Kulonprogo, masih ditemukan permasalahan antara lain ketersediaan varietas benih yg tepat waktu dan sesuai permintaan pasar belum cukup memenuhi, kondisi sarpras masih perlu ditingkatkan, keterbatasan SDM secara kualitas maupun kuantitas SDM dan penguatan kelembagaan Paguyupan Petani Bunga Krisan yang baru terbentuk (Seruni Menoreh). Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi sangat diperlukan strategi dalam pengembangan florikultura khususnya krisan di Kab. Kulonprogo melalui penyediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan dan air; pengembangan subsistem produksi melalui penerapan GAP-SOP, GHP dan registrasi lahan usaha serta pengembangan subsistem pemasaran melalui penyediaan data base florikultura, jaringan distribusi dan pasar; fasilitasi kemitraan, promosi dan regulasi
Selain itu, dalam rangka meningkatkan produksi dan mutu krisan di kawasan sentra penumbuhan, perlu dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait agar usaha agribisnis tanaman florikultura dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian nasional serta pembinaan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku usaha (petani/kelompok tani/gapoktan/asosiasi). Sehubungan dengan hal tersebut, Direktorat Buah dan Florikultura berencana melaksanakan bimbingan teknis dan pengawalan kawasan krisan di BPP Kec. Samigaluh, pada bulan Juli 2019 sekaligus untuk mensosialisasikan varietas krisan baru kepada petani krisan di Kulonprogo. Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan bimbingan teknis dan monev pengembangan kawasan florikultura (bunga potong krisan) di Kab. Kulonprogo serta mengindentifikasi permasalahan di lapangan dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kegiatan ini akan mengundang petugas Dinas Pertanian Provinsi DI. Yogyakarta, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Kulonprogo, Pengawas Benih dan Pengawas OPT Kab. Kulonprogo, KCD/P2P dan penyuluh, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Prov. DI. Yogyakarta dan pelaku usaha/petani krisan di Kab. Kulonprogo.