Brebes (26/8) – Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura terus memperkuat sektor hortikultura dengan fokus pada pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Hortikultura. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk hortikultura melalui peningkatan produksi, produktivitas, akses pasar, logistik yang efisien, dan penerapan sistem pertanian modern yang ramah lingkungan. Selain itu, kebijakan ini juga mendorong peningkatan nilai tambah produk demi kesejahteraan petani.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Hotman Fajar Simanjuntak, menegaskan pentingnya penguatan kelembagaan UMKM Hortikultura.
“Diperlukan upaya hilirisasi produk hortikultura menjadi produk olahan yang memiliki daya saing di pasar lokal dan internasional. Peran kelembagaan UMKM Hortikultura sangat penting untuk mewujudkan hal ini, sehingga UMKM dapat semakin kuat, memiliki daya saing yang tinggi, dan berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian negara,” ujarnya.
Selama periode 2022 hingga 2023, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (PPHH) telah memberikan bantuan sarana dan prasarana pascapanen serta pengolahan kepada 450 UMKM di seluruh Indonesia. Salah satu UMKM yang menerima bantuan tersebut adalah PT. Sinergi Brebes Inovatif (SBI) yang berlokasi di Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. UMKM ini mengolah bawang merah menjadi berbagai produk olahan seperti bawang merah goreng, bawang crispy, dan pasta bawang merah, dengan kapasitas produksi mencapai lebih dari 100 kg per bulan. PT. SBI telah berhasil menembus pasar modern dan ekspor, serta sedang menunggu sertifikasi HACCP untuk memperluas pasar mereka.
Kabid Hortikultura Kabupaten Brebes, Tanti Palupi, menambahkan bahwa PT. SBI terus berkembang dalam aspek kelembagaannya berkat bantuan sarana dan prasarana dari Ditjen Hortikultura.
“UMKM di Brebes kini telah menjadi kelembagaan petani yang terpercaya dan dapat diandalkan, mampu menjalin kemitraan bisnis dengan mitra usaha terkemuka, serta membuka lapangan pekerjaan,” jelasnya.
Sebagai upaya mendukung penguatan kelembagaan, Direktorat PPHH telah membangun sistem informasi yang dikenal sebagai SiPaLem UMKM Horti, yang berfungsi sebagai sarana monitoring dan evaluasi perkembangan UMKM Hortikultura. Ketua Kelompok Pengembangan Usaha dan Kelembagaan, Dina Martha, menjelaskan bahwa dengan adanya Aplikasi SiPaLem UMKM Horti akan membantu dalam memahami tingkat perkembangan UMKM setelah menerima bantuan.
“Sistem ini juga akan digunakan untuk klasterisasi UMKM berdasarkan tingkat kemajuan, yaitu pemula, berkembang, dan maju, sehingga intervensi yang diperlukan pada setiap tingkat dapat lebih tepat sasaran,” ujar Dina.
Dalam kunjungan ke PT. SBI, dilakukan pengenalan awal aplikasi SiPaLem Horti, yang meliputi penjelasan tentang kelembagaan, sumber daya, pemanfaatan sarana dan prasarana, serta produk dan pemasarannya. Klasterisasi UMKM yang tepat diharapkan dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan strategis terkait penguatan kelembagaan UMKM Hortikultura, serta memaksimalkan manfaat dari bantuan sarana dan prasarana yang telah diberikan.
Dengan adanya program ini, diharapkan UMKM Hortikultura di Indonesia dapat semakin berkembang, berdaya saing tinggi, dan berkontribusi lebih besar dalam perekonomian nasional.