Manggis (Garcinia mangostana Linn.) merupakan tanaman buah berpotensi ekspor yang termasuk famili Guttiferae. Tanaman manggis biasanya ditanam oleh masyarakat Indonesia di pertanaman / kebun manggis, pekarangan rumah maupun yang tumbuh secara alami di dalam hutan. Di beberapa sentra manggis di Indonesia, ada beberapa teknologi yang telah diterapkan oleh para petani manggis, salah satu teknologi tersebut adalah teknologi konversi hutan manggis menjadi pertanaman / kebun budidaya / usaha tani manggis.
Tanaman manggis yang ada di Indonesia, sebagian besar berasal dari hutan manggis atau kebun campuran yang terdapat pohon manggisnya. Saat ini tanaman manggis sebagian besar telah berumur puluhan tahun, dengan pemeliharaan minimal, bahkan bisa jadi tidak ada pemeliharaan sama sekali. Kondisi ini menyebabkan produktivitas dan kualitas produk manggis dari sentra manggis di Indonesia masih dinilai rendah. Kelemahan tersebut tampak dari masih sering dijumpainya buah manggis yang bergejala getah kuning dan kulit buah manggis yang tampak burik karena diakibatkan oleh serangan OPT, juga penanganan OPT yang dilakukan petani manggis dengan kurang hati – hati. Kelemahan tersebut dapat memengaruhi harga jual dan menyulitkan akses perdagangan manggis ke negara tujuan ekspor.
Pohon manggis yang ditanam di kebun manggis, lebih memiliki pola tanam yang teratur dan sesuai dengan Standar Operational Procedure (SOP) budidaya manggis, diantaranya memiliki jarak tanam yang sama dan teratur serta tanaman manggis dapat tumbuh dengan maksimal dengan kanopi yang baik. Untuk tanaman manggis yang ditanam di pekarangan rumah, biasanya diselingi dengan berbagai tanaman lain yang biasa ditanam dan ditemukan di sekitar pertanaman rumah. Untuk mendapatkan hasil panen maksimal berupa buah manggis yang berkualitas, diperlukan tanaman manggis yang sehat. Untuk usaha tani tanaman manggis yang sehat diperlukan tanaman manggis dengan daun yang lebat dan dahan yang kuat. Dengan tanaman manggis yang sehat diharapkan akan menghasilkan hasil panen yang baik dengan periode normal sekali dalam setahun, sesuai dengan harapan petani.
Artikel selengkapanya bisa diunduh dan dibaca di sini
Disusun dan diolah dari berbagai sumber oleh :
Hendry Puguh Susetyo, SP, M.Si
Fungsional POPT Ahli Muda
Direktorat Perlindungan Hortikultura