Permasalahan kehilangan hasil pada komoditas hortikultura diantaranya dapat diakibatkan oleh
organisme pengganggu tumbuhan (OPT), seperti patogen penyebab penyakit tanaman. Salah
satu cara yang dilakukan petani untuk mengendalikan penyakit tanaman dengan menggunakan
fungisida kimia. Senyawa kimia yang terkandung dalam fungisida untuk mengendalikan setiap
patogen berbeda – beda, bahkan dalam satu jenis bahan kimia mekanismenya pun berbeda.
Masih banyak petani yang menganggap bahwa semua OPT adalah hama, sehingga sering
terjadi petani hanya mengaplikasikan insektisida untuk semua jenis OPT.
Mengenali OPT yang menjadi target pengendalian
Setelah petani mengetahui bahwa permasalahan OPT pada lahan pertanamannya adalah
penyakit, maka langkah berikutnya adalah memelajari jenis patogennya (jamur, bakteri, virus
atau nematoda), dan bagaimana siklus hidup patogen tersebut. Dari siklus hidup, kita dapat
mengetahui pada stadia atau tahap perkembangan mana dari patogen tersebut yang
merupakan stadia rentan terhadap bahan kimia. Dari memelajari biologi patogen, petani akan
tahu bahwa akan ada patogen yang tubuhnya muncul ke permukaan tanaman sedangkan
sebagian berada di dalam jaringan tanaman, tetapi ada juga yang seluruh tubuhnya tetap
berada dalam jaringan tanaman. Perbedaan ini akan menentukan pemilihan jenis kerja bahan
aktif fungisida yang tepat untuk digunakan. Fungisida kontak untuk digunakan terhadap patogen
yang muncul ke permukaan tanaman, dan fungisida sistemik untuk mengendalikan patogen
yang tubuhnya berada di dalam jaringan tanaman.
Memilih senyawa kimia yang tepat dengan membaca kemasan dengan teliti
Kebanyakan petani mengenal fungisida berdasarkan nama atau merek dagangnya, bukan
bahan aktifnya. Terdapat ratusan merek fungisida dengan bahan aktif yang sama, sangat
penting bagi petani untuk membiasakan diri membaca dengan teliti informasi yang ada pada
label kemasannya.
Setiap kemasan pestisida biasanya dilengkapi dengan petunjuk tentang pestisida tersebut.
Informasi yang terdapat pada label kemasan biasanya terdiri atas : 1). Nama dagang, nama dan
kadar bahan aktif; 2). Nomor pendaftaran, tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa; 3). Nama
dan alamat nomor kontak produsen; 4). Jenis pestisida (fungisida, insektisida dll); 5). Isi dan
berat bersih kemasan; 6). Peringatan kemasan; 7). Peringatan simbol bahasa (berwarna); 8).
Petunjuk keamanan; 9). Gejala keracunan jika terpapar; 10). Petunjuk P3K; 11). Perawatan
medis; 12). Petunjuk cara penyimpanan dan pemusnahan; 13). Petunjuk penggunaan; dan 14).
Piktogram (gambar untuk mempermudah informasi tentang pestisida).
Selengkapnya klik disini
Disusun dari berbagai sumber oleh :
Hendry Puguh Susetyo, SP, M.Si
Fungsional POPT Ahli Muda – Direktorat Perlindungan Hortikultura