Nematoda telah menjadi masalah serius di sentra – sentra produksi kentang di Indonesia, nematoda dapat menurunkan produksi secara drastis baik dari kualitas maupun kuantitas. Gejala serangan nematoda yang tampak pada tanaman kentang menyebabkan pertumbuhan tanaman kentang tidak normal, merana, kerdil dan cenderung layu pada kelembaban tanah atau udara harian yang relatif kering, dimana tanaman yang tidak terserang masih nampak segar. Apabila perakaran digali akan tampak terjadinya pembengkakan dan benjolan – benjolan pada perakaran. Sedangkan umbi kentang yang terserang akan berbenjol – benjol, berubah bentuk dan gejala serangan lain yang terjadi dalam daging dibawah kulit umbi. Serangan yang parah dapat mengakibatkan pembentukan umbi terganggu dan umbi yang terbentuk menjadi cacat sehingga produksinya baik kualitas maupun kuantitas akan berkurang.
Di Indonesia, nematoda banyak menyerang dan merusak tanaman kentang, diantaranya nematoda bengkak akar (Meloidogyne) dengan beberapa spesies yaitu M. arenaria yang menyerang akar tanaman kentang; M. incognita yang menyerang akar dan M. javanica pada akar gulma, terutama akar tanaman kuningan. Morfologi Meloidogyne mempunyai stilet kecil, ekor tidak terlalu runcing, bentuk kepala oval dan bergerak dengan lambat. Meloidogyne betina dewasa berbentuk seperti botol, panjang badan kurang lebih 0,25m – 0,5 mm dan lebar 0,01 – 0,04 mm. Adanya pola yang jelas pada striasi yang terdapat di sekitar vulva dan anus, disebut pola perineal (Perineal pattern) yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis nematoda.
Artikel selengkapnya bisa dibaca dan diunduh disini
Disusun dan diolah dari berbagai sumber oleh :
Hendry Puguh Susetyo, SP, M.Si
Fungsional POPT Ahli Muda
Direktorat Perlindungan Hortikultura