Pisang merupakan salah satu produk buah unggulan nasional. Buah ini sangat familiar karena dapat dikonsumsi kapan saja dan pada tingkatan usia dari bayi hingga manula. Daerah penyebaran pisang cukup luas, umumnya pisang ditanam di pekarangan maupun ladang dan sebagian sudah ada dalam bentuk perkebunan. Selain diambil buahnya, tanaman pisang juga dapat dimanfaatkan daun, bunga, batang dan bonggolnya.
Pisang adalah salah satu komoditas unggulan yang memiliki berbagai keunggulan dibandingkan komoditas buah lainnya. Keunggulan tersebut antara lain dapat diusahakan pada berbagai agroekosistem yang tersebar di seluruh Indonesia, permintaan pasar yang cukup tinggi, varietas yang beragam dan multi guna, dapat dikonsumi sebagai buah segar maupun olahan, serta keuntungan yang diperoleh dalam usaha tani pisang cukup besar dan relatif singkat (1 – 2 tahun).
Buah pisang banyak dijumpai di pasar modern, supermarket maupun pasar tradisional. Namun sering dijumpai buah pisang secara visual tidak menarik seperti kulit yang kehitaman, terdapat bintik-bintik kecoklatan, tergores maupun bonyok. Hal ini disebabkan buah pisang termasuk bahan pangan yang mudah rusak (perishable) akibat masih berlangsungnya proses respirasi walaupun buah tersebut sudah dipanen.
Kondisi demikian mengakibatkan nilai jual pisang jatuh dan berdampak pada rendahnya pendapatan petani. Untuk itu diperlukan upaya untuk meningkatkan dan menjaga mutu pisang sejak on farm sampai off farm. Salah satunya dengan penanganan pascapanen yang baik seperti yang tertera dalam Permentan No. 44 Tahun 2009 tentang Pedoman Penanganan Pascapanen Hasil Pertanian Asal Tanaman yang Baik (Good Handling Practices/ GHP). Tujuan penerapan GHP adalah mempertahankan mutu, memperpanjang masa simpan dan mengurangi kehilangan hasil sehingga dapat meningkatkan daya saing pisang, terutama untuk pisang bertujuan ekspor.
Provinsi Gorontalo merupakan salah satu provinsi yang potensial dalam pengembangan pisang di Indonesia. Sentra pisang di Gorontalo terletak di Kota Gorontalo, Kab. Gorontalo Utara dan Kab. Puhowatu. Berdasarkan data produksi dari Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, total produksi pisang tahun 2020 sampai tahun 2024 sebesar 25.101 ton dengan luas panen 776 hektare ujar Harmolan Talani, SP, MM selaku Pejabat Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) dan Ketua Tim Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo. Beliau juga menambahkan di Dulamayo Selatan, Kec Telaga, Kab. Gorontalo terdapat penanaman pisang seluas 30 hektare dan di Desa Toyidito, Kec. Pulubala seluas 20 hektare. Untuk tahun 2025, luas penanaman pisang yang akan ditanam seluas 20 hektare di Desa Puncak, Kec. Dulamayo Selatan seluas 20 hektare dan Desa Toyidito, Kec. Pulubala seluas 30 hektare.
Industri Kecil Menengah (IKM) Putri merupakan sebuah usaha kecil dan menengah yang bergerak dalam pengolahan makanan ringan dari pisang di Gorontalo. “ Putri adalah sebutan dari anak saya dan ujar Suaib selaku Ketua Kelompok IKM Putri. IKM Putri terletak di Jalan Pancawardana 30, Kelurahan Padebuolo, Kec. Kota Timur, Kota Gorontalo.
Usaha ini dimulai sejak tahun 2015, setelah saya resign sebagai karyawan di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perikanan dan bosan hanya sebagai karyawan” tambah Suaib. Awalnya, Suaib hanya mengolah berbagai macam olahan pangan seperti stik jagung dan kue-kue, namun seiring dengan waktu, adanya peluang pasar dan bahan baku yang melimpah, beliau berinovasi mengolah pisang menjadi keripik pisang dengan hoping susu dan keju, dipanggang hingga garing sehingga menjadi keripik pisang susu keju (PISUKE).
Pisuke (Pisang Susu Keju) merupakan produk unggulan IKM Putri. Pisuke adalah keripik pisang dengan inovasi topping susu dan keju. Pemasaran Pisuke sudah tersebar di luar Provinsi Gorontalo seperti Makasar, Manado, Jakarta, Kendari, Semarang dan Palu. Sejak tahun 2017, IKM Putri hanya fokus memproduksi keripik pisang dan sudah memiliki sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Untuk wilayah Menado, IKM Putri sudah bekerjasama dengan salah satu supermarket di Gorontalo yaitu Alfamidi, Indogrosir, Saronde, Karsa Utama, Jajan dan Olivia. Pisuke dijual dalam beberapa kemasan tergantung pada ukuran beratnya yaitu 100 gram, 300 gram dan 500 gram. Harga tiap kemasan berbeda-beda tergantung pada beratnya.
Dengan berkembangnya sentra produksi pisang di Provinsi Gorontalo, menunjukkan pasokan produksi pisang di Provinsi Gorontalo diharapkan dapat mencukupi kebutuhan pasar bahkan jika berlimpah dapat diolah menjadi produk olahan pisang oleh kelompok tani. IKM Putri telah mendapat nilai tambah dan daya saing bagi pelaku usaha hortikultura di Gorontalo dan sekitarnya.
Untuk mengembangkan UMKM hortikultura di Provinsi Gorontalo, Ditjen Hortikultura telah memfasilitasi IKM Putri dengan bantuan sarana prasarana pascapanen dan pengolahan pada tahun 2023. Putri menyampaikan bahwa bantuan yang diberikan Ditjen Hortikultura sangat bermanfaat bagi IKM dan masyarakat sekitarnya di Kota Gorontalo.
Plt Direktur Jenderal Hortikultura (Dr. Ir. Muhammad Taufiq Ratule, M.Si) menyatakan bahwa Direktorat Jenderal Hortikultura mendorong penumbuhan dan pengembangan UMKM Hortikultura guna meningkatkan nilai tambah produk hortikultura baik segar maupun olahan. Selain itu, penumbuhan UMKM Hortikultura diharapkan mampu mengatasi surplus produksi komoditas segar sehingga selaras dengan program pembangunan pertanian untuk menghasilkan komoditas hortikultura hilir yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Sampai tahun 2024 terdapat 862 UMKM Hortikultura yang sudah ditumbuhkan, ada yang sudah mulai menghasilkan dan sudah mulai memasarkan yang diharapkan dapat berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan industri kelompok tani.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Hilirisasi Hasil Hortikultura (PPHH), Hotman Fajar Simanjuntak, ST, MM menyampaikan bahwa Direktorat PPHH telah mengalokasikan bantuan sarana prasarana pascapanen dan pengolahan yang dialokasikan untuk pelaku usaha yang sesuai kriteria yang ditetapkan untuk mendukung penumbuhan UMKM Hortikultura di Indonesia. Melalui bantuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah, diversifikasi produk dan daya saing produk hortikultura serta inovasi diversifikasi produk yang bermanfaat bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani hortikultura.
Penulis
Henni Kristina Tarigan, SP. ME
Fungsional PMHP Ahli Madya
Dit. Hilirisasi Hasil Hortikultura











