Kementerian Pertanian tak henti memastikan ketersediaan pasokan komoditas strategis pangan menjelang tahun baru, tak terkecuali di ujung perbatasan Indonesia yakni Kota Batam. Pasalnya kota tersebut berada di lokasi strategis jalur pelayaran internasional. Batam juga berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia, sekaligus menjadi kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia.
Kota yang berpenduduk 1,3 juta jiwa ini memiliki kebutuhan bawang merah sebanyak 4.009 ton, cabai rawit sebanyak 4.570 ton dan cabai besar sebanyak 4.755 ton dalam setahun. Pemenuhan kebutuhan sayuran di Kota Batam menjadi sangat penting dan strategis mengingat pasokannya yang sebagian besar masih harus didatangkan dari daerah lain.
Penelusuran langsung ke Pasar Induk Jodoh Kota Batam pada perayaan Nataru (27/12) menunjukkan pasokan aneka sayuran seperti cabai, bawang merah, bawang putih, tomat hingga wortel masih terpantau lancar. Saat ini, tim Direktorat Jenderal Hortikultura menerjunkan tim untuk memantau pergerakan pasokan sayuran utamanya cabai dan bawang merah dari daerah sentra (surplus) ke daerah non sentra (minus).
Dari hasil pantauan diketahui para pedagang di pasar tidak mengalami kesulitan pasokan barang dari berbagai daerah pemasok sayuran seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa hingga NTB. Harga sayuran rata-rata terpantau normal, meski ada kenaikan untuk komoditas tertentu seperti cabai dan tomat, namun kenaikan tersebut masih terbilang wajar.
“Wilayah dengan neraca produksi sayuran minus seperti Kalimantan, Papua, Maluku dan kota-kota besar seperti Jabodetabek, Medan, Lampung, Batam dan lainnya menjadi fokus pengawalan kami. Kita menggerakkan para champion bekerja sama dengan para pedagang untuk memastikan pasokan cabai dan bawang merah lancar. Harga terkendali dan perayaan Nataru semakin aman kondusif,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto, Selasa (27/12).
Menurut salah seorang pedagang sayuran di Kios Pasar Induk Jodoh, Aisyah menyebut sampai saat ini tidak ada gejolak harga maupun pasokan. “Harga bawang merah jawa super berada di kisaran Rp 33.000 – Rp 35.000,- per kilo, bawang putih Rp 18.000,- per kilo, cabai rawit merah Rp 50.000,- sampai Rp 60.000,- per kilo, Cabai Merah Keriting Rp 50.000,- per kilo, tomat Rp 15.000,- sampai Rp 18.000,- per kilo,” rinci Aisyah. “Pasokan cabai datang dari Aceh, Medan dan Lombok. Bawang Merah dari Jawa Timur. Tomat dari Medan. Ada yang pakai kapal ferry, adapula yang lewat pesawat,” terangnya.
Senada, pedagang lain, Rara mengaku tidak ada gejolak harga yang berarti sampai saat ini. “Sampai tahun baru nanti masih aman. Pasokan Cabai dari Aceh juga lancar. Untuk komoditas yang diangkut pakai pesawat harganya Rp 3.000,- sampai Rp 5.000,- lebih mahal dibanding yang diangkut dengan kapal,” ujar pedagang yang juga mengaku asal Aceh tersebut. “Saya jual Cabai Rawit Merah 55 – 60 ribu per kilonya, naik dari sebelumnya 50-55 ribu. Masih wajar kalau saat seperti sekarang ini. Bawang merah Jawa super saya jual Rp 35.000,- per kilo,” pungkas Rara.
Salah seorang pemasok sayuran untuk kebutuhan hotel, restoran dan kafe (Horeka) di Kota Batam, Dahlia, saat ditemui juga mengaku pasokan aneka sayuran terutama cabai dan bawang merah saat Nataru masih terbilang aman dan lancar. “Permintaan memang naik, wisatawan yang ke Batam pun naik. Ada pula yang sengaja datang dari Singapura sekedar belanja di sini, katanya lebih murah,” ucapnya.