Pasca libur lebaran, para petani cabai di sentra produksi Kabupaten Kediri, Blitar, Tuban dan Malang Jawa Timur kini sudah kembali memetik cabai. Selain pasokan kembali lancar, melimpahnya panen cabai di sentra tersebut turut mendorong pergerakan harga cabai turun, terutama cabe rawit merah.
“Peningkatan harga cukup drastis pada lebaran disebabkan berkurangnya pasokan. Petani dan buruh petik mengambil jatah libur untuk berlebaran dengan keluarganya, nah sekarang baru bisa panen. Wajar kalau melimpah hasil panenan kali ini,” demikian penjelasan Suyono dari Paguyuban Petani Cabai Kediri.
Lebih lanjut Suyono menyampaikan, di tingkat distributor, Minggu (9/6), harga cabai merah besar varietas gada Rp 20 ribu dan imola Rp 17 ribu. Harga cabai merah keriting turun menjadi Rp 20 ribu sedangkan harga cabai rawit merah kecil varietas pusaka/brenggolo terjun menjadi Rp 6 ribu, nanu/prentul Rp 4 ribu dan Kencana Rp 5 ribu per kg.
Meski panen melimpah, harga cabai diakuinya masih menguntungkan khususnya jenis cabai keriting dan TW. “Untuk jenis rawit merah memang masih sangat rendah dan diperkirakan akan bertahan sampai bulan Juli. Mudah – mudahan lekas membaik harganya supaya petani tetap semangat menanam atau merawat kebunnya,” kata pria yang dipanggil Yono ini.
Khusus cabai TW, hasil panen banyak diserap oleh industri olahan dan makanan lewat jalur kemitraan. “Untuk cabai rawit merah varietas lokal yang banyak ditanam yaitu brenggolo, manu atau prentul dan kencana. Untuk memperbaiki harga cabai rawit merah, mau gak mau kami harus atur pola tanam sesuai anjuran pemerintah,” imbuhnya.
Menyikapi hal ini, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Yasid Taufik menekankan pentingnya perbaikan rantai pasok dan alur distribusi.
“Oleh karena itu, revitalisasi kelembagaan pemasaran meliputi Sub Terminal Agribisnis, Pasar Tani dan Pasar Lelang menjadi penting. Selain itu, kegiatan pengolahan dapat digalakkan di tingkat petani untuk mengatasi melimpahnya pasokan, sehingga para petani mendapatkan nilai tambah,” ujar Yasid.
Dikonfirmasi terpisah, Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Moh Ismail Wahab, menyebut pihaknya intensif memantau aktivitas pasokan cabai sejak awal puasa hingga masa setelah libur lebaran terutama ke Pasar Induk di Jakarta, Bekasi dan Tangerang.
“Hari ini, Lebaran H + 4, harga di petani berkisar Rp 4 – 6 ribu per kg, sedangkan Lebaran hari H + 3 kemarin, harga terpantau Rp 16 – 18 ribu per kg di petani dan Lebaran H – 2 harga di petani sekitar Rp 6 – 9 ribu per kg. Alhamdulillah harga masih tetap terjaga,” kata Ismail.
Ismail mengakui memang kalau pada Lebaran hari H ada sedikit peningkatan harga di petani, karena buruh petiknya juga libur Lebaran, jadi pasokan belum normal.
“Kami juga pantau kondisi pertanaman di lapangan, masih banyak yang sedang masa panen di daerah sentra. Ini menunjukkan kalau petani sudah menyadari arti manajemen pola tanam yang kami rancang,” sambungnya.
Diakuinya pemerintah tidak hanya fokus pada momen lebaran saja, pasca lebaran pun dikawal ketat karena kebutuhan terus berlanjut.
“Biasanya kan banyak orang mengadakan acara syawalan yang identik dengan sajian masakan, walaupun tidak seperti kebutuhan pada saat Lebaran,” ucapnya.
Bayu, salah satu pedagang sayur keliling asal Depok ketika diwawancara mengaku saat ini mudah mendapat aneka jenis cabai untuk dijual kembali.
“Sudah tiga tahun ini pasokan mudah mas, ngambil di Pasar Kemiri Depok barangnya selalu ada. Malah kadang sama teman patungan langsung ngambil di Kramat Jati, soalnya di Pasar Kemiri pedagang masih pada libur,” ucapnya.
Pemantauan harga di tingkat grosir Jakarta khususnya di PIKJ, Senin (10/6), untuk cabai merah keriting Rp 35 ribu, cabai rawit merah Rp 20 ribu dan cabai rawit hijau Rp 18 ribu per kg.
Editor : Desy