*Rilis Kementan, 6 Agustus 2020*
Nomor : 1046/R-KEMENTAN/08/2020
JAKARTA-Di tengah pandemi Covid-19, sektor pertanian masih tetap tumbuh positif. Salah satunya terlihat dari terus menggeliatnya pemasaran komoditas pertanian, baik yang sifatnya konvensional maupun online. Sebagaimana kegiatan perdana di masa pandemi Covid-19, Pasar Tani Mall to Mall yang berlangsung di Trans Mall Studio, Cibubur, menuai antusias dari konsumen. Omsetnya pun masih cukup besar hingga mencapai Rp 11 juta/hari.
Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian mengatakan, laporan BPS menyebutkan pertumbuhan ekonomi saat ini masih bertumpu pada sektor pertanian. Terlihat dari angka pertumbuhan PDB sebesar 2,19 persen, sedangkan yang lain tumbuh negatif.
“Di tengah pandemi Covid-19 kita tidak salah memilih pertanian. Ternyata tidak ada ruginya kita kelola sektor pertanian. Kalau pun rugi mungkin salah kelola,” katanya di sela-sela berkunjung ke Pasar Tani di Trans Mall Studio di Cibubur, Rabu (4/8). Kegiatan Pasar Tani Mall to Mall ini digerakkan Asosiasi Pasar Tani yang anggotanya petani dan pelaku usaha pengolahan produk pertanian.
Karena itu Prihasto menegaskan, pihaknya terus mendorong kegiatan Pasar Tani Mall to Mall, karena manfaatnya cukup besar. Bukan hanya jualan, tapi juga perkenalkan produk dalam negeri kepada konsumen. “Saya berharap nantinya masyarakat lebih memilih dan mencintai produk dalam negeri,” ujarnya.
Hal ini selaras dengan arahan Mentan SYL untuk selalu mengedepankan produk pertanian lokal dengan upaya-upaya meningkatkan kualitas dari produk lokal tesebut sehingga dapat bersaing dengan produk-produk yang berasal.dari impor .
Bahkan Anton sapaan akrab Dirjen Hortikultura itu menilai, produk pertanian dalam negeri tidak kalah dengan impor. Misalnya, buah lemon dari Sukabumi kualitasnya cukup bagus. Selain airnya banyak, aromanya juga harum. Begitu juga dengan jeruk dari Rejang Lebong, Bengkulu, kualitasnya tidak kalah dengan jeruk impor.
“Selama ini Mall identik dengan produk impor. Dengan Adanya Pasar Tani Mall to Mall masyarakat atau konsumen bisa melihat sendiri kualitas produk pertanian lokal yang tidak kalah dengan impor,” tuturnya. Karena itu Anton meminta kegiatan ini agar terus dikembangkan. Jangan berhenti, tidak hanya di Cibubur, tapi tempat lain, termasuk mall lainnya.
Bukan hanya mendorong kegiatan Pasar Tani Mall to Mall, Anton juga berharap jumlah pasar tani yang kini mencapai 50 di seluruh Indonesia bisa bertambah menjadi 100 pasar tani. Dengan pasar tani, menurut Anton, rantai pemasaran dari produsen ke konsumen menjadi lebih pendek, sehingga konsumen bisa mendapatkan produk pertanian berkualitas baik, tapi harganya juga lebih murah.
Sementara itu Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura, Bambang Sugiharto mengatakan, dengan kegiatan Pasar Tani Mall to Mall diharapkan bukan hanya promosi komoditas pertanian yang diproduksi petani, tapi juga akan menggerakkan kembali UMKM pertanian, khususnya dalam pemasaran hortikultura.
“Kegiatan Pasar Tani Mall to Mall ini ada misi edukasi kepada masyarakat bahwa produk yang dihasilkan petani tidak kalah kualitasnya dengan produk impor. Alhamdulillah, respon masyarakat cukup bagus. Ada stand yang sehari bisa mendapatkan omset hingga Rp 3 juta,” katanya.
Menurutnya, sebenarnya Pasar Tani Mall to Mall sudah dilakukan sebelum Pandemi Covid-19 dan berlangsung rutin. Bahkan kegiatan Pasar Tani bukan hanya di Jabodetabek, tapi juga kota besar di Indonesia. Namun selama ada wabah Covid-19, kegiatannya sempat berhenti.
“Nah, kegiatan kali ini di Transmart studio menjadi yang pertama setelah Pandemi Covid-19. Rencananya Pasar Tani Mall to Mall berikutnya akan berlangsung di Bekasi dan kota kota di Jabotabek lainnya,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Pasar Tani Jakarta, Wiwik Hartati mengatakan, Pasar Tani Mall to Mall di Trans Mall Studio merupakan yang pertama selama Pandemi Covid-19. Saat ini ada 23 pelaku usaha dan delapan pasar tani dari Jabodetabek.
Diantaranya, Pasar Tani Pastan Sugema (Sukabumi); Pasar Tani Tina Talam (Depok); Pasar Tani Rumpun Padi (Wonosobo); Pasar Tani Jati Ayu (Cirebon); Wijaya Mandiri (Jakbar); Pasar Tani Indah Fresh (Depok); Pasar Tani Madu Mutiara Ibu (Cibubur); Kopi Kasepuhan (Sukabumi); Pasar Tani Momicut (Depok), Tina Sansivera (Tangsel), Pasar Tugu Kujang (Bogor) dan Nourma Farm (Tangsel).
“Dengan Pasar Tani ini, petani bisa menikmati hasil dan menjual langsung ke konsumen. Harganya pun di bawah pasar, karena petani langsung jual ke konsumen,” kata Wiwik.
Sementara itu General Manager Transmal Studio, Ritha Batupare mengakui kegiatan Pasar Tani Mall to Mall dapat meramaikan aktivitas di Mall sambil mempromosikan produk lokal ke masyarakat. Bahkan petani dan konsumen langsung berinteraksi.
“Hasil bumi kita ternyata cukup bagus. Mungkin selama ini konsumen tidak pernah mengetahui dan melihat produk yang memang jarang ada. Jadi saya bersukur dengan kegiatan ini,” ujarnya.