Surabaya- Dalam rangka percepatan target dan realisasi luas tambah tanam (LTT) padi dan jagung di Jawa Timur, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto selaku penanggung jawab telah mempersiapkan sejumlah langkah strategis. Beberapa upaya yang dilakukan pada semester II 2019 ini di antaranya melakukan konsolidasi yang melibatkan Kodim, Korem, dinas pertanian provinsi/ Kabupaten/Kota se Jawa timur.
“Konsolidasi ini merupakan salah satu upaya penting kita dalam mengevaluasi capaian target LTT padi dan sekaligus pengembangan strategi percepatan LTT Pajale periode April-September 2019,” ujar pria yang akrab dipanggil Anton saat melakukan audiensi ke Panglima Kodam V Brawijaya dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Jumat (16/8).
Di tengah beratnya tantangan pencapaian target khususnya memasuki musim kemarau saat ini, lanjut Anton, dukungan seluruh pihak perlu lebih disinergikan. Salah satunya melalui penguatan dukungan pimpinan tinggi daerah baik sipil maupun TNI di Jawa Timur.
Panglima Daerah Militer Pangdam V/Brawijaya, Mayor Jenderal TNI Wisnu Prasetja Boedi menyambut baik kedatangan tim. “Kami jajaran TNI di Kodam V Brawijaya siap dan akan terus mendukung kegiatan Kementerian Pertanian terutama padi, jagung dan kedelai serta komoditas hortikultura.”
Pada kesempatan yang sama, Wa Asterdam V/ Brawijaya, Letkol Inf Fifin Zudi Syaifudin mengatakan, “Capaian LTT padi di Jatim, dari target 97.944 ha, baru mencapai 38,15 persen.”
Masih menurut dia, rendahnya realisasi LTT tersebut salah satunya dipengaruhi oleh berkurangnya ketersediaan air, bahkan di beberapa kabupaten sudah tidak ada air sama sekali. Selanjutnya ada keengganan petani menanam karena takut mengalami kegagalan panen dan beberapanya sudah beralih fungsi lahan.
Sejumlah kabupaten/kota tertentu, lanjut Fifin, hingga kini belum memiliki Raperda terkait alih fungsi lahan. “Hingga saat ini hanya 14 kabupaten yang telah berkomitmen untuk tidak alih fungsi lahan.”
Dukungan serupa juga disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, dalam akselerasi upaya khusus padi, jagung dan kedelai di Jawa Timur. Emil berharap di tengah puncak musim kemarau seperti Agustus, target LTT Padi Provinsi Jawa Timur tidak terlalu terpengaruh.
“Untuk itu di beberapa daerah yang masih memiliki sumber air cukup dan memungkinkan untuk pertanaman padi seperti Lumajang, kiranya dapat terus dipacu penambahan luas tanamnya. Selain itu, kami juga berharap implementasi inovasi teknologi di sektor pertanian yang kiranya mampu meningkatkan produksi dan hingga saat ini dirasa belum optimal dapat terus dikembangkan di petani seperti SRI (System of Rice Intensification),” jelas mantan Bupati Trenggalek tersebut.
Pada pertemuan tersebut, Kementerian Pertanian berkomitmen memfasilitasi bantuan berupa sarana dan pra sarana yang dibutuhkan petani. Untuk itu dinas daerah perlu segera berkoordinasi dengan pusat dalam rangka identifikasi kebutuhan petani.
“Tak ketinggalan, selain komoditas tanaman pangan, kami pun juga siap memfasilitasi sarana produksi untuk komoditas Hortikultura kepada petani dan masyarakat Jawa Timur yang membutuhkan,” imbuh Anton.