Brebes (18/8) – Bertepatan dengan kemerdekaan Indonesia ke 72 tahun, Indonesia berhasil melakukan ekspor bawang merah ke luar negeri. Menteri Pertanian bersama dengan Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Tatang Sulaiman, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono, Bupati Brebes Idza Priyanti, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, Deputi Bidang Pertanian Menko Muzdalifah dan Dirjen Hortikultura Spudnik menyaksikan pelepasan 12 truk container bawang merah. Rencananya 300 ton dari total 5600 ton bawang merah akan diberangkat ke Thailand. Menyusul kemudian negara lain seperti Malaysia, Singapura, Timor Leste dan Vietnam.
“Jadi tahun ini kita mampu membalikkan keadaan dari importir menjadi eksportir bawang merah. Ini kita manfaatkan momentum kebangkitan nasional. Ekspor ini kita persembahkan di hari kemerdekaan ini. Tidak ada lagi kata impor, tapi kita terus ekspor. Setelah bawang merah, kita akan mengeskpor komoditas lain seperti bawang putih”, ujar Mentan.
Ekspor bawang merah akan dilakukan beberapa periode dari Agustus hingga Oktober. Pada kesempatan ini Menteri Amran melepas 12 kontainer.
“Nanti panen raya bawang merah mungkin jatuh pada bulan Desember. Makanya kita genjot terus sekarang untuk ekspor, karena stok melimpah dan banyak permintaan dari luar”, ungkap Mentan.
Sebagai informasi, pada tahun 2014 Indonesia tercatat melakukan impor bawang merah sebanyak 72 ribu ton. Lalu pada tahun 2015 impor berkurang menjadi 15 ribu ton. Pada tahun 2016 Indonesia berhenti mengimpor dan tahun ini justeru Indonesia berhasil ekspor bawang merah.
Kemudian, lanjut Menteri Amran, pada periode Januari hingga Juni 2017 produksi bawang merah sebesar 594 ribu ton. Diperkirakan, total produksi bawang merah 2017 naik mencapai 1,68 juta ton, sedangkan kebutuhannya hanya 1,25 juta ton.
Kabupaten Brebes memang sejak lama dikenal sebagai sentra produksi bawang merah terbesar di Indonesia. Brebes memenuhi kebutuhan 30% bawang merah dalam negeri. Sampai dengan Agustus 2017, standing crops bawang merah mencapai 4000 Ha. Sepanjang bulan Juni hingga September 2017 menjadi masa panen raya bawang merah.
Pada saat memberikan sambutan, Menteri Pertanian menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas keberhasilan swasembada beberapa komoditas pertanian. Tercatat pada tahun 2016, produksi padi naik 5% menjadi 79 juta ton. Impor jagung turun 3 juta ton. Indonesia juga tercatat tidak lagi impor cabai dan bawang merah, ke dua komoditas ini telah surplus produksi. Bisa dikatakan Indonesia telah berdaulat padi, cabai dan bawang merah.
Menteri Pertanian mencanangkan swasembada bawang merah pada tahun 2019. Hal itu diamini Direktur Sayuran dan Tanaman Obat. Guna mencapai swasembada bawang putih, Indonesia hanya membutuhkan 60 ribu Ha untuk konsumsi dan 13 ribu Ha untuk benih. Sehingga total lahan yang dibutuhkan seluas 73 ribu Ha untuk swasembada bawang putih berkelanjutan.
Menteri juga menyampaikan bahwa seluruh wilayah Indonesia berpotensi untuk ditanami bawang merah. Jika sebelumnya bawang merah terkonsentrasi di Pulau Jawa, kini Bima, Solok, Enrekang, Bantaeng, Tapin, Maluku Tengah dan beberapa daerah lain sudah dapat memproduksi bawang merah.
Pada tahap awal ini, Indonesia mengeskpor 300 ton bawang merah ke Thailand dari total rencana ekspor sebanyak 5600 ton. Nilai perdagangan dari jumlah ini diperkirakan USD 8,5 juta atau setara dengan Rp 100 milyar.
Harga bawang merah per tanggal 17 Agustus 2017 di tingkat petani Rp 11 ribu/kg dan Rp 15 ribu/kg. Sementara harga bawang merah ekspor ke Thailand dan negara lainnya mencapai Rp 30 ribu/kg. (Dsy)
Pengunaan Bubur Bordo Untuk Pengendalian OPT Buah
leaflpet-bubur-bordo_watermarkDownload
Read more