Banyuwangi (22/3) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memimpin panen perdana bawang putih di Desa Taman Sari, Kecamatan Licin, Banyuwangi. Melihat hamparan bawang putih seluas 116 ha ini membuat dirinya senang dan berbangga hati.
Pertanaman yang dilakukan oleh CV Sinar Padang Sejahtera ini sebagai amanat RIPH pada Permentan 38 tahun 2017. Ketentuan ini mewajibkan importir menanam 5 persen dari kuota impor yang diajukan. Ke depan luasannya akan ditambah dengan sampai 145 ha.
Sejak ditanam sejak Nopember 2017 lalu diakui produktivitasnya berkisar antara 12 – 15 ton per ha. Diprediksi hasil panen bisa mencapai 4000 ton bawang putih basah per tahunnya.
“Bawang putih yang kita panen di Banyuwangi ini baru pertama kali ditanam. Secara nasional sebelumnya tanam 1-2 ribu hektar dan kini tanam 15 ribu hektar. Targetnya pada 2020 tanam 60 ribu hektar sehingga tidak impor lagi,” ujar Mentan Amran dalam acara panen di Banyuwangi.
Mentan berharap jumlah makin meningkat hingga tahun 2020. Menteri berharap hasil yang ditanam saat ini bisa berorientasi ekspor. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai negara pengimpor bawang putih.
Lajan pertanaman ini merupakan lahan tidur milik PT. Perkebunan Lidjen. Lokasi lain yang merupakan pertanaman bawang putih serupa di antaranya Magelang, Temanggung dan Sembalun.
“Ini adalah tempat terindah. Saya berharap 10 ribu ton bawang putih bisa dihasilkan di sini. Tidak semua daerah dapat ditanami bawang putih. Di sini bagus.
Dikatakan oleh Menteri Amran bahwa budidaya bawang putih ini sebenarnya tidak lebih sulit. Kuncinya adalah rajin menanam.
“Kendalanya hanya tidak mau tanam. Kalau tanam tinggal ekspor. Kalau jagung banyak kendala lain yang menyertai”, jelas Amran.
Mentan bahkan memuji kualitas bawang putih lokal. Kualitas 1 siung bawang putih lokal setara dengan 5 bawang putih luar negeri. Saat memuji Mentan sempat berseloroh importir untuk memilih bertanam bawang putih lokal ketimbang impor dari luar negeri.
“Kapan bapak bisa berhenti? Bapak berhenti impor 2019 yaa”, tanya Mentan kepada importir.
CV Sinar Padang Sejahtera menambahkan bahwa sudah ada calon pembeli dari China yang hendak menyaring minyak bawang putih.
Mentan yakin pertanaman ini menjadi bukti persatuan bangsa untuk mengembangkan produksi lokal. Mentan berharap swasembada bawang putih bisa tercapai tahun 2021. Kondisi agroklimat Indonesia mendukung pertanaman bagus.
Pertanaman yang dilakukan oleh CV Sinar Padang Sejahtera ini sebagai amanat RIPH pada Permentan 38 tahun 2017. Ketentuan ini mewajibkan importir menanam 5 persen dari kuota impor yang diajukan. Ke depan luasannya akan ditambah dengan sampai 145 ha.
Sejak ditanam sejak Nopember 2017 lalu diakui produktivitasnya berkisar antara 12 – 15 ton per ha. Diprediksi hasil panen bisa mencapai 4000 ton bawang putih basah per tahunnya.
“Bawang putih yang kita panen di Banyuwangi ini baru pertama kali ditanam. Secara nasional sebelumnya tanam 1-2 ribu hektar dan kini tanam 15 ribu hektar. Targetnya pada 2020 tanam 60 ribu hektar sehingga tidak impor lagi,” ujar Mentan Amran dalam acara panen di Banyuwangi.
Mentan berharap jumlah makin meningkat hingga tahun 2020. Menteri berharap hasil yang ditanam saat ini bisa berorientasi ekspor. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai negara pengimpor bawang putih.
Lajan pertanaman ini merupakan lahan tidur milik PT. Perkebunan Lidjen. Lokasi lain yang merupakan pertanaman bawang putih serupa di antaranya Magelang, Temanggung dan Sembalun.
“Ini adalah tempat terindah. Saya berharap 10 ribu ton bawang putih bisa dihasilkan di sini. Tidak semua daerah dapat ditanami bawang putih. Di sini bagus.
Dikatakan oleh Menteri Amran bahwa budidaya bawang putih ini sebenarnya tidak lebih sulit. Kuncinya adalah rajin menanam.
“Kendalanya hanya tidak mau tanam. Kalau tanam tinggal ekspor. Kalau jagung banyak kendala lain yang menyertai”, jelas Amran.
Mentan bahkan memuji kualitas bawang putih lokal. Kualitas 1 siung bawang putih lokal setara dengan 5 bawang putih luar negeri. Saat memuji Mentan sempat berseloroh importir untuk memilih bertanam bawang putih lokal ketimbang impor dari luar negeri.
“Kapan bapak bisa berhenti? Bapak berhenti impor 2019 yaa”, tanya Mentan kepada importir.
CV Sinar Padang Sejahtera menambahkan bahwa sudah ada calon pembeli dari China yang hendak menyaring minyak bawang putih.
Mentan yakin pertanaman ini menjadi bukti persatuan bangsa untuk mengembangkan produksi lokal. Mentan berharap swasembada bawang putih bisa tercapai tahun 2021. Kondisi agroklimat Indonesia mendukung pertanaman bagus.
Bupati Banyuwangi Azwar Anas menyebutkan bahawa saat ini daerahnya sedang berkonsentrasi membangun kawasan agrowisata. Meskipun pembangunan infrastruktur berlangsung dengan pesat, sektor pertanian tetap menjadi nilai utama.
Angka kemiskinan di Banyuwangi turun dari 20,4 persen manjadi 8,6 persen. Bupati sempat berujar agar daerah lain bisa meniru kesuksesan Banyuwangi.
“Angka kemiskinan di Banyuwangi turun dari 20,4 persen manjadi 8,6 persen. Kalau mau belajar menurunkan kemiskinan, belajarlah dari Banyuwangi. Ekonomi perlu tumbuh dan lingkungan harus tetap terjaga”, ujar Bupati
Bupati juga menambahkan bahwa komoditas jagung, bawang semua bisa ditanam di daerah ini. Daerah mana saja bisa digunakan. Pemerintah daerah berprinsip pembangunan derah beserta infrastruktur terus dijalankan tanpa menggusur lahan pertanian.
Disampaikannya bahwa wisatawan terus tumbuh, terbukti dengan dibukanya penerbangan langsung. Bahkan Banyuwangi mendapat slot gratis untuk iklan senilai Rp 20 Milyar di Eropa. Diharapkan kawasan bawang putih di daerahnya ini dapat menjadi areal agrowisata baru.
“Ini adalah tempat terindah. Saya berharap 10 ribu ton bawang putih bisa dihasilkan di sini. Tidak semua daerah dapat ditanami bawang putih. Di sini bagus”, puji Mentan.
Menteri yakin bahwa tiap jengkal di bumi pertiwi cocok untuk ditanami bawang putih. Pertambahan penduduk tiap detik mengartikan bahwa kebutuhan akan pangan makin bertambah.
“Negara kita subur. Produksi beras kita meningkat. Tiap detik bayi lahir. Di saat penduduk naik, sekarang kita bisa ekspor. Baik beras dan bawang, satu per satu kita lakukan. Pemerintah sudah berusaha”, jelas Mentan.
Mentan juga mengarahkan untuk penambahan areal tanam untuk komoditas lain. Hal ini dilakukan dengan menyesuaikan potensi tanah. Mentan berharap kopi bisa ditanam di banyuwangi.
Dalam panen tersebut Menteri turut memberikan sejumlah paket penambahan kawasan berikut alat mesin pertanian yang diperlukan para petani. (Dsy)